Gulf turun dari pesawat pribadinya dengan pinggang nya masih direngkuh posesif oleh Mew.
Mereka langsung naik mobil dan segera menuju mansion, Gulf tertidur dalam dekapan Mew karna masih sangat lelah.
Kurang lebih empat puluh menit mereka sampai di mansion tapi mansion terlihat sangat sepi.
Mew menggendong Gulf untuk menuju ke kamar nya tanpa bertanya dimana keberadaan anak-anak nya karna pasti mereka bersenang-senang di luar sana.
Meletakkan secara perlahan Gulf di ranjang Mew langsung ke kamar mandi membersihkan diri, tidak lebih dari dua puluh menit dirinya sudah keluar dengan pakaian santai dan menuju ke ruang kerja.
Saat membuka pintu dia mendapati Pawat yang tiduran di sofa besar dan bermain ponsel.
Pawat hanya melirik karna merasa pintu terbuka dan melihat daddy nya. "Sudah puas dad?" Tanya nya.
Mew duduk di kursi kerja nya dan menipis kan bibir nya, "Sangat puas putraku, kau akan segera mendapatkan adik lagi" Jawab nya datar.
"Boleh asal tidak menggeser diriku yang menjadi ahli waris dari keluargamu" Cuek nya, Pawat harus mempertahankan posisinya sebagai ahli waris. Memang ketiga adik nya tidak tertarik dengan semua bisnis Mew, tapi suatu saat pasti mereka akan berebut bukan?
"Tenang saja kekayaan ku sangat banyak jadi kau tidak perlu khawatir" Mew memeriksa tumpukan berkas yang dia tinggal kan beberap hari ini dengan sangat fokus.
Pawat melirik daddy nya dan kembali bermain ponsel nya mengirim pesan pada Awin karna sang daddy telah kembali.
Tanpa mengucap kan sepatah kata pun dia keluar dari ruang kerja dan Mew hanya menggeleng pelan sudah terlalu biasa dengan sikap Pawat yang tidak sopan pada nya.
Pawat melihat nya sangat datar dan dingin berbeda saat bersama dengan Gulf, anak sulung nya itu pasti akan bertingkah seperti kucing yang akan kawin. Malu-malu!
.
.
.Gulf menggeliat dengan menguap lebar dia melihat sekitar dan mencoba duduk bersandar, melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul empat sore dirinya segera membersihkan diri.
Hanya butuh waktu lebih dari setengah jam Gulf selesai dengan mandi nya, dia memakai kaos dan celana pendek sepaha.
Kaki nya keluar dari kamar menuju ke lift, Gulf mengetuk kan jari nya di dagu berfikir cara membuat Singto untuk menerima undangannya.
Ting.
Lift terbuka dan Gulf segera keluar tapi langkah nya terhenti mendengar perdebatan dari ruang tamu.
Mendekati dan dia melihat Mew sedang memarahi Awin, Gulf tidak terima anak kesayangannya di marahi.
"Phi! Ada apa?"
Mew melihat Gulf mendekat dan dia langsung meredam emosi nya, tadi dia sedang bekerja tapi Awin masuk ke dalam ruangannya dan menjelaskan semua yang terjadi.
Tentu dirinya sangat marah karna se brengsek apapun dia, Mew tidak ingin anak-anak nya mengikuti jejak jelek nya.
"Ada apa? Kenapa kau memarahi putra ku?" Tanya Gulf kembali karna keterdiaman dari Mew.
"Dia terlalu di manjakan oleh mu, lihat anak ini menjadi brengsek!" Desis nya menajam melihat Awin.
Gulf melihat suami nya kesal, "Jangan mengatai anak ku! Jelas kan ada apa, phi" Tekan nya.
"Dia merusak seorang wanita" Geram Mew bahkan terlihat wajah nya kaku dan rahang mengetat menandakan pria itu benar-benar di batas emosi nya.
Gulf melihat anak nya yang masih menundukkan kepala, "Benar itu Awin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
JONG'S FAMILY S2
Fiksi PenggemarS2 dari single mother! kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia? tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka. ...