Tubuh yang hampir terjatuh itu langsung di tangkap oleh Nanon. Matanya berkaca melihat darah segar mengalir di perut Chimon.
Chimon terbatuk bibirnya langsung memucat tapi terdapat sedikit senyum terulas.
Tangan nya dia bawa untuk mengusap pipi Nanon yang basah oleh air mata, "Jangan menangis karna aku... " Lirih nya terbata menahan sakit.
Nanon menggeleng kecil dia semakin menangis melihat sang kakak yang kembali mengorbankan hidupnya untuk nya.
"Kenapa kau menyelamatkan ku? Jika aku mati kakak dan Pawat---"
"Karna aku menyayangimu... Aku uhuk---tidak bisa melihatmu mati.... Aku menyayangimu Nanon... "
Chimon memaksa tersenyum melihat adik nya yang begitu mirip dengan sang papi dan wanita itu. Adik yang sangat dia sayangi sampai sekarang, Nanon tetap lah adik kecil nya.
Bibirnya bergetar mengeluarkan isakan, "Maaf atas semuanya.... Maaf merusak uhuk---hubungan kita. Kau tetaplah adik kecil ku.... " Mata nya memburam tapi sekuat tenaga dia menahan agar tidak terpejam.
"Hiks aku mohon jangan meninggalkan ku.... " Nanon hanya mempunyai Chimon, jika kakak nya pergi dia bersama siapa?
Awin mematung melihat Chimon yang bersimbah darah dengan langkah nya yang berat dia melangkah mendekat.
"Chi.... " Lirihnya melihat sahabatnya tergeletak di pangkuan Nanon.
Chimon menatap pada mata bulat yang memerah itu dia memandang cukup lama Awin sambil tersenyum.
"Jaga Nanon untuk ku Awin.... Kau sahabat terbaik ku, aku juga menyayangimu, maaf... "
Perlahan mata itu terpejam dan tangan yang tadi berada dipipi Nanon terjatuh.
Tangisan Nanon terdengar bahkan bibirnya terus memanggil nama Chimon.
Gulf langsung berlari menghampiri mereka bertiga dia ikut menangis melihat calon menantu nya sudah tak bernyawa.
"Bagaimana bisa ada penyusup?!" Bentak Mew pada bodyguard yang berjaga di sekitar taman.
Mew menatap mereka tajam yang menundukkan kepalanya. "Cari orang yang sudah membunuh menantu ku, seret dia kemari." Bentak nya penuh amarah.
*****
Pemakaman itu terlaksana dengan tangisan tiada henti dari Nanon, Chimon di makam kan dekat dengan Gun dan Off.
Langit mendung mendukung kesedihan mereka atas kepergian salah satu anggota keluarga mereka.
Nanon terduduk di dekat makam itu kepala nya menunduk, tangan nya terkepal di atas pahanya.
"Nanon ayo pulang sebentar lagi akan turun hujan.... " Awin mendekat memeluk bahu bergetar itu.
"Aku masih ingin disini." Jawab nya pelan disela isakan nya.
Gulf menatap nanar pada dua anak nya dia menghampiri Awin dan Nanon.
"Awin lebih baik ayo pergi... Biarkan Nanon disini." Ucap Gulf berbisik.
Awin menatap mommy nya.
"Aku akan menunggu mu di mobil ya?" Ucap Awin.
Mereka pergi meninggalkan Nanon yang masih terdiam di samping makam Chimon, Awin menunggu di mobil sambil menatap kosong ke depan.
.
.
.
Nanon mengusap air matanya kasar dia menggigit bibirnya agar isakan nya tidak terdengar siapa pun."Kenapa ikut meninggalkan ku? Aku tidak mempunyai siapapun, kak Chi..... Aku yang seharusnya mati, kenapa kau mengorbankan nyawa untuk orang seperti ku?" Isak nya lirih.
"Aku anak dari wanita yang merusak keluarga kalian tapi kenapa kau berkorban untuk ku? Aku anak haram kak.... " Nanon seharusnya yang mati, Nanon seharusnya tidak terlahir di dunia ini.
Tangan nya mengusap nisan Chimon dengan pelan, "Di kehidupan selanjutnya aku janji tidak akan terlahir di keluarga mu. Aku janji di kehidupan selanjutnya kita tidak akan bertemu, dan aku tidak merusak atau merebut sesuatu yang menjadi milik mu...."
"I promise... " Lanjut Nanon purau.
Dari jauh sana terdapat seorang pria yang menatap penuh kesedihan pada makam itu.
Perth Tanapon.
Pria yang dengan tulus mencintai Chimon menatap sendu pada pemakaman sahabatnya. Dia terlalu kehilangan arah hidupnya setelah mendengar kabar ini.
Pria itu rela melepaskan orang yang dia cintai untuk bersama dengan orang lain, asal Chimon bahagia maka dia turut berbahagia.
Tapi kenapa bisa berakhir dengan tragis seperti ini?
*****
Pawat hanya menatap datar pada foto nya dan Chimon bahkan dimatanya tidak ada rasa kehilangan atau pun kesedihan.
Dia memang dari awal tidak mencintai Chimon jadi kepergian Chimon tidak berpengaruh padanya.
"Bahkan kepergian mu tetap membuat Nanon bersedih.... " Ucap Pawat dengan dingin.
Pawat mengambil foto itu dan membuang di kardus tempat yang sudah penuh dengan barang milik Chimon.
"Dari awal kau seharusnya sudah mati.... Kau hanya menyusahkan dan memberi kesakitan untuk semua orang.... Manusia egois seperti mu memang tidak pantas untuk hidup." Ucap Pawat.
Raut datar itu membersihkan kamarnya menghilangkan semua tentang Chimon.
"Kenapa kau tidak mati sejak dulu.?? " Gumam Pawat.
Tangan nya terkepal mengingat percakapan nya pagi tadi dengan Chimon, pagi sebelum kejadian itu terjadi mereka sempat berdebat panjang.
*****
Flashback on.Chimon menatap pada Pawat yang baru keluar dari kamar mandi, hubungan mereka renggang karna perdebatan semalam yang cukup menguras emosi nya.
"Pawat, les't talk."
Pawat melemparkan handuk nya di ranjang menatap malas pada Chimon, "Aku malas berdebat." Datar nya cuek.
Chimon duduk di kursi meja rias dia menatap pada Pawat yang tidak mau menatap nya.
"Kenapa kau tidak bisa mencintai ku?"
Pergerakan Pawat yang memainkan ponsel nya terhenti tanpa menatap pada Chimon dia menjawab dengan enteng.
"Karna kau bukan Nanon.. "
"Apa yang tidak aku punya dari Nanon?"
"Kau tidak mempunyai hati, egois dan terlalu angkuh."
Chimon menahan diri agar tidak langsung menangis begitu saja mendengar perkataan itu.
"Pernahkah sekali saja kau mempunyai niat untuk membuka hatimu padaku?"
"Tidak."
"Aku mencintaimu.... "
"Aku mencintai Nanon."
Chimon tersenyum miris dia sudah tidak bisa menggapai Pawat, bahkan mereka sudah sedekat ini tapi kenapa masih terasa sangat jauh?
"Kalau di kehidupan selanjutnya kita bertemu, bisa kau mencintai ku?" Tanyanya.
Sekarang Pawat menoleh pada Chimon tatapan nya sulit di artikan tapi Chimon tahu dengan jelas dimata tajam itu tidak ada ruang untuk kisa mereka berdua.
"Aku akan tetap mencintai Nanon bahkan di kehidupan selanjutnya ataupun sebelum nya, aku akan tetap mencintai Nanon. Hatiku hanya untuknya, dan tidak ada yang bisa menggantikan Nanon.... "
Chimon tersenyum tipis dia lalu berdiri. "Pawat aku hanya meminta di kehidupan selanjutnya, kisah kita bisa berbeda dan jauh lebih baik." Ucapnya berlalu pergi dari sana meninggalkan Pawat seorang diri dikamar mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
JONG'S FAMILY S2
FanfictionS2 dari single mother! kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia? tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka. ...