JF 44.01🌻🌞

1.1K 113 62
                                    

"Mew.... "

Mata Mew yang semulanya fokus pada ponselnya menoleh saat suara seorang wanita memanggilnya dengan lembut.

Jantung Mew bekerja lebih cepat dari biasanya melihat siapa yang datang, seseorang yang sangat dia hindari kehadirannya selama ini.

Wanita itu mendekat dengan menggendong anak bayi, "Kau masih mengingat ku?" Tanya nya tetap mempertahankan senyum penuh kerinduan nya.

"Nina... "

Senyum nya semakin mengembang kala namanya masih di sebut oleh pria yang pernah hadir di kehidupannya tiga tahun lalu.

"Rupanya kau masih mengingat ku." Lirih nya.

Mata Mew teralih pada bayi dalam gendongan Nina tubuh nya menegang saat bayi berumur sekitar satu tahun setengah itu membuka matanya yang bulat dan menatap padanya.

"Dia?"

"Hmm dia anak kita yang tidak kau akui saat itu. Aku memutuskan untuk melahirkan nya karna kehadiran nya tidak salah Mew, disini kita lah yang salah karna memulai sesuatu yang tidak akan pernah bisa di maafkan oleh istrimu." Jelas Nina menatap pada putrinya yang berusaha menggapai wajahnya dengan tangan mungil nya.

Hati nya berdetak kencang tidak tahu harus bahagia atau takut dengan semua ini tapi satu hal yang Mew yakini jika dia menyesal pernah menyuruh Nina menggugurkan janin itu.

Bayi perempuan yang selalu dia harapkan kehadirannya di pernikahannya bersama dengan Gulf justru di beri oleh wanita yang pernah menemani nya tiga tahun lalu saat melakukan perjalanan bisnis.

"Boleh aku menggendong nya?" Tanya Mew Hati-hati.

"Dia juga anak mu Mew." Nina menyerahkan bayi nya kepada pria yang menjadi ayah dari sang anak.

Tangan Mew yang kekar mendekap erat bayi bertumbuh gempal dan sangat manis itu, dia menatap penuh kelembutan dan rasa bahagia yang membuncah.

"Maafkan aku...?"

"Abbyna." Jawab Nina.

"Cantik. Nama yang sangat cantik... " Mata bulat jernih yang mirip dengan Nina serta hidung nya yang mancung seperti Mew.

Abbyna adalah perpaduan antara Mew dan Nina benar-benar campuran. Cantik, putri nya sangat cantik itu lah batin Mew selama menggendong Abbyna.

Mereka mengobrol bersama Mew bahkan terlalu excited dengan Abbyna mempertanyakan pertumbuhan nya bahkan meminta maaf kepada Nina dengan tulus.

"Aku akan bertanggungjawab dengan mu dan Abbyna."

Nina menatap Mew sembari menggeleng. "Kau sudah mempunyai Gulf." Tolak nya lembut.

"Tanpa dia ketahui." Balas Mew, tetap sama seperti dulu sangat gegabah mengambil keputusan.

"Sudah siap dengan konsekuensinya? Kau akan di tinggal kan oleh Gulf. Kau bisa Mew bertemu dengan Abbyna, bebas untuk membawanya bermain dan kau bisa bertanggungjawab tapi hanya untuk Abbyna bukan untuk ku." Jujur Nina sebenarnya sangat ingin egois meminta Mew bersama nya tapi tidak mungkin dia merusak pernikahan Mew dan Gulf yang sudah sangat bahagia itu.

"Tapi Nina.... "

"Mew kalian mempunyai empat anak bahkan sekarang Gulf juga tengah mengandung kan? Jangan egois Mew! Cukup tiga tahun lalu kau membuat kesalah karna tidak bisa menahan nafsumu, jangan menyeretku kembali kedalam hidup mu dan membuat aku kembali putus asa dengan kehidupan. Kau tetap papa Abbyna... "Jelas Nina panjang lebar berharap Mew mengerti dengan penjelasan nya.

Tapi Mew tetap lah Mew pria egois dan ceroboh mengambil tindakan tanpa memikir kan apa yang akan terjadi kedepan nya.

"Kita bisa menikah sirih Nina... Aku akan bertanggung jawab dengan kalian tanpa di ketahui oleh Gulf." Tegas Mew.

Mew hanya ingin mempertanggung jawab kan perbuatan nya tiga tahun lalu apa itu salah? Dia hanya terlampau senang memiliki putri yang selalu dia harapkan kehadiran nya dan Nina dapat memberikan itu, Mew akan bertanggung jawab atas kejadian tiga tahun lalu.

Tiga tahun lalu dimana dia melakukan perjalan bisnis dan mabuk tanpa sengaja menarik seorang wanita ke dalam kamar dan menggagahi nya, membayangkan itu adalah Gulf, istrinya.

Tapi pagi hari dia terbangun dan mengingat semua itu bukan malah merasa bersalah Mew dan Nina menjalin hubungan dan sering melakukan sex selama tiga bulan.

Mew memutuskan Nina secara sepihak karna mengetahui wanita itu tengah hamil, dia meninggalkan Nina tapi jika tahu anak yang di kandung Nina adalah anak perempuan Mew pasti bertanggung jawab.

"Mew---"

"Nina aku mohon... " Melas Mew.

"Aku takut.... " Resah Nina.

"Aku akan melindungi mu dari Gulf." Yakin Mew.

Omong kosong.

Padahal setiap Gulf berada di puncak emosinya pun Mew menciut takut dengan kemarah si manis.

*****

"Gulf kau yakin mengirim Awin pergi ke Italia?" Tanya Mild.

"Mew keras kepala ingin Awin tinggal disana." Balas Gulf cuek mengusap perutnya.

Mild menyilakan kakinya di atas sofa dan menopang kepalanya menatap Gulf. "Aku tidak paham dengan cara berfikir nya suami mu. Bukan kah seharusnya jangan di kirim kesana, biarkan Awin berada disini dan menyelesaikan semuanya." Mild kadang heran dengan dua pasangan ini, pikiran mereka tidak bisa ditebak dan dia yakin kedua pasangan ini pun memiliki sesuatu yang lebih mengejutkan nantinya.

"Mild aku pun ingin nya seperti itu tapi jika Mew sudah mengatakan A maka akan tetap A dan tidak bisa di bantah."

"Kau lemah. Padahal dulu kau yang memegang kendali atas Mew tapi sekarang kau yang di kendalikan? Ck." Cibir Mild.

"Ada saatnya aku memegang kendali itu Mild. Aku sekarang masih malas nanti mungkin jika sudah melahirkan anak ini." Lirik Gulf pada perut nya yang buncit besar.

"Aku menantikan hari itu tiba, sudah lama sekali aku tidak melihatmu emosi dan marah. Aku merindu kan sosok Gulf yang tegas tidak seperti sekarang, manja." Ejek nya yang di tanggapin oleh Gulf dengan memenye-menye kan bibirnya.

Segini dulu gays aku mauuu lanjut keliling festival dulu yaaa😗

JONG'S FAMILY S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang