S2 dari single mother!
kata siapa jika pernikahan yang saling mencintai berakhir bahagia?
tapi pernikahan dari Mew dan Gulf selalu di sertai oleh kebahagiaan, sekali lagi perlu di ingatkan bahwa ada takdir yang bisa merenggut kebahagiaan mereka.
...
"Nanon hebat sayang... Mom bangga nak." Gulf memeluk tubuh yang masij terduduk sembari melihat bangunan yang terbakar itu.
Nanon meneteskan air matanya mendengar pujian itu dia langsung memeluk Gulf dengan erat.
"I managed to reply mom."
Cup.
Gulf mengecup kepala Nanon dan mengangguk sambil tersenyum. "Mommy bangga kepada Nanon." Ucap Gulf berbisik.
Awin dan Mew yang berada di belakang tersenyum lalu menghampiri mereke berdua. Mew ikut memeluk Nanon sambil memuji anak itu, Nanon berhasil membalas semuanya hingga tuntas.
"Daddy sangat bangga sayang." Bisik Mew.
Mereka bertiga berpelukan sementara Awin menatap ketiganya sambil mengusap air matanya yang menetes.
Sekarang urusan Nanon sudah tuntas hanya tinggal sang kakak nya lah yang memohon ampun, tapi untuk itu Awin berharap Nanon akan benar-benar meninggal kan Pawat.
Awin sangat tahu kalau Nanon masih mempunyai rasa pada Pawat tapi rasa itu bisa membuat Nanon hidup dalam kesendirian yang menyakitkan.
Dia berharap semuanya sudah cukup sampai disini, dan Nanon melangkah tanpa membawa perasaannya pada Pawat.
*****
"Chi stop untuk menyalah kan Nanon, karna ini juga salah dari kakek mu."
Chimon memandang berang pada Pawat yang berdiri tidak jauh dari ranjang mereka.
"Pawat dia membunuh kakek ku! Nanon membunuh kakek nya sendiri." Bentak Chimon kepada tunangan nya.
"Tidak ada seorang kakek yang memperkosa cucunya sendiri. Biarkan Nanon membunuh bedebah itu!" Bentak balik Pawat pada Chimon yang menatap nya sendu.
Chimon menghapus air matanya sendiri memukul dada yang terasa sesak.
"Kau selalu membela nya, kau selalu berpihak padanya. Aku ini tunangan mu tapi kenapa hanya Nanon yang selalu kau bela? Dimana hati mu Pawat, kau menyakiti diriku." Isak Chimon menatap kecewa pada Pawat. Semuanya berantakan, semenjak Nanon kembali Pawat semakin kasar padanya.
"Karna aku mencintai nya... "
Tangis itu semakin terdengar sangat pilu. Chimon juga disini korban tapi kenapa semua hanya berpihak pada Nanon? Apa karna Nanon menunjukkan luka nya? Makanya semua orang mencintai dan menjaga nya.
Apa jika Chimon menunjukkan rasa sakitnya mereka juga akan mencintai nya?
"Berhenti untuk menjadi egois Chi karna itu terlihat memuakkan, kau selalu egois dalam segala hal. Aku muak melihat nya, Nanon dan kau memang berbeda. Seharusnya sejak awal aku tidak bersama mu." Pawat mendorong pelan Chimon untuk menyingkir dia lalu keluar dari kamar untuk menuju ke ruang tamu, di dekat Chimon terlalu memuakkan dan sangat menyesakkan.
Chimon menjatuhkan tubuh nya bahu sempit itu bergetar mendengar perkataan sarkas Pawat. Dia juga korban, Chimon juga memiliki luka hanya saja dia tidak menunjukkan nya.
Chimon juga memiliki beban dan luka besar nya sendiri.
Dari dulu dia banyak mengalah untuk Nanon apakah disaat dewasa dia tidak boleh sedikit saja menjadi egois? Kenapa semuanya menyalah kan dan mengutuk nya? Kenapa tidak ada seorang pun yang mengerti dia dan memberikan nya pelukan.
Chimon butuh satu orang saja yang mengerti nya, mengerti tentang luka nya, mengerti tentang seberapa besar dia juga menyayangi Nanon tapi kalah dengan rasa irinya.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.