JF 63 🌻🌞

1.4K 136 16
                                    

Tiga bulan kemudian.

Awin masuk kedalam ruang inap Nanon dilihat nya Nanon yang sudah sadar sedang duduk bersandar.

"Nanon... " Ucap Awin tersenyum memeluk tubuh teman nya tersebut.

"Aku merindukanmu." Pelan Awin, dia sangat bersyukur dengan kesadaran Nanon dan juga tentang kabar kehamilan Nanon yang berjalan hampir tiga bulan ini.

Nanon tidak membalas pelukan itu dan mendorong tubuh Awin pelan, "Aku ingin menggugurkan anak ini." Datar Nanon mengalihkan pandangan matanya ke arah lain.

"Nanon---"

"Aku membencinya." Satu kata yang keluar itu membuat Awin diam tak berkutik.

Rasa bencinya begitu menumpuk pada Pawat, dia membenci pria itu karna merenggut semuanya. Bahkan sekarang dia harus mengandung anak dari Pawat, Nanon tidak suka dia sangat ingin membuat bayi ini menghilang.

Di tambah Pawat lah yang membunuh kakak nya, Nanon semakin ingin membuat pria itu tidak bisa lagi mengirup udara dengan bebas.

Dendam nya kian membesar untuk Pawat.

Anak ini tidak boleh lahir dia harus mati bagaimana pun caranya.

"Nanon aku mohon.. " Mata Awin berkaca dia memohon untuk kali pertama kepada seseorang, Awin merendahkan harga dirinya agar peninggalan terakhir sang kakak tetap ada.

Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menatap Awin, takut jika menatap mata bulat itu maka dirinya akan luluh.

"Dia harus mati... " Gumam Nanon lirih.

Awin menggeleng dengan cepat, "Aku mohon pertahankan dia, hanya beberapa bulan lagi dia akan lahir. Aku yang akan merawat nya, kau bisa memberikan bayi itu padaku." Awin rela merawat bayi itu seperti anak nya sendiri, dia akan mengusahakan apapun asal anak itu tetap terlahir.

Bayi itu harus lahir karna sekarang hanya anak itu lah yang bisa membuat mereka merasakan kehadiran dari Pawat.

Mommy nya sudah cukup menangisi kepergian kakanya selama ini, jangan sampai anak itu ikut meninggal dan semakin membuat mommy nya terpuruk.

Nanon menatap Awin dengan tajam. "Anak ini harus tetap mati, aku harus memberikan hukuman yang setimpal pada Pawat!" Bentak Nanon.

Anak ini pasti cukup berharga untuk Pawat maka dari itu Nanon ingin membunuh seseorang yang berharga bagi pria itu. Dia ingin merenggut suatu hal dari Pawat sama hal nya Pawat yanh merenggut nyawa kakak nya.

Awin bersimpuh di samping ranjang Nanon tangan nya mengepal diatas paha.

Nanon terkejut melihat itu karna mengetahui seberapa penting nya harga diri Awin selama ini. Pria itu tidak pernah sekalipun merendahkan harga diri untuk memohon, padahal anak ini tidak sepenting itu untuk dipertahankan.

"Aku mohon...... Nanon pertahankan anak itu, dia peninggalan terakhir dari kakak ku. Aku yang akan merawat nya dan ku jamin dimasa mendatang kau tidak akan disusahkan oleh nya." Ujar Awin pelan penuh keyakinan.

"Awin.... "

Awin mendongak matanya sudah memerah penuh air mata, "Aku memohon kepadamu, kau bebas meminta apapun bahkan semua harta milikku, aku akan berikan tapi aku mohon pertahankan dia... " Demi tuhan ia akan memberikan segala nya untuk Nanon selama sahabatnya itu bersedia melahirkan anak dari kakak nya.

Tangan Nanon mengepal didua sisi tubuh nya. "Berdiri." Semarah apapun dan sebesar apapun dendam nya terhadap Pawat, dia akan tetap luluh jika Awin yang memohon padanya.

Melihat Awin tetap diposisi sebelumnya Nanon kembali membuka suara. "Aku akan mempertahankan anak ini. Tapi dengan satu syarat." Awin menatap pada Nanon dengan pandangan bertanya.

JONG'S FAMILY S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang