STL 56

4.3K 390 12
                                    

Don't forget to vote and coment,
thank you 💛💓🖤

LISA POV.

Bagaimana ini Tuhan.. Kenapa harus memberikan cobaan yang begitu berat bagi kami terlebih istriku, apa yang harus aku ucapkan kepadanya, Tuhan.

Jennie memang hanya meminum pil penunda kehamilan, kita tidak tau jika masih ada kemungkinan masih bisa hamil dan aku baru tau dari dokter jika masih ada kemungkinan untuk bisa hamil meskipun sudah meminum pil, namun kenapa cobaan kali ini sunguh begitu berat.

Sulit untuk hamil lagi? Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika aku memberitahu semuanya kepada Jennie, memiliki banyak anak adalah salah satu keinginan kami.

Apalagi Jennie selalu mendesain pakaian-pakaian bayi, dan anak apa yang harus aku lakukan?!!!.

Aku tidak berani untuk masuk ke ruangan Jennie, dia pasti akan bertanya kenapa dia sampai mengeluarkan darah, sungguh aku tidak sanggup. Hikss kenapa hal seperti ini terjadi padanya, Tuhan.

Kenapa tidak padaku saja aku rela sesuatu yang buruk terjadi pada diriku, tapi jangan pada istri dan anakku. Mereka kekuatan dan kelemahanku.

Aku memilih duduk di depan ruangannya mengusap kasar wajahku lalu meremas rambut menggunakan kedua tanganku, aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku lalu menangis terisak.

Tidak lama aku merasakan pundakku ada yang menepuk pelan membuat aku mendongak dan melihat seorang suster lah yang menepuk pundakku segera aku menghapus air mata yang masih menetes lalu bertanya.

"Ada apa? Istri saya baik-baik saja kan?." Suster itu mengangguk.

"Istri anda sudah sadar dan dia mencari anda sekarang."

Segera aku beranjak dari sana untuk menemui Jennie, tadi dia pingsan akibat rasa sakit yang tidak bisa dia tahan lagi, tidak peduli apa yang akan dia tanyakan nanti sekarang aku hanya ingin memeluk tubuhnya.

"Hubby." Lirihnya

Aku segera berlari lalu memeluk erat tubuhnya tidak terasa aku mengeluarkan air mata lagi dengan cepat aku menghapusnya agar Jennie tidak mengetahui.

"Masih sakit hm?." Tanyaku dan aku mengumpat sebab nada suara ku sedikit serak karena menangis tadi membuat dia mengerutkan keningnya.

"Tidak sayang, tapi kenapa nada kamu seperti itu? Kamu habis menangis?." Tanyanya khawatir sambil mengusap pipiku.

Ya Tuhan.. Aku tidak sanggup menceritakan semuanya pada Jennie, aku menunduk lalu menggeleng berusaha kuat agar aku tidak menangis di hadapannya.

"Jangan berbohong hubby.. Apa terjadi sesuatu padaku Sehingga kamu seperti ini?." Tanyanya.

Aku menggeleng dengan kepala yang menunduk sebab kalau aku mendongak Jennie akan tau kalau aku sedang menyembunyikan sesuatu.

"Bicara hubby! Atau aku yang akan bertanya langsung pada dokter, jika kamu berbohong aku akan marah besar padamu." Ancamnya membuat aku mendongak, sial! Air mata ini kenapa keluar.

"Eoh? Kamu menangis?." Jennie dengan lembut menyeka air mata yang menetes itu. "Kenapa hubby? Ada apa?." Tanyanya untuk kesekian kalinya.

Aku menarik tubuhku dari pelukan kami lalu menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan, bagaimana pun aku harus menceritakan yang sebenarnya aku tidak mau sampai Jennie tau sendiri dan marah padaku karena aku menyembunyikan ini darinya.

Kamu tenang saja sayang apapun yang terjadi padamu, aku tidak akan pernah mengubah rasa cintaku padamu kita akan tetap bersama hingga hanya maut yang memisahkan.

SEMPITERNAL (G!P) - JENLISA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang