48. Tempat Yang Tepat

4.6K 651 428
                                    

Jangan lupa nabung gaes. The Last Rute terbit bulan ini🔥

🥀

I can't show you how to love yourself
But I promise you
I'll be the one by your side
I won't tell you the truth about love
It's so difficult for me
Babe, I don't want you to get hurt

🎵Keep you safe - Yahya🎵

🥀

Aqila berdiri di depan kaca, menatap dirinya yang mengenakan dress putih dan rambut dikepang samping agak berantakan. Wajah mulusnya sudah dipoles makeup yang tidak terlalu menor, justru terkesan natural. Jantungnya bertalu-talu mendatangkan kegelisahan. Telapak tangan yang basah bukan karena air keran, melainkan oleh keringat. Bahkan sesekali kedua tangannya gemetar tanpa bisa ia cegah.

Ini adalah hari penting baginya, hari yang sangat bersejarah. Selama beberapa tahun menekuni bangku sutradara, baru kali ini ia diberi kesempatan menangani projek layar lebar. Biasanya Aqila terlibat projek kecil seperti web series atau FTV. Oleh sebab itu, hari ini perasaannya sangat campur aduk. Ada perasaan lega lantaran proses pembuatan film sudah selesai. Namun juga ada beban di pundak yang harus dipikulnya, beban dari ekspetasi banyak orang dan Aqila tidak ingin mengecewakan harapan-harapan tersebut.

Kadang-kadang, ketika ia sedang menatap dirinya sendiri seperti ini setelah mendapat tanggung jawab besar atau mendapat pencapaian yang menakjubkan, ada saja pikiran jahat yang melintas di benaknya. Pikiran jahat itu akan menjelek-jelekkan dirinya, berkata jika perempuan rusak sepertinya seharusnya tidak pantas mendapatkan pencapaian yang seperti ini, seharusnya anak perempuan yang dikhianati ayahnya tidak pantas sukses. Dan jika pikiran jahat itu sudah muncul, maka Aqila hanya tertunduk dengan senyuman getir.

Sebenarnya, dibandingkan orang lain, dirinya lah yang jahat. Jahat pada diri sendiri, yang selalu merasa tidak layak, yang selalu merasa buruk, merasa kurang, merasa rendah dan berdosa. Padahal bahkan seorang pelacur pun berhak menjadi jaksa dari kasus pemerkosaan. Apa orang-orang akan bilang yang dilakukannya hanya sekedar cari muka dan menutup aibnya saja? Apa orang-orang akan mulai mempersalahkan noda hitam masa lalunya? Apa orang-orang akan beranggapan jika ia melakukannya hanya demi uang dan kepopuleran seolah dirinya munafik?

Tidak, pelacur itu tidak pernah menjadi jaksa dengan alasan yang mereka pikirkan. Pelacur itu menjadi jaksa dan membela korban pemerkosaan sebagai upaya menyelamatkan dirinya sendiri. Sebab barang kali, di masa lalu, pelacur itu tidak benar-benar ingin menjadi pelacur, barang kali di masa lalu pelacur itu juga korban dan tidak bisa menyelamatkan dirinya lantaran tidak memiliki kekuatan seperti dirinya yang sekarang menjadi jaksa. Setiap orang selalu punya cerita lewat sudut pandang dirinya sendiri.

Aqila terkekeh pelan dengan kepala tertunduk. Miris sekali, jika sedang tertekan ia selalu melayang oleh pikirannya sendiri. "Kalau bisa, gue mau hapus masa lalu."

Jika boleh serakah, Aqila ingin ada seseorang yang memperlakukannya baik tanpa memandang masa lalunya. Aqila ingin seseorang meyakinkan dirinya jika ia layak dan menakjubkan.

"Gue pengen ada seseorang yang bilang gue hebat, gue udah bekerja keras dan selalu bangga sama gue," harapnya.

Menyingkirkan pikiran-pikiran jahat di dalam kepala, Aqila menarik napas dalam-dalam dan kembali menegakkan kepala menatap kaca dengan seutas senyum manis.

"Aqila, you're worth it. You must know how proud i am of you."

Setelah mengucapkan mantra untuk dirinya sendiri, ia keluar dari toilet umum. Melukis senyum manis dan berkumpul kembali dengan crew film.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang