6. Cuplikan Adegan Film

14.5K 2.3K 640
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





🥀

Dan aku ingat semua hal gila yang kau katakan
Kau buat itu merasuk di kepalaku
Kau selalu ada kau ada di mana-mana
Namun saat ini aku mau kau berada di sini
Semua hal gila yg kita lakukan
Aku tak memikirkanya hanya menjalaninya
Kau selau ada dimana-mana

🎵Avril Lavigne- Wish you were here🎵

🥀

Seorang perempuan berhak memiliki cita-cita tinggi dan harapan-harapannya tentang banyak hal. Meski demikian, ada satu mimpi yang sebagian perempuan ingin terkabulkan sebelum kematian. Yaitu, pernikahan. Sejatinya seorang perempuan ingin mengenakan gaun terbaiknya ketika duduk atau berdiri di sebelah laki-laki yang paling dicintainya.

Maka ketika melihat gaun pengantin putih terpajang pada tubuh patung di hadapannya, harapan-harapan masa depan berkecamuk di dalam kepala Hauri. Bayangan akan Kebahagiaan dirinya suatu hari bisa menikah dengan seseorang yang ia harapkan terus berputar. Sampai tanpa sadar senyumnya mengembang.

"Dalam imajinasi lo, siapa yang ada di samping lo saat lo pakai gaun itu?"

Senyum Hauri langsung menghilang. Ia berdecak kesal. Terganggu oleh kebiasaan Aqila yang datang tanpa aba-aba. Tahu-tahu sudah berdiri di sampingnya, menyilangkan kedua tangan dan ikut memandang gaun yang sedang dipandangnya. Gadis berjaket hoodie maroon itu mengangkat kedua alis ketika Hauri menatapnya dengan tatapan terganggu.

"Nggak penting pertanyaan lo. Bisa nggak kalau mau muncul dengan cara yang biasa aja gitu?" ketus Hauri.

"Siapa suruh lo bengong sambil senyum-senyum nggak jelas? Nggak lucu lo kesambet di butik gaun pengantin."

"Gue bengong sambil baca doa kok. Jadi aman." Hauri tersenyum terpaksa, berniat sarkas.

Disambut oleh suara tawa garing Aqila yang pura-pura menikmati lawakan Hauri. "Gue ada pertanyaan buat lo," katanya.

Sebagai seorang sahabat yang baik, Aqila dan Hauri menemani Siya membeli keperluan untuk hari H pernikahannya. Salah satunya membeli gaun di butik terkenal. Siya sedang mencoba beberapa gaun di dalam, ditemani oleh pelayan butik. Dari pada bosan, Hauri berjalan mengelilingi butik melihat gaun pengantin yang cantik-cantik. Sampai kedua kakinya memutuskan berhenti di depan gaun putih berlengan panjang memperlihatkan kedua bahu.

"Pertanyaan apa?" meski malas, Hauri tetap berbaik hati meladeni pertanyaan Aqila yang mungkin akan sangat absurd.

"Menurut lo mana yang duluan dipikirin? Mau pakai gaun pernikahan yang mana atau mau menikah dengan siapa?"

Tuh, kan seperti yang Hauri pikirkan. Aqila selalu mengeluarkan pertanyaan absurd hanya untuk memenuhi rasa penasarannya semata. Seperti anak kecil yang tidak tahu dan mau tahu banyak hal.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang