Jangan lupa nabung dan ikutan PO nya🥂
🥀
Kita
Penantang impian
Di atas awan
Kita kan menang
Kita
Penakluk dunia
Di atas awan
Kita kan menang menang o oh
Bila
Kau merasa sepi
Ingatlah bahwa
Kau tak sendiri
Tanpamu tak akan sama
Tanpamu semua berbeda
Kisahmu juga kisahku
Selalu bersama🎵Di Atas Awan - Nidji🎵
🥀
Liam duduk seorang diri di kafe. Ramainya pengunjung dan suara musik live sama sekali tidak bisa menembus telinganya sehingga tetap terdengar hening. Bola mata yang menatap lurus itu kosong. Tidak ada pantulan apapun yang tergambar di dalamnya. Tangannya memainkan pulpen yang ia ambil dari kantong celana.
Tidak seperti biasanya Liam melamun di tempat umum seperti ini. Terimakasih kepada dia yang berhasil membuat Liam tuli dan berada dalam kesendirian yang padahal sangat ramai.
Pikirannya berputar pada momen dimana salah satu pesuruh mendatangi ruangannya, memberi tahu apa yang ia dapat dari menyelidiki sesuatu.
"Tuan, ini foto orang yang membututi tuan akhir-akhir ini," anak buahnya itu memberikan sebuah amplop.
Liam menerima amplop tersebut. Membukanya. Awalnya ia tersenyum licik, berangan memilah pelajaran apa yang cocok untuk seorang stalker yang akhir-akhir ini membuatnya resah. Namun semuanya sirna ketika ia menatap gambar yang tercetak pada glossy foto paper di tangannya.
"Setelah saya cari tau, orang yang membututi Tuan akhir-akhir ini merupakan seorang wartawan dari salah satu perusahan media," jelas anak buahnya itu.
Kesadaran Liam berpusat pada gadis di dalam foto. Gadis yang sudah ia bakar hidup-hidup di dalam ingatannya. Melihat kembali gadis ini membuatnya sadar bila abu dari potongan kenangan dari gadis ini masih tersisa di dalam memorinya.
"Nama gadis itu Sury-"
"Laruna Judistia," Liam menyambung perkataan anak buahnya. Ia menoleh dan tersenyum simpul. "Dari pada kamu. Saya lebih tau tentang gadis ini. Saya bahkan tau makanan yang dia suka, hal yang dibencinya, buku favoritnya dan lagu kesukaannya. Jadi saya sama sekali nggak minta kamu jelasin tentang gadis ini."
Anak buahnya mengangguk, menunduk malu. "Baik, Tuan. Saya minta maaf."
Liam meremas foto yang ada di genggamannya. "Harusnya lo benar-benar terbakar dan menjadi abu." Lalu tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Non-Fiction( JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRITIKNYA. MAKASIH) ⚠️Rate 17+⚠️ ⚠️TW kissing scene bertebaran⚠️ Cinta adalah tentang perjalanan, bagaimana setiap insan bertemu lalu berpisah. Sama seperti perjalanan yang...