3. Berani Memulai

19.1K 2.7K 701
                                    

Jangan lupa nabung supaya bisa ikutan PO🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa nabung supaya bisa ikutan PO🔥

🥀

If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever, oh, so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong

🎵Nothing's going to changes my love for you- Westlife🎵
🥀


Selesai menguncir satu rambut panjangnya, Hauri bergegas keluar kamar. Menuruni anak tangga seraya melantunkan lagu riang gembira. Hatinya berbunga-bunga setiap mengingat kejadian beberapa hari lalu. Memang bukan pertemuan, sekedar video call pun tidak. Namun pesan singkat yang dikirim Alskara menepis semua kerinduan dan kesepiannya. Bahkan keesokan hari setelah mendapat pesan singkat tersebut, Alskara menelepon Hauri. Lalu Alskara bilang gini,

“Ayo mau cerita apa sini sama aku? Mau cuma sekedar marah-marah, maki atau nangis gapapa. Hari ini aku mau jadi telinga kamu.”

Dan maka Hauri menceritakan semua keluh kesah yang selama ini ia tahan dalam hatinya.

Sepertinya ia harus bercerita kepada Siya. Tentang, ternyata dalam fase perpisahan juga ada yang namanya ragu. Bukan ragu tidak bisa melupakan. Justru ragu karena akan benar-benar berakhir.

"Pagi Mamiii! Dadyyyy!!!" sapa Hauri semangat pada Gesia dan Hanum.

"Pagi sayang."

"Pagi sayang."

Gesia melontarkan senyum dengan tangan sibuk menuangkan teh hangat untuk Hanum yang sudah menyuapkan sesendok nasi beserta lauknya.

Hauri menyambar susu di atas meja makan yang ia tahu itu memang miliknya. "Aku berangkat kuliah dulu, ya." Hauri meletakan gelas kosong kembali ke atas meja. Ia salim ke Gesia dan Hanum.

"Hati-hati sayang."

"Hati-hati, Hauri."

Hauri melambaikan tangan, terus melangkah keluar rumah. Masuk ke dalam mobil yang terparkir tepat di depan rumahnya. Tas selempang yang menggantung di bahu ia letakan di bangku samping kemudi. Kemudian mengeluarkan ponsel yang tadi sempat bergetar.

Hauri terkekeh ketika membaca balasan chat dari Askala yang diterimanya.

Kak hauri pasti kangen abang, kan? Kenapa selalu aku yang jadi korban?

Bagian paling lucu dari retunitas merindukan Alskara adalah dirinya akan meminta Askala mengirim vn bernyanyi atau minta dikirimi foto Askala. Tujuannya supaya bisa membayangkan kalau yang mengirim itu Alskara. Konyol memang. Tetapi menurut Hauri, Askala dan Alskara itu bagai pinang dibelah dua. Askala yang sekarang sudah duduk di bangku SMA sama persis dengan Alskara yang dulu. Suara mereka bahkan mirip.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang