86. Hari Yang Dinantikan

11.4K 673 101
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa CO gaes masih bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa CO gaes masih bisa. Klik link di bio IG palupiii07


Hauri merasa tidak nyaman, tidurnya yang nyenyak terganggu ketika merasakan pipinya seperti dicubit-cubit. Padahal ia sedang mimpi indah, mimpi yang menyenangkan. Tapi sepertinya siapapun itu tidak membiarkannya lebih lama hidup di dalam fana. Bahkan sekalipun ia sudah menepis tangan yang mencubit pipinya, tak berselang lama tangan itu akan mencubit pipinya lagi.

Mendadak rasa kantuk Hauri menghilang sepenuhnya. Kemudian perlahan ia membuka kedua matanya yang terpejam. Pantulan pertama yang memasuki retinanya adalah silaunya cahaya. Demi memfokuskan pandangan, Hauri mengedipkan matanya beberapa kali. Kemudian ia bisa menatap jelas dengan nyaman.

Sepertinya sudah pagi jika dilihat dari pantulan sinar matahari yang menembus jendela kamarnya. Namun hari ini hari libur, jadi wajar saja jika ia bangun kesiangan.

Menyebalkannya, tangan usil itu tidak membiarkannya bangun lebih siang.

Dirasa nyawanya sudah terkumpul dan mulai memahami apa yang terjadi, Hauri yang merasa dirinya tidak seorang diri di dalam kamar pun menoleh.

Bola matanya yang sayu dan malas mendadak segar dan membulat sempurna tatkala melihat Alskara duduk di bangku samping ranjang, yang kini sedang menatapnya dengan senyuman manis.

Kenapa Alskara bisa ada di sini pagi-pagi? Dan apa tujuannya datang ke sini?

Tunggu!

Bukankah mereka sedang marahan? Tidak, sebenarnya bukan marahan. Lebih tepatnya Alskara sedang menjaga jarak dari Hauri. Apa sekarang menjaga jaraknya sudah selesai?

"Al, kamu kenapa---"

"Kamu mau nikah sama aku nggak, Nona?" Pertanyaan Hauri yang belum utuh tertimpa oleh pertanyaan Alskara.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik.

Lima detik.

Oke, Hauri sudah mencerna pertanyaan Alskara. Tapi pasti ia salah dengar, terlebih lagi ia baru bangun. Iya, pasti ia masih mengantuk dan salah dengar.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang