25. Nightmare

10.7K 1.3K 160
                                    

jangan lupa nabung dan ikutan PO nya🥂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa nabung dan ikutan PO nya🥂

🥀

Kamu begitu berarti
Dan istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Sahabat takkan terganti
Dan ingatlah hari ini
Sampai kita tua nanti
Sahabat tidak pernah pergi
Selamanya di dalam hati

🎵Sahabat Tak akan Pergi - Anneth dan Betrand🎵

🥀

Cairan kotor bewarna hitam dan berbau sangat ngengat tumpah ke tubuhnya membasahi rambut, seragam putih dan rok abu-abunya. Kemudian suara tawa menggema menghuni gendang telinga. Tubuh yang kotor dan bau itu hanya mematung jatuh bertumpu pada lantai kamar mandi yang sangat dingin. Sorot mata yang membesar dan berkaca-kaca itu menatap sekitar. Ramai dan berisik. Namun dia sendirian bersimpuh duduk di atas lantai di saat yang lain berdiri. Tidak ada yang menolongnya, tidak ada yang mendatanginya, tidak ada yang mencegah mereka.

Kemudian perlahan suasana gelap penuh tawa dan hinaan di dalam kamar mandi berganti dengan suasana kafe yang belum lama ini ia kunjungi. Dia, dengan baju seragam putih abunya yang kotor, basah dan bau berdiri di tengah kafe. Keadaannya yang berantakan membuat semua pengunjung kafe menatap ke arahnya. Pengunjung kafe menatap sinis, menutup hidung yang merasa terganggu dengan bau ngengat. Semua pengunjung kafe mencaci dan mencibir, bahkan memaksanya supaya pergi dari kafe.

Dia pun tidak mengerti mengapa tiba-tiba bisa berada di dalam kafe ini. Dia mematung dengan tubuh bergetar memandangi sekelilingnya. Air mata jatuh menyatu dengan air kotor yang sebelumnya menempel di wajahnya. Dia ketakutan. Dia ingin berlari keluar kafe. Namun kakinya tak bisa digerakan.

"Sury."

Dia termenung mendengar namanya dipanggil. Cepat-cepat dia menoleh ke sumber suara. Bola matanya membulat sempurna melihat sosok laki-laki dewasa di depannya. Laki-laki yang tidak akan pernah bisa ia lupakan. Laki-laki penghuni masa lalunya.

Laki-laki berkemeja panjang yang digulung itu menatapnya dingin penuh kebencian. Bisa dia maklumi dari mana kebenciannya bersumber. Hanya saja, harusnya tidak seperti ini. Harusnya, tidak.

Tangan yang gemetar itu terangkat perlahan berusaha meraih tubuh laki-laki di depannya. Mungkin hanya laki-laki ini yang bisa menolongnya. Menyelamatkannya dari neraka. Mungkin saja laki-laki ini mau berbelas kasih menarik tangannya keluar dari kafe.

"Li... Liam.... to.... tolong...." bibirnya ia paksa bergerak meminta tolong pada laki-laki yang menjadi kekasih pertamanya di jaman SMP itu.

Namun laki-laki itu mundur ke belakang menghindari tangan Sury yang berusaha meraihnya. Laki-laki itu berdecih jijik menatap tangan Sury yang basah dan kotor.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang