Jangan lupa nabung🔥🥀
Seperti dunia mengasingkan aku
Dan kamu di mana?
Datanglah padaku
Aku butuh cinta
Butuh kasih sayang
Dan kubutuh kamu🎵 Kamu dimana-Winda Saskia🎵
🥀
Biasanya, ketika Hauri sampai rumah jam sepuluh malam selepas sibuk mengurusi kehidupan perkuliahan, ia akan segera mandi. Kemudian merebahkan tubuhnya di kasur. Jika belum mengantuk ia akan menonton drama korea atau sekedar mendengar lagu yang menenangkan pikirannya.
Namun malam ini, pada jam yang menunjukan pukul sebelas. Hauri masih berada di luar rumah. Tubuhnya yang lengket belum bisa merasakan segarnya air. Rasa pegal pada bagian otot-ototnya belum bisa ia renggangkan dengan rebahan di atas kasur yang empuk.Kesunyian jalan raya bersanding dengan awan gelap tanpa dihiasi keindahan bintang maupun bulan. Lampu-lampu jalan yang menyala menerangi penglihatan pengendara. Hauri seorang diri berdiri di depan mobilnya pada situasi yang sangat mengerikan. Kecelakaan yang melibatkan dirinya tidak berdampak apapun kepadanya. Namun berdampak buruk bagi pengendara motor yang tidak sengaja ia tabrak. Untuk pertama kalinya dalam hidup Hauri, ia melihat korban kecelakaan lalu lintas yang sudah berlumuran darah secara langsung.
Bukannya Hauri phobia darah. Hanya saja ia merasa khawatir dan takut, takut jika anak laki-laki remaja berseragam SMA yang ditabraknya meninggal dunia atau terluka sangat parah. Sekujur tubuh yang sudah bergemetar itu ia paksa mendekati anak remaja laki-laki yang tergelatak di jalan raya.
Kecelakaan yang terjadi saat ini seperti dejavu yang mengingatkannya akan kenangan buruk di masa lalu dimana dirinya pernah kecelakaan sampai mengalami koma. Mengenang kembali pengalaman buruk tentang kecelakaan yang merenggut ingatannya membuat Hauri mendadak terkena serangan panik. Napasnya tersengal tak beraturan, jantungnya berpacu sangat cepat, air matanya mengalir membasahi pipi bercampur dengan keringat dingin.
Hauri berjongkok di dekat anak laki-laki yang tergeletak tak sadarkan diri jauh dari jarak motornya. Perlahan tangan yang bergemetar itu terulur ke depan, menyentuh dada anak laki-laki itu, memastikan apakah jantungnya masih berdetak atau tidak. Setelah memeriksa detak jantung, Hauri memeriksa napas anak laki-laki itu.
Hauri menutup mulutnya, terkejut. "Masih hidup…. masih hidup....." suara Hauri menghilang berganti dengan isakan tangis. Ketakutannya kini berganti kelegaan.
Hauri berusaha mengontrol serangan panik yang menderanya. Ia memencet ponsel yang digenggamnya sejak tadi. Meski sedikit mengalami kesulitan memencet layar ponsel dengan tangan yang tak bisa berhenti gemetar, ia berhasil menelepon panggilan darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Non-Fiction( JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRITIKNYA. MAKASIH) ⚠️Rate 17+⚠️ ⚠️TW kissing scene bertebaran⚠️ Cinta adalah tentang perjalanan, bagaimana setiap insan bertemu lalu berpisah. Sama seperti perjalanan yang...