I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)

58. Sunshine And Midnight Rain

Masih open PO. Ayuk butuan CO. Klik link di bio Instagram palupiii07

🥀

Rain, he wanted it comfortable
I wanted that pain
He wanted a bride
I was making my own name
Chasing that fame
He stayed the same
All of me changed like midnight

🎵Midnight Rain - Taylor Swift🎵

🥀

Alskara melangkah kikuk, yang setiap langkahnya mengeluarkan tetesan air dari tubuh. Wajahnya masih merah merona, otaknya masih berputar setiap adegan antara dirinya dan Hauri di kolam renang.

Alskara menutup bibirnya dengan punggung tangan. "Gue juga laki-laki," gumamnya terdengar seperti protes.

Sebentar ia kembali ke kamar dimana seharusnya kamar itu adalah tempatnya dan Hauri tidur malam ini, tapi setelah insiden tadi sepertinya Alskara tidak akan bisa mendekati Hauri dulu. Ia harus menenangkan diri, atau lebih tepatnya menenangkan pikirannya. Jika pikirannya saja seperti ini, mana bisa ia menahan diri. Dan semua ini lagi-lagi karena ulah nonanya itu.

Maka setelah mengambil baju ganti dan handuk yang menutupi kepala, Alskara keluar dari kamarnya dan bergegas ke kamar lain. Kamar yang akan ia jadikan tempat berlindung untuk malam ini.

Tanpa permisi, Alskara membuka pintu kamar begitu saja. Hingga membuat penghuni di dalam kamar, Bimo yang tadinya sedang bermain game duduk di lantai dan Liam duduk bersandar di dinding ujung kasur, serempak menoleh ke arahnya. Tidak mengatakan apapun, Alskara masuk ke kamar, dikunci pintu supaya Hauri tidak masuk. Lalu melangkah ke kamar mandi mengabaikan dua penghuni asli kamar yang bengong menatapnya.

Setelah pintu kamar mandi tertutup dan terdengar shower air berbunyi, Liam maupun Bimo langsung saling tatap dengan sorot mata bingung dan mereka sedang memberi sinyal lewat telepati.

"Pak Alskara baik-baik aja, kan?" tanya Bimo menatap pintu kamar kamar mandi.

Liam bergumam memandangi pintu kamar mandi, lalu ia tersenyum. "Kalau apa yang gue pikirin benar, berarti Al lagi berjuang keras banget."