63. Kita Menjadi Keluarga Untuk Pertama Kalinya

4.2K 659 141
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bisa O

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bisa O. Klik link di bio aku🔥


🥀

Hey, Dad, look at me
Think back, and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I'm wasting my time
Doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I'm never gonna be good enough for you
Can't pretend that I'm alright
And you can't change me

🎵Perfect - Simple Plan🎵

🥀

Alskara termenung di samping ranjang sang ayah, Galang, yang sedang terbaring lemah dengan bantuan selang pernapasan. Satu-satunya suara di dalam ruangan serba putih yang sangat dingin ini hanya alat elektrokardiogram. Alat pemeriksa denyut jantung itu menampilkan garis bergelombang yang tidak merata, dengan angka yang sering naik turun.

Alskara berdiri di samping ayahnya yang sedang rapuh dan sakit setelah ia tinggalkan Hauri sendiri, setelah meninggalkan rencananya yang akan melamar perempuannya, Alskara meninggalkan segalanya supaya sampai tepat waktu di hadapan sang ayah.

Alskara mungkin bukan anak yang berbakti, hubungannya dengan Galang terbilang cukup dingin. Namun Alskara tidak mau menyesali apapun. Ketika ia berlari seperti kesetanan, ia melupakan perbuatan Galang yang menyakitinya. Ia hanya berlari bagaikan anak laki-laki kedua yang takut terjadi hal buruk pada ayahnya. Berlari seolah besok mungkin ia tidak akan melakukannya lagi.

Masih memakai jas formal, tangan Alskara yang dingin meraih tangan Galang dengan hati-hati sampai gemetar. Menyentuh lembut punggung tangan Galang yang keriput dan terasa hangat. Tangan ini, tangan yang sekarang Alskara genggam, dulunya adalah tangan yang kencang dan kuat, tangan yang gagah. Tangan yang pernah menampar pipinya, tangan yang pernah melemparinya benda, tangan yang pernah memegang kayu untuk memukulnya. Namun tangan ini juga yang pernah menggandeng tangan mungilnya, tangan ini juga yang pernah menggendongnya, tangan ini juga yang pernah mengusap rambutnya, tangan ini juga yang pernah mengusap pipinya dan tangan ini juga yang pernah memeluknya erat.

I'm not Antagonist II : The Last Rute (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang