21

1.7K 84 1
                                    


pukul 04.25 rombongan Mila sudah bergerak menuju  Cilacap. sebelum pergi Mila sudah mengirim pesan untuk bibi Wati dan menulis surat untuk suaminya. mengerti dengan sifat nona nya yang sulit di cegah,bibi Wati hanya bisa mengangguk kan kepalanya dan melepas kepergian nona nya.

Disisi lain Qiana sibuk menyiapkan barang bawaannya dari tadi malam, mulai dari selimut,handbody, facial foam hingga semua peralatan kosmetik nya. Dia berharap kalau Lumajang adalah kesempatan nya untuk bisa lebih dekat pada Rasya dan berkesan sangat baik di hadapannya.

enam jam sudah punggung Mila bersahabat dengan kursi bis rombongannya. Dirinya langsung turun dan menyiapkan semua alat perlengkapannya. kemudian  dia langsung bertugas bersama semua rekannya yang sudah mulai bertindak melakukan penyelamatan.

penerbangan tak berhasil menghabiskan waktu seorang Rasya dan rombongannya untuk bergerak langsung ke Lumajang. prinsip satu detiknya yang sangat berharga membuat Rasya segera bertindak melakukan semua tugas nya. dia merasa risih dengan kehadiran Qiana yang malah merepotkan kerja pentingnya. Akhirnya Rasya memutuskan untuk meninggalkan Qiana dan semua barang tidak penting nya.

"saya,tunggu aku" teriak Qiana yang kewalahan dengan semua barang bawaannya. bagaimana tidak?saat koper besar,dua tas jinjing,dan satu tas ransel harus ia bawa sendiri dengan kedua tangannya.

"apa yang kamu bawa?"tanya Rasya dari kejauhan dengan raut wajah datarnya.

Qiana terdiam,"keperluan wanita"

"CK,jangan lupa!kita disini bukan untuk piknik"ucap Rasya meninggalkan Qiana untuk menyelamatkan korban. Qiana yang mendengar disana hanya mendengus kesal dan berusaha menerima nasib nya,"untung sayang"batin nya dengan nafas yang mulai ngos ngos-ngosan.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Mila berjalan melihat rumah yang sudah rata dengan tanah hanya dalam waktu beberapa menit saja. ditambah dengan penampakan jalan yang hancur dari atas membuat awal kemacetan parah. Mila berfikir kalau ini semua terjadi karena hujan yang turun tanpa porsinya. efek rumah kaca dan uap air laut yang berlebihan membuat awan tak mampu menahannya,hingga sebuah jalanan yang curam berhasil menghancurkan segalanya.

"tolong... tolong"lirihan lemah yang terdengar jelas oleh gendang telinga Mila membuat gadis itu mencari sumber suara nya. Mila terkejut saat pandangan nya jatuh pada seorang pria yang tenggelam oleh tanah dengan pecahan bagian mobil di sekelilingnya. ia segera berlari dan berusaha untuk mengeluarkan tubuh pria itu dari kematian yang sulit sekali diperkirakan.

"saya akan menolongmu"pria itu mengangguk dan menatap takut semut semut yang berkeliling di sekitar tubuhnya.

"Jangan biarkan semut ini menggigitku"teriaknya ketakutan.

Mila menggeleng sambil menatap pria itu heran"dalam keadaan seperti ini kamu masih bisa berfikir kalau semut itu ada?"

"semut jauh lebih bisa membunuhku daripada benda benda ini"bentak rafka tak mendapat jawaban dari Mila yang sibuk mengeluarkan nya.

"Aku alergi semut!"

Mila terdiam. tidak tahu apa yang sedang dipikirkan gadis itu. intinya dia benar benar aneh melihat sosok rafka di depannya,"aku akan merasa bersalah jika tidak bisa menyelamatkan orang langkah seperti mu"

"hahaha terima kasih pujiannya"ucap rafka melihat Mila yang sudah berhasil mengeluarkan nya. Dirinya  hanya terdiam seolah tubuhnya benar-benar sudah mati rasa karena tanah.

"eh nona mau kemana?"teriaknya melihat Mila yang hendak pergi meninggalkan nya.

"pergi,kulihat kamu masih baik baik saja"

"kamu gila ya,tubuhku sudah mati rasa karena tanah,bisa2nya kamu kreatif untuk menyuruhku berlari dari sini"

Mila terdiam,merasa benar apa yang dikatakan pria itu. sejam di pendam oleh tanah pastinya tubuh itu akan sedikit mati rasa dibuatnya. Mila mengangguk lalu berteriak memanggil teman teman penyelamat nya.

"KAKAK ANGKAT BANGKAI DISINI!!!!!"teriaknya lalu pergi membuat rafka melotot bulat ke arahnya.

"BANGKAI????"

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

tiga hari sudah Rasya dilelahkan oleh tim bencananya yang kurang cekatan seperti Mila. semua baginya sangat lelet dan tidak teratur dalam bertindak. Rasya kesal dan pusing hingga segelas kopi ia minta untuk menemaninya malam ini. kemudian Rasya duduk di bawah sinar bulan dengan bentuknya yang sedikit melingkar. Rasya berfikir sambil menatap jalan,akankah ada tim yang turun dari bis untuk meringankan sedikit bebannya. Ada dan itu adalah ....

"dr Rasya?"

Rasya mengernyitkan dahinya sambil berfikir siapa gadis di depannya sekarang"maaf?"

gadis itu tersenyum,lalu menyodorkan telapak tangan nya,"Lailah"jawabnya lalu duduk disamping Rasya,"nggak bertugas?"

Rasya mengangguk sambil menyeruput gelas kopinya,"sudah teratasi"jawabnya singkat sambil mencari keberadaan Mila. biasanya sih kalau ada Laila pasti ada Mila di belakangnya lalu sekarang?Rasya juga tidak tahu apa yang salah dengan matanya. Seharian ini dia sungguh belum melihat keberadaan Mila di sekitarnya.

"hmm, keadaan disini memang sangat luar biasa"ucap Laila,"pasti bapak lelah"

"hmm"

satu menit.dua menit.

"bapak sedang cari nur?"

Rasya terdiam membuat Laila tertawa melihatnya"Gausah malu pak kalau sama saya....anggap saja seperti teman sendiri"ucap Laila ramah,"dalam tim kami semua itu tentang saudara"

"lalu dimana????"tanya Rasya sedikit ragu,".....saudaramu?"

Laila tersenyum melihat wajah Rasya yang datar tapi pada nyatanya pria itu sedang merindukan seseorang,"nur bertugas di Cilacap"

"Cilacap?ada apa disana?"

"tanah longsor"jawabnya melihat raut wajah Rasya yang tetap datar"saya yakin nur bisa mengatasinya"

"saya tahu,saya pergi dulu"ucap Rasya lalu pergi

laila menghembuskan nafasnya besar,"Gak paham sama alur percintaan dokter sekarang,tenang Laila ayo semangat karena masih banyak korban yang menunggumu untuk diselamatkan"serunya menyemangati diri nya sendiri lalu  pergi .

🌼🌼🌼🌼🌼

#Assalamualaikum datang lagi ni

#semoga kalian suka dan nggak bosen bosen nunggu ya😄

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang