70

917 38 0
                                    

Flashback.

|mobil anda mengalami kecelakaan parah

|Sebuah truk gandeng kehilangan kendali nya, ia tidak terkendali dan menabrak habis mobil itu sebelum jatuh ke jurang

|Istri anda tewas dalam ledakan itu.

Rasya ingat. Ia sangat ingat bagaimana dia meninju habis polisi ² didepannya. Ingin marah karena perselingkuhan istrinya tapi ia juga tidak ingin sampai kehilangan istrinya.ia tidak tahu kemana hilang nya akal sehatnya saat itu. Rasya yang hebat,Rasya yang bijaksana, Rasya yang profesional seakan sudah hilang di dalam dirinya. Hari itu dia benar² gila hingga pukulan keras menghentikan langkahnya.

"Berhenti disana atau anda akan terkena pasal hukum"bentak polisi tua berumur 45 tahun. Rasya terdiam sambil berjalan perlahan menuju tubuh hangus istrinya. Ia mundur saat insting nya terus menekankan kalau itu memang bukan jasad istrinya.

"NYONYA SAYYIDAH MILA AR RAZI, DINYATAKAN MENINGGAL PADA 15 SEPTEMBER PUKUL 22.00 DI JALAN TEMBOK MERAH,BANDUNG"

BUGH.

lagi² bogeman itu datang dari rasya untuk polisi umur 45 tahun itu. Semua tatapan kesal menoleh ke arahnya sampai tamparan keras dari rizal menggantikan semua perbuatannya. Rasya menggeleng tidak percaya saat melihat Rizal yang baru datang dari bandara itu terlihat marah di depannya.

"SADAR, NONA NUR UDAH MENINGGAL!"

"DIA BUKAN MILA!TAHU APA LO SOAL ISTRI GUE?

"BENAR ATAU SALAH JASADNYA UDAH HANCUR,LO HARUS TERIMA KALAU SEMUA BARANG² ITU ADALAH MILIK NONA NUR!"bentak Rizal mengeluarkan kalung cincin yang ia temukan." TERMASUK INI!GUE HARAP LO GAK LUPA SAMA INI KAN?"

Rasya meraihnya. Ia ingat kalau itu adalah cincin pernikahan nya. Ia sempat marah karena Mila jarang menggunakan nya. Ia tidak tahu kalau cincin itu  Mila jadikan kalung karena tangannya yang selalu bertugas di meja operasi sama seperti nya. Senyumnya tiba tiba terukir saat mengingat dirinya yang begitu bahagia memasangkan cincin itu di jemari manis Mila.

"SADAR SYA !LO MASIH PUNYA AZEN!"

"DIA BUKAN MILA!"

"LO GAK BISA PUTUSKAN!"

"GUE BISA"jawabnya yakin . Ia tidak tahu kenapa tapi insting nya selalu menolak untuk menerimanya. " DARIPADA LO GUE LEBIH TAHU BAGAIMANA TUBUHNYA"

Rizal dibuat menggeleng tak percaya dengan pengakuan Rasya didepannya. Sosok yang angkuh dan dingin itu kenapa begitu sangat ia rindukan daripada pria lemah seperti Rasya saat ini

"Lo gila! Sumpah demi apapun Lo udah gila sya,gue gak tahu lagi jalan pikir Lo, atas dasar apa Lo bilang itu bukan nona nur?"

"Insting"

Rizal tersenyum miring " insting Lo emang selalu aneh, Lo gila sya,nona nur udah meninggal!"kesal Rizal lalu pergi meninggalkan Rasya sendirian.

🌿🌿🌿🌿

Tiga tahun yang lalu .....

Keberadaan jasad Mila masih belum di temukan oleh pihak kepolisian. Hanya satu jasad wanita yang selalu mereka akui sebagai jasad Mila. Semua keluarga masih sangat berat untuk menerima walaupun semua itu sudah berjalan begitu cepat.

"Ada gue Lo harus tetap hidup demi Azen" ucap Rafka yang selalu di ingat raya beberapa tahun ini. Hidupnya sangat berat tanpa Mila apalagi saat tahu tuduhan nya pada Mila tidak bisa di akui kebenaran nya.

Waktu itu, waktu dimana susu Azen habi dan rasya pergi untuk membeli nya.sebenarnya kebutuhan Azen adalah tugas Rafka yang mengajukan diri sebagai baby sitter pribadinya. Namun,saat itu ada keperluan mendadak yang membuat Rasya menggantikannya. dan seperti biasa nya Rasya yang tidak berbakat hanya bisa memberi toko dan meminta pelayanan khusus untuk memenuhi kebuhan pokok putranya.

"Lakukan seperti biasa....aku tidak peduli keuntungan...yang terpenting adalah kebutuhan putraku yang harus kalian penuhi setiap minggunya"

"Tuan sangat murah hati, baiklah tuan kami akan memenuhi semua kebutuhan Aden dan mengirim nya secara pribadi sesuai kebutuhan"

Rasya mengangguk lalu keluar dengan dua kantong kresek putih di tangannya. Awalnya petugas toko sudah menawarkan diri untuk mengirim nya sendiri,tapi Rasya menolak dan memilih untuk membawanya sendiri.

Tiba-tiba langkah Rasya terhenti saat melihat sosok pria yang tidak asing dimatanya sedang berjalan manis dengan wanitanya. Ia sangat kesal saat hubungan nya yang dihancurkan oleh pria itu tidak membuatnya sedikit merasa bersalah. Pengorbanan nya sia sia saat pria itu malah mengkhianati Mila dan tidak berjuang untuk membahagiakan nya .

Rasya yang kesal langsung meluncurkan bogeman bertubi-tubi hingga membuat akmal sampai terdiam tak berdaya.

"Mila adalah gadis baik,kenapa kamu mengkhianati nya dan merusak rumah tangga nya?apa kamu masih punya hati?"kesal Rasya memberi pukulan pada Akmal sampai wajah itu sudah dipenuhi banyak luka.

"Ada apa denganmu?kenapa memukul suamiku"ucap wanita yang sudah khawatir dengan kondisi Akmal di depannya.

"Suami?"

"Iya dia suamiku,karena beberapa hal kita Baru bisa bertemu"jelas wanita membuat Rasya langsung menarik kerah Akmal.

"Kamu menikahinya lalu bagaimana dengan Mila yang tulus mencintaimu"

"Dia adikku kenapa dia tidak boleh mencintai ku?"ucap Akmal membuat Rasya langsung memukulnya.

"Jangan bicara kalau kamu berbohong "

"Aku tidak berbohong...dia adalah adikku dan aku adalah kakak kandungnya..,.aku tidak membalas mu karena aku tahu kamu adalah suami nya...dr Rasya Ar Razi?"

"Jika kamu adalah kakaknya kenapa Mila tidak mengatakan sebenarnya?"

"Aku melarangnya "

"Kenapa?"

"Pekerjaan ku sangat berbahaya,jika ada orang yang tahu keberadaan ku...keluarga kalian akan terlibat....aku membuat nya berjanji karena kedatangan ku kembali hanya untuk melindunginya "jelas Akmal " aku seorang inteligen, jika seseorang tahu aku punya keluarga mereka hanya bisa dalam bahaya....maaf apa aku membuat kesalahan?"sambungnya membuat Rasya melepaskan cekalan nya. Kepalanya sakit dan bingung dengan pikirannya. Hatinya sakit sampai rasa itu menyakiti kepalanya. Tidak bisa! Dia harus hidup untuk mencari Mila dan merawat putranya.

"Jika kamu kakaknya,kenapa keluarga kalian tidak pernah menyinggung nya?"

Akmal menggeleng" mungkin itu murni karena kesalahan ku pada mereka, percaya atau tidak aku selalu berada di sekeliling kalian demi keluargaku....mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan "jelas Akmal sedikit menyesal mengingat sikap keras kepala nya " sya,kita pernah bertemu sebelumnya....."tambahnya membuat Rasya menatapnya serius.

"Dimana?"

"di .... gempa bumi  tujuh belas tahun yang lalu "ucap Akmal menyakinkan Rasya yang masih bingung dengan jalan pikirannya.






0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang