Bandung,jalan kenari no 152.
Reygan duduk sambil memainkan game di ponselnya. Papa nya yang baru datang dari wisuda kakaknya selalu berharap agar Reygan bisa menjadi kebanggaan nya. Piala emas bertingkat tiga dengan untaian kata-kata pedas dari papa nya membuat Reygan pergi meninggalkan rumahnya.
"Pa, dimana mana anak emas gak pernah salah di mata papa " ucap Reygan kesal. "Reygan ini cuma anak tembaga yang hak pernah di anggap ada sama papa" ucap Reygan lalu pergi.
Hujan,dara،dan Salfa merasa bingung saat melihat Reygan yang duduk beberapa jam di depan gerbang asrama nya. Mereka yang sibuk menebak maksud tujuan Reygan hanya bisa mengawasi nya dari atas kamarnya.
"CK kenapa dia kesini lagi sih?"
"Dar, sepertinya dia masih belum nyerah sama Lo"ucap Salfa. " Kalo Lo mau dia berhenti Lo harus nolak dia secara jelas dan terhormat"
"Kurang jelas apa cara gue nolak dia?gue udah berusaha keras buat nolak dia sampai merasa gak punya kemaluan"
"Udah² mending Lo turun aja,kasian juga kalau dia terus diam disitu, mungkin diabpunya masalah yang butuh sandaran seperti kita"
Salfa tertawa, "maaf, jurusan gue jurnalistik bukan sosiologi yang sibuk dengerin kisah hidup orang"
"Yaudah² turun aja sekalian gue cari referensi dari orang yang pacaran" ajak hujan.
Ketiga nya turun dari kamar nya membuat Reygan tersenyum melihatnya. Yang pasti senang melihat Dara,cinta nya.
Reygan menarik tangan Dara, "gue serius mau tanya sama Lo, Lo mau nggak pacaran sama gue?"
Dara melepas tangan Reygan kesal. " Dengerin gue kalau GUE GAK PERNAH SUKA SAMA LO! Gue orang yang terus terang, sekali gue gak suka gue bakal bilang gak suka" cetus Dara.
"Yaudah gue sama Lo aja" ucap Reygan menarik tangan Salfa.
"Dih gue masih normal buat cari suami yang lebih tepat dari Lo!!!" Cetus Salfa membuat Reygan menoleh ke arah hujan. Namun, sebelum ia menyatakan perasaannya asal, hujan lebih dulu menatapnya tajam.
"Apa Lo liat????gue juga gak suka sama Lo!!! Jangan buat gue nyesel buat nyuruh mereka untuk nemuin Lo!!!"
"Cinta itu Butuh proses, kenapa kalian bertiga nolak gue?"
"Dih, gue dari dulu paling benci sama pelajaran sains yang suka mengamati proses metamorfosa kepompong jadi kupu², ribet tau nggak" cetus Dara.
"Mending Lo pergi deh karena gue bukan orang sabar seperti yang Lo pikirkan".
Reygan pergi dengan perasaan tanpa arah. Dirinya kesal saat menyadari dunia sama sekali tak menginginkan kehadiran nya. Reygan berdiri di atas jembatan dengan pikiran yang sibuk mencaru kesalahannya.
Braak....
Seketika itu badan reygan langsung jatuh saat seorang gadis menariknya kasar dari arah belakang.
"Lo gila ya!"teriak gadis itu yang berfikir reygan akan bunuh diri saat itu juga. "Diluar sana masih banyak orang yang mau hidup buat dapetin cita² mereka dan Lo malah bunuh diri disini"
Reygan hanya meringis merasakan berat sekitar lima puluh empat kg itu menimpanya. "Bangun dulu"kesal reygan mendorong tubuh gadis itu untuk menjauh sedikit darinya. Merasa telah menimpa badan atletis dengan ukuran otot perut yang terasa sekali di kulitnya,gadis itu segera bangkit sambil menata pakaiannya.
"Siapa yang bunuh diri?gue gak bunuh diri,ngaco Lo"
"Terus Lo tadi?"
"Kalung almarhum ibu gue jatuh ,jadi gue mau ambil" ucap Reygan sambil menunjukan kalung ibunya yang sekarang berada di dalam genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfic"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...