#54

929 43 0
                                    

Disisi lain amarah Nabila sudah ingin meluap saat tahu suaminya ingin pergi tanpa sepengetahuan dirinya. Nabila membeli makanan pedas level 15 dengan cabai hijau untuk bisa menutupi nya. Ia sangat kesal saat suster rempong benar² menghujat nya sekarang.

"Nab....nab sudah menikah kok gak tahu kalau suaminya sudah acung jari buat pergi ke new Zealand"

"Hhh iya keren banget Dr Rizal kek iron man yang nyelamatin dunia"

"Hahaha istrinya kok bisa gak tahu kalau suaminya punya suami hebat dan tampan.

Brakkk.

Sudah cukup!amarah Nabila sudah meluap sampai ke ubun². Memuji tampan Rizal didepannya membuat ia kesal setengah mati. Bertahun tahun mencintai suaminya tidak akan bisa ia lepas untuk banyak gadis yang selalu mengincar nya.

"Sensi amat nab, udahlah ngomong aja kalau kamu itu memang gak tahu apa²......asal kamu dengar ya kalau tugas istri itu buat jadi tempat curhat ternyaman suaminya...kamu malah kek gini di kantin"

"Aku pergi "kesal Nabila meladeni semua teman²nya. Ia berjalan keluar dan pasti tahu hendak kemana dan bertemu dengan siapa. Ya, Nabila pergi ke ruangan Rizal untuk ia mintai penjelasan. Kemudian ia mendadak diam saat melihat hidung mancung, mata lebar,dan bibir sexy Rizal yang sangat mempesona. Bohong rasanya kalau ia sampai mengatakan suaminya tidak tampan.

Bagaimana tidak?kulit putih,badan ideal dan fashion elegan Rizal benar² membuat nya terlihat sangat tampan. Nabila langsung gelagapan saat melihat Rizal menatapnya. Pria itu tersenyum dan langsung meletakan berkas untuk menghampiri istri nya.

"Kamu udah datang?"ucap Rizal mengacak-acak rambut Nabila.

"Nih"ucapnya memberikan sup pedas amarah nya.

"Apa ini?pasti enak kan?"ucap Rizal langsung meneguk sup nya. Seketika itu Rizal langsung terbatuk-batuk dan merasakan telinga dan hidung nya yang sudah mulai memerah.

"Kamu mau meracuni suami sendiri,ya?"protes Rizal yang masih kepedesan.

Nabila Hanya terdiam sambil menatap kesal Rizal seperti ingin melahapnya.

"Nab,kamu kenapa sih?aku sudah hamilin kamu ya sampai marah kek gini?"

"Siapa juga yang mau kamu hamilin?"

"Kamu lah, kan kamu istrinya aku"

"Aku gak lagi bercanda, zal"

"Makanya kamu bilang dong, matematika yang ilmu pasti aja masih butuh penjelasan masak kamu enggak sih?"ucap Rizal," nab, terkadang manusia itu juga bisa lupa buat peka sama orang lain...kamu harus ingat kalau mereka itu juga makhluk tuhan yang terbatas"

Hening.

"Kamu mau pergi ke new Zealand? Ke daerah wabah itu,?" Tanya Nabila dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Zal, walaupun presentasi nya sedikit apa kamu bisa menjamin 100% kalau kamu akan selalu baik² saja?ini wabah zal bukan penyakit panas dalam atau bibir pecah²"

Rizal tertawa kecil sambil memegang kedua tangan istrinya," aku janji akan baik² saja nab, aku tau ini bukan hal yang biasa seperti panas dalam tapi profesiku juga bukan pekerjaan yang biasa nab"jelas Rizal,"mengorbankan orang lain demi diri sendiri itu pengecut nab"

Hening.

"Kamu boleh pergi tapi aku juga ikut"ucap Nabila memohon.

Rizal menggeleng," kamu gak boleh ikut, aku tidak ingin kamu kelelahan sampai sakit"

"Aku janji bakal jaga diri"ucap Nabila membuat Rizal langsung mengelus kepalanya dan mengecup keningnya.

"Zal"

"Patuh ya sayang...sekali ini saja, aku janji akan segera mengatasinya dan langsung pulang cepat"

Nabila masih terdiam sambil menunduk.

"Nabila sayang jangan marah dong,aku janji kalau pulang nanti aku bakal langsung hamilin kamu"ucap Nabila membuat Nabila kesal lalu pergi. Percuma,berbicara pada Rizal sekarang sudah tidak ada gunanya.

"Kamu harus sudah siap nab!!!"teriak Rizal penuh kemenangan. Walaupun sangat berat Rizal harus tetap menyiapkan diri untuk bisa jauh dari nabila.

🌿🌿🌿🌿🌿

Tap.
Tap

"Wah tuan sudah bangun, ini yang makan dulu ayam kecap nya,"

"Tumben bik, Azen???"tanya Rasya yang sudah siap untuk makan.

"Aden Azen anak baik sekarang masih tidur di kamarnya"

"Dimana Mila?"

"Nyonya sudah berangkat tuan setelah masak ayam kecap ini" ucap Wati membuat Rasya terdiam. Ia merasa sedikit menyesal karena marah pada Mila kemarin. Rasya makan dengan senang dan  lahap saat merasakan istrinya masih peduli padanya.

"Nyonya juga yang sudah menyiapkan Azen bersih diri, makan, lalu tidur"ucap Wati membuat Rasya mengangguk paham.

Ya, pukul 6 pagi tadi Mila sudah bersiap untuk berangkat ke Aceh. Sebelumnya, ia pergi ke dapur untuk memasak dan menyiapkan Azen yang sudah bangun sejak pukul 3 tadi. Setelah semuanya siap Mila langsung pergi ke markas tanpa izin apapun dari Rasya. Amarah Rasya yang sudah reda karena sepiring ayam kecap pun sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit. ia ingin cepat² datang untuk membahas perihal Jepang kepada Mila .langkah Rasya terhenti saat melihat dokter qiana di depannya.

"Baru datang dok?"ucap qiana dengun senyum manisnya.

Rasya mengangguk," saya duluan"jawab Rasya singkat lalu pergi. Qiana sungguh tidak menyangka kalau dirinya semakin jauh dengan orang yang dicintainya. Andai saja Mila menghilang,mungkin sikap Rasya tidak akan sedingin ini padanya. Rasya menghentikan langkahnya lagi saat tak sengaja melihat Dr Luna lewat di depannya.

"Dr Luna, saya tidak melihat Dr Mila, dia ada dimana?"tanya Rasya membuat Lina mengernyitkan dahinya. Kemudian di saat yang sama Rizal datang untuk menyapa keduanya.

"Sya,aku sudah siap besok berangkat"ucap Rizal tak menyadari kehadiran dr Luna di depannya,"eh ada dokter Luna"ucap Rizal membuat Luna membulatkan matanya malas. Sejauh yang orang kenal kalu dokter Luna adalah dokter yang sangat cuek dan angkuh. Ia sangat malas saat melihat Rizal yang selalu menggodanya sampai marah hingga memilih untuk mengabaikan nya saja.

"Oh iya dok, tadi dokter bertanya tentang dokter Mila apa saya gak salah denger?"

"Maksudnya?"

"Dr Mila izin ke rumah sakit selama 5 hari, katanya ada keperluan"

"Oh saya lupa kalau kemarin Mila sudah membicarakan ini padaku"bohong Rasya menyembunyikan kekesalan nya karena Mila yang tidak mengatakan apa² padanya,"saya pergi, ayo"ucap Rasya mengajak Rizal pergi ke ruangannya tetap dengan wajah nya yang datar.

"Katakan dimana dia?"

"Lo suaminya kenapa tanya gue?"

"Zal!!!"

"Aceh"jawab Rizal to the point membuat Rasya langsung menatap nya tajam.

"Kenapa?"

Rizal mengedikan bahunya," katanya ada tsunami di sana, aku juga baru tahu dari anak² kalau rumah sakit kita sudah mengirim beberapa orang untuk bantuan "

Rasya terdiam kesal. Azen masih kecil tapi kenapa Mila Setega itu untuk pergi ke Aceh. Tsunami bukan hal yang biasa untuk ibu muda seperti Mila. Rasya tahu kemampuan Mila yang sangat lincah dan profesional. Akan tetapi, apakah dia salah kalau dia juga sangat mengkhawatirkan keselamatan nya.

"Sya mungkin nona nur punya alasannya sendiri"ucap Rizal menanenagkan Rasya tapi tidak berhasil.

"Katakan pada semua orang,aku akan berangkat ke Jepang sekarang juga"ucap Rasya lalu pergi.

"Sya terus nona nur gimana?"teriak Rizal tak terdengar lagi oleh Rasya," dasar manusia batu"

🌿🌿🌿🌿🌿



0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang