Pyarr....
Sudah piring kelima yang Rizal pecahkan sore ini. Nabila sakit karena kerja over yang ia lakukan untuk menunjukan kemampuannya. Badan lemas dan flu ringan yang diderita nya membuat Rizal harus menyiapkan kebutuhan nya sendiri di rumah.
"Badanmu masih panas,cepat istirahat ya g benar"ucap Rizal dengan punggung tangan yang ia letakkan di dahi Nabila.
"Aku janji akan sembuh kalau kamu pergi dari sini"ucap Nabila datar membuat Rizal membulatkan matanya.
"Kamu mengusirku?"
"Cuma menyarankan"
"Oke kalau itu yang kamu mau, aku pergi"
Seharian Rizal pergi tak membuat keadaan Nabila sedikit membaik. Demam nabila semakin tinggi, Bibirnya bergetar, wajahnya pucat bahkan matanya sudah remang² tidak jelas. Ia butuh Rizal tapi suaminya tak kunjung datang membantunya. Ia pikir kali ini Rizal benar² marah padanya. Rencananya yang ingin sedikit ketenangan malah membuatnya susah saat dahaga sudah mulai menyerangnya.
Pyarrr....
Gelas putih pecah saat Nabila hendak mengambil nya. Rizal yang datang sambil membawa bubut terkejut saat melihat Nabila sudah jatuh diatas lantai.
"Astaga nab"serunya khawatir sambil menggendong Nabila kembali ke atas kasur nya.
"Kamu marah?"
"Enggak,tadi rumah sakit sedikit ada masalah"
"Yakin cuma sedikit?"
Rizal mengangguk sambil mengelus kepala Nabila," iya,gak usah khawatir ...yang penting sekarang cuma kesehatan mu"
Hening.
"Zal,kapan kita pulang?"
Rizal terdiam sambil menatap langit² apartemen nya,"aku tidak tahu...tapi tenang saja... keadaan sudah baik karena Husain...mungkin setelah kamu sembuh kita baru bisa pulang"
"Jangan sakit ya nab,aku tidak mampu"
Nabila tertawa lirih mendengar nya,"kenapa tidak mampu?aku selalu percaya kalau kamu adalah dokter hebat selamanya"
"Hatiku yang tidak mampu melihat nya"
"Ucapanmu sangat manis sampai aku lupa bagaimana aku bisa mencintai mu dulu"
Rizal menaikan alisnya dengan senyum yang ia tarik di bibirnya,"emang bagaimana?"
"Saat usia 3 tahun kamu memberiku es krim dan memberi syal agar tidak dingin, kemudian SD kita bertemu lagi....saat itu kamu menolongku yang sedang dirundung oleh anak laki² nakal.....emm lalu SMP...aku melihat kamu berdiri diatas meja lalu bilang kalau besok kamu akan menjadi dokter hebat sampai luar dunia"ucap Nabila sambil tersenyum mengingat masa lalunya bersama Rizal. Saat itu Rizal belum mengenal siapa itu Nabila. Rizal baru mengenalnya saat Nabila dengan beraninya membuat pengakuan padanya.
"Kamu tahu bagaimana waktu itu teman² mu menyoraki mu dengan sebutan babi lalu kamu menangis dan mengadukannya pada kepala sekolah.... akhirnya kamu berhenti menangis saat kepala sekolah menyentuh kepalamu dan bilang kamu akan menjadi orang sukses suatu hari nanti"
Rizal tersenyum menatap wajah Nabila yang menggemaskan saat menceritakan masa lalunya. Ia sedikit menyesal untuk menyia²kan hati Nabila yang sangat mencintai dirinya.
"Saat itu apakah kamu tahu apa yang aku pikirkan tentang mu?"
Rizal menggeleng," tidak"ucapnya sambil menyelipkan rambut Nabila di telinga nya.
"Aku pikir kamu akan berfikir dewasa lalu belajar dengan giat.....huff ternyata kamu saat itu malah melabrak teman²mu sampai memukul kepalanya dengan sapu....kamu selalu bilang kalau kamu akan menjadi dokter hebat di masa depan ....kamu itu benar² nakal sampai guru menghukum mu"ucap Nabila senang membuat Rizal hanya tertawa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfiction"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...