#68

788 39 0
                                    

"kaca yang pecah sudah tidak dapat di satukan kembali. Itu adalah hukum alam setelah kamu menyadari kalau kamu bukanlah apa-apa tanpa dirinya"

Tiga tahun kemudian..............

Semua berubah. Jalanan kota bandung, gedung² yang bertambah tinggi juga poster kesehatan RS Arya Sanjaya yang sudah berganti beberapa belas kali di dalamnya. Semua tetap sama. Berjalan sebagaimana mestinya. Suster Nabila menjerit saat melahirkan anak pertamanya. Husain bahagia atas kehamilan istrinya begitu juga labibah yang baru menikah resmi bersama ardhan, sahabatnya. Semua menjadi takdir tak terencana yang terkadang masih sangat sulit untuk di terima.

"Ayah, aku mau main"teriak seorang anak laki-laki yang baru berumur tiga tahun pada ayahnya. Pria itu tersenyum melihat senyum putranya yang menyimpan siluet akan istrinya. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi saat tiga tahun yang lalu dirinya tak berhasil mendapat hak asuh putranya dari tangan ibunya.

Setidaknya sekarang dia harus tetap  hidup demi putranya. Putra kecil yang manis yang sekarang menjadi tujuan hidupnya. Dia menyesal jika saat itu ia benar-benar berhasil merusak hubungan rumah tangganya. Hubungan yang rusak karena ketidakpercayaan nya membuat ia frustasi sendiri jika mengingat nya.

"Aku merindukanmu dan...."lirihnya sambil menatap langit dan menelan beberapa resep obatnya "....maaf"

Ia langsung bangkit saat mendengar teriakan putranya di depan halaman rumah. Anak itu berteriak saat melihat mobil hendak menabraknya. Rasya langsung berlari sebelum mobil itu menyambar habis tubuh putranya. Ia bernafas lega saat melihat putranya berhasil diselamatkan oleh seorang wanita kenalannya.

"Azen....buka matamu, kamu sudah baik baik saja sekarang"ucap wanita itu yang tersenyum saat melihat Azen menutup wajah dengan sepuluh jari² kecilnya.

Azen membuka wajahnya,mencari kepergian mobil yang hampir saja menabraknya lalu tersenyum senang "aku selamat....makasih bibi qiana ...kalau bukan karena bibi mungkin aku sudah..."ucapnya terpotong saat melihat kekhawatiran ayahnya" ayah"ucap nya yang langsung di peluk erat oleh Rasya.

"Kamu gak papa kan?ada yang luka?kamu kenapa main diluar?"panik Rasya terus memutar badan mungil putranya."

"Dia tidak papa, bolanya mungkin keluar jadi dia pergi mengambil nya"ucap qiana membuat Azen mengangguk menatap ayahnya.

"Benar ayah, bolanya melambung keluar...kata paman jadi pria harus bertanggung jawab dengan apapun...aku hanya berfikir harus pergi untuk mengambil nya"ucap Azen memelas.

"Lalu apa tidak berfikir kalau kamu harus hati²?gimana kalau mobil itu tadi menabrak mu?"ucap Rasya dingin membuat Azen hanya bisa terdiam sambil menunduk. Rasya yang melihat itu langsung menghela nafas nya besar dan beralih pada qiana di depannya.

"Terima kasih sudah menyelamatkan Azen tadi"ucap Rasya membuat qiana tersenyum bahagia.

"Tidak masalah, itu sudah kewajiban ku setelah dokter Mila pergi,lagian aku sudah menganggap Azen seperti putraku sendiri"

Hening

"Sya, aku .aku ngomong sesuatu "ucap nya mendapat anggukan kecil dari Rasya.

"Tapi Azen...."

Azen mengerucutkan bibirnya. Ia tahu qiana ingin sekali menjauhkan nya dari ayahnya. Ia sangat  kesal saat Rasya berdekatan dengan qiana yang sudah jelas² ingin menggantikan posisi ibunya.

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang