#57

859 41 0
                                    

" keadaan yang seperti ini mengingatkan ku akan 0,001 detik yang membuat kita saling bertemu"

~sayyidah nur kamila

RS Arya Sanjaya.

Telepon dari new Zealand berhasil menggemparkan seisi rumah sakit Arya Sanjaya. Banyak dokter² yang dikirim ke new Zealand yang mati karena kelelahan. Hari demi hari bukan nya berkurang akan tetapi pasien wabah malah semakin bertambah dan semakin banyak. Belum ada tanda² kabar dari jepang dan dr Rizal di new Zealand. Semuanya terlalu sibuk dengan permainan takdir yang cukup melelahkan.

Di ruangannya, Nabila mengangkat tangan  saat ketua dokter sedang mencari orang untuk memberi bantuan. Awalnya kemampuan Nabila masih terus di ragukan. Akan tetapi,berkat kehebatan speaking publik nya membuat dia akhirnya dikirim langsung kesana. Sebelumnya, Nabila sudah meminta bantuan pada teman nya untuk merahasiakan kepergiannya pada Rizal suaminya.

🌿🌿🌿🌿🌿

Plak....

"Apa yang kamu lakukan?hanya dokter yang bisa melakukan itu"ucap Mila refleks menepis tangan cinta lalu kembali melihat korban di depannya ,"nak apa kamu masih bisa mendengarku?"

Anak kecil itu mengangguk lemah denga. Keringat dingin yang bercucuran dipelipisnya ,"kakiku sakit" lirihnya menangis melihat luka busuk di kaki kanannya. Mila mencoba mengeluarkan kaki itu dari jeruji besi yang menancap di kakinya. Anak kecil itu langsung hilang kesadaran membuat Mila dan cinta menjadi semakin khawatir dengaa keadaan nya.

"Kak Laila bantu aku!!!"teriak Mila sambil menggendong anak kecil itu memenuhi darah di pakainya. Laila langsung berlari dan mengarahkan Mila untuk masuk kedalam ruangannya.

Berjam-jam melakukan pemeriksaan membuat Mila khawatir saat melihat wajah masam Laila. Mila menangis saat kaki kecil itu harus segera di amputasi untuk menyelamatkan nyawanya.

"Dia anak pertama yang berhasil kita temukan,nur"

"Tapi kenapa harus diamputasi kak?umur sekecil ini apa dia bisa menghadapi nya?"ucap Mila sedih sambil mengelus kepala anak itu dan menciumnya.

"Nur kamu yang menemukan nya,jadi kamu yang lebih berhak memutuskan nya"ucap Laila serius," dia bisa mati kalau lukanya dibiarkan seperti ini, kita benar² harus mengambil satu kakinya sekarang,nur"

"Apapun yang terbaik untuknya kak, aku akan menjaganya"ucap Mila setelah terdiam lama dan membuat senyum bangga dari Laila.

"Kalau begitu keluarlah, aku tahu kamu tidak tega melakukan nya......berdiam disini hanya akan menunda nyawa anak² lain yang aslinya masih bisa diselamatkan,nur"

Mila mengangguk lalu pergi dan bertemu dengan cinta Yang sedang menangis sendirian. Mila berjalan ke arahnya lalu menepuk bahu gadis itu untuk menenangkan nya.

"Maaf, kalau tadi aku terlalu kasar padamu"

"Tidak papa aku paham,aku hanya sedih mengingat diriku dan wanita hebat yang pernah menolongku"

"Wanita hebat?"

Cinta terdiam"keluarga ku juga meninggal karena bencana gempa bumi Bu....jika bukan karena wanita itu mungkin sekarang aku sudah meninggal sejak lama"

Mila terdiam sambil berfikir betapa malangnya nasib gadis di depannya. Cinta tidak tahu kalau Mila juga kehilangan ayahnya karena bencana. Masa kecil tanpa ayah membuat ia menjadi gadis tegar didepan ibunya. Namun walaupun begitu Mila tak pernah menyalahkan bencana karena bencanalah yang juga mempertemukan nya dengan Rasya, suaminya.

Mila terdiam sambil menyentuh dada kanannya yang terasa sakit karena detakkannya yang sedikit terasa tidak beraturan," aku merindukanmu sya,kamu sekarang apa kabar?"lirihnya tak sadar di dengar oleh cinta. Gadis itu hanya tersenyum paham sambil melihat bintang di atasnya.

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang