Satu detik.
Dua detik.Tiitt......
Sambungan telefon terputus membuat Mila semakin merasa khawatir. Mila menelfon Rasya kembali namun terus tak mendapat jawaban. Pikirannya ia coba untuk berpositive thingking sampai muncul pesan di ponselnya.
~nanti aku hubungi lagi
Jangan khawatirMila memasukkan ponselnya kedalam saku jas lalu menjerit saat telinganya di jewer keras Laila dari belakang. Ternyata sedari tadi Laila menguping pembicaraan Mila yang pergi tanpa izin dari suaminya.
"Kak sakit"
"Bagus ya kalau kamu pergi kesini tanpa izin dari dokter Rasya"kesalnya karena takut kalau Rasya tidak akan lagi mengizinkan Mila untuk pergi bersamanya.
"Khilaf kak, dia yang pms sampai buat aku kesal dan kabur dari rumah"ucap Mila sedikit takut melihat wajah garang Laila ,"aku dan dia sudah baikan kok kak,jangan khawatir...Rasya bukan orang yang mudah marah seperti itu"
"Sungguh?"
Mila mengangguk," iya kak, masih di zona cinta dan kepulan rindu"gurau Mila membuat Laila tertawa karena bahagia.
"Kamu bisa aja mil, terus sekarang gimana kabar bola nasimu itu?"
Mila terdiam. Ia lupa menanyakan itu pada Rasya tentang putra kecilnya. Ia tidak tahu momen apa saja yang sudah ia habiskan bersama Azen saat jadwal rumah sakit terus saja menyibukkannya. Laila mengerti jika menjadi ibu di usia Mila belum terlalu matanya untuk mengatur baik waktu sibuknya. Laila hanya menggeleng sambil meneguk gelas kopinya.
"Emang susah ya jadi anak dari orang tua yang sibuk"ucap Laila membuat Mila menoleh ke arahnya.
"Pesanku cuma satu mil,jangan sampai anakmu lebih nyaman dari orang lain daripada orang tuanya sendiri mil..... menganggap ruang rehabilitasi lebih nyaman dari rumah sendiri itu mengerikan mil, jangan sampai anakmu berakhir seperti itu"
"Iya kak, aku akan lebih mengatur waktuku untuk bisa bermain bersamanya"ucap Mila yang mengerti keadaan Laila karena Evan yang menceritakan itu padanya.
"Sudah² nanti malam telfon suamimu lagi lebih lama agar aku senang"ucap Laila lalu datang 8 orang pemuda yang baru istirahat di tempatnya.
Mila tahu kalau salahs atau di antara mereka sudah berhasil memikat hati seorang Laila. Badan kekar bak atlet juga rambut basahnya sungguh berhasil membuat Laila terus meneguk salivanya.
"Saya langsung kesana dulu bersama mereka"ucap seorang pria bernama Rudolf Abraham aesy. Laila memanggil nya Rudy agar terdengar simpel dan lebih mudah. Pria bermata elang itu mengangguk lalu memilih kembali pada temab² nya.
~Di Aceh ada seseorang pria bernama Rudolf,dia tampan sampai bikin kak Laila jatuh cinta, aku terus tertawa melihatnya ~
Pesan Mila yang iseng pada Rasya dan tak menyangka kalau dirinya mendapat balasan cepat dari suaminya.
~bilang padanya kalau suamimu yang lebih tampan dari siapapun termasuk pria itu~
~hhh, kak Laila ketawa ...dia ada di samping ku~
Read. 09.00 wib.
Oh iya kamu sudah selesai disana?
~belum,tapi tidak terlalu serius~
Mila membulatkan matanya besar saat melihat Rasya mengirim beberapa pdf dan video 10 menitnya. Mila langsung membukanya setelah Rasya memberi aba² untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfiction"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...