"Seharusnya kita sadar kalau ternyata takdir terlalu asyik mempermainkan hubungan diantara kita"
--
-
~Muhammad Rasya Ibnu Ar Razi,diantara bimbang dan pengorbanan.
🌿🌿🌿🌿🌿
Hening.
Satu detik.
Dua detik.Kemudian Mila mengambil tangan Rafka yang berdiri di sampingnya. Rafka yang merasa di pegang merasa terkejut begitu juga dengan reaksi semua keluarganya.
"Maafkan aku kalau selama ini aku bersikap dingin padamu,aku baru tahu kalau kamu sebenarnya adalah suamiku"ucap Mila membuat Rasya yang hendak masuk menghentikan langkahnya.
Rafka terdiam dan terkejut," Ba... bagaimana ka..kamu bisa tahu?"tanya Rafka memecah suasana hening di sekitar nya.
"Emm..aku tidak tahu,mungkin ini petunjuk dari Tuhan agar aku bisa memulai menjadi istrimu yang baik"ucap Mila menambah erat cekalannya." Sebelum pernikahan aku sudah mengetahuinya lewat undangan milik Audy"
"Aa....Apa yang kamu tahu?"
"Yah kalau namamu adalah nama suamiku,kita menikah tanggal 22 Juni di rumahku,kamu lupa?"
"Enggak,hanya memastikan kalau kamu masih bisa mengingat nya dengan baik"bohong Rafka melihat semua keluarga nya menunduk di tempat.
"Aku masih ingat lah,aku gak amnesia"ucap Mila sambil tersenyum. "Audy saat itu tidak bisa datang karena sibuk jadi nya undangan nya masih bisa aku temukan di mobil"
Hening.
"Kenapa kalian diam?"tanya Mila bingung.
"Emm sudah² mil kamu ini Baru keluar dari ruang operasi kenapa masih banyak bicara?"ucap Vina memecah keheningan.
"Kenapa Bu?Mila gak ngantuk"ucap Mila kesal lalu menangkap bayangan Rasya didepan ruangannya. "Rasya masuklah,kenapa kamu berdiri di luar?"
Rasya menghela nafasnya besar lalu masuk ke dalam kamar Mila. Mila tersenyum melihat wajah canggung Rasya saat tahu dia adalah kakak iparnya.
"Sya,kamu tau nggak kalau takdir itu sangat aneh,buktinya kita yang awalnya sahabatan ternyata bisa mempunyai hubungan yang tidak bias"
"Hmm"
"Ternyata kamu adik ipar ku"ucap Mila senang tapi malah membuat suasana di dalam menjadi sangat canggung.
Rizal yang berdiri di pojok ruangan hanya bis menggelengkan kepalanya sambil menepuk -nepuk dadanya.
"Kenapa dokter menepuk dada?"
"Saya sakit hati saat denger kata adik ipar keluar dari mulut nona nur untuk Rasya"
"Saya juga sakit hati"ucap Nabila membuat Rizal menatap nya.
"Kamu juga?"tanya nya," perasaan hubungan mu dengan Rasya tidak sedekat itu"
"Bukan karena itu"
"Lalu?"
"Saya sakit hati karena nunggu dokter yang belum balas perasaan saya"lirih Nabila membuat Rizal tercengang.
"Kamu bilang apa?"bohong Rizal padahal dia sedang mengendalikan detak jantung nya.
Nabila menggeleng,"Bukan apa²"ucapnya lalu pergi dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fiksi Penggemar"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...