#62

784 37 0
                                    

Awas!!!!!

Teriak seorang pria dewasa saat melihat  papan kayu hendak menjatuhi Mila. Semua terkejut termasuk Laila saat melihat Mila yang hampir patah tulang karena nya. Pria dewasa itu sangat khawatir sambil melindungi Mila menggunakan badannya.

"Kamu..."ucap Mila terkejut saat menatap wajah pria itu.mila ingat bahkan tidak akan lupa dengan wajah itu. Hidung mancung,kulit putih, dan mata hazelnut nya membuat ia semakin yakin kalau pria di depannya itu adalah penyelamat hidupnya saat di gudang las waktu itu. Belum sempat menjawab pria itu langsung pergi saat melihat Laila datang bersama yang lain nya

"Bersinar, kesedihan,jauh"bisiknya memberi isyarat dibalik teka teki simpelnya. Pria itu pergi saat di rasa Mila sudah pasti mengenali jawabannya.

"Lo gak papa?"

Mila mengangguk lalu pergi bersama Laila kembali menuju kelas kecilnya. Sudah 3 hari ini Mila berhasil mengenalkan pengetahuan pada mayoritas warga disana.

🌿🌿🌿🌿

BERSINAR.KESEDIHAN.JAUH. sebuah teka teki yang pernah Mila dengar sebelumnya tapi dimana. Ia tidak asing dengan tiga kata itu. Ia tersenyum lalu pergi saat dirinya berhasil menemukan jawaban nya.

Mila duduk di atas batang besar menghadap pantai. Matanya berkaca-kaca saat melihat bintang yang melambangkan seperti pengganti sosok ayahnya. Bintang itu bersinar tapi jauh . Indah tapi sangat menyedihkan saat kehadirannya mewakili orang² yang sudah meninggal. Mila merindukan ayahnya. Ayah yang selalu menganggap erat tangan nya. Memotivasi dengan cerita² perjuangannya juga ayah yang selalu menjaga senyumannya.

"Aku merindukanmu"ucap Mila membuat pria itu membulatkan matanya besar. Ia tidak menyangka kalau Mila  bisa merasakan kehadiran nya sejak tadi. Pria itu langsung berjalan mendekat saat mata Mila benar² menatap tulus ke arahnya.

"Jangan canggung...bagaimana kabarmu?"ucap nya yang sudah duduk di samping Mila. Ia sedikit Canggung dengan suasana hening seperti ini. Belasan tahun bersama Mila membuat ia begitu sangat merindukan nya.

"Berusaha baik walaupun tanpamu"ucap Mila datar tanpa menatap pria itu. Kedua matanya masih sibuk memandang keindahan bulan di atasnya. Benar kata orang kalau ciptaan tuhan terlalu indah untuk didefinisikan. Hanya barisan lafadz subhanallah rasa kekaguman nya itu Sekarang.

Mila terkekeh melihat pria itu yang terus menatapnya sedu. Ia tidak mengerti kenapa pria itu kembali setelah bertahun tahun pergi meninggalkan nya. Mila tidak percaya jika kenangan manis mendadak bisa berubah dengan rasa canggung sehebat ini"

Hening .

"Aku sudah menikah"ucap Mila membuat pria itu menatapnya.

Muhammad Akmal Syafril Al Arsy. Mila memanggilnya Akmal sebagai lambang kesempurnaan seperti namanya. Matanya yang sedu selalu saja menenangkan nya. Begitu juga pelukan hangat yang selalu ia berikan saat Mila menangis dan merengek kesakitan. Semua itu sirna saat identitas nya hilang dari muka bumi ini. Pria itu hanya mengangguk mengerti saat Mila mengatakan dirinya sudah menikah dengan pria lain.

"Aku tahu"jawabnya singkat membuat Mila meneteskan air matanya. Matanya sedih sambil menatap langit hitam di atas nya," apapun yang terjadi jangan pernah bilang suami tentang ku"ucapnya lagi membuat Mila semakin meluncurkan air matanya. Baru saja ingin bertanya Akmal langsung melontarkan janji padanya.

"Berjanjilah"

"Kenapa?"muncul banyak pertanyaan di benak Mila saat ini. Satu tahun yang lalu ia masih ingat kalau Akmal rela mengorbankan nyawa demi menolong nya. Tusukan pisau yang mengenai perutnya tak pernah bisa dilupakan Mila selama ini. Ia sangat menyayangi pria itu dan selalu mengkhawatirkan keadaan nya. Tapi kenapa?sekali bertemu membuat keadaan mereka menjadi Canggung seperti ini melupakan hubungan nya.

"Bantu aku...ingat impian yang aku ucapkan saat itu ....jika kamu berjanji semua nya akan baik² saja mil...aku akan selalu menjagamu dan melindungi mu dari kejauhan"

Iya,mila ingat. Mengabdi pada negara adalah impiannya sejak bertemu dengan ketidak Adilan yang membuat keduanya berpisah. Raut wajah ,air mata,dan suasana tidak menyenangkan itu tak pernah bisa pergi dari pikiran mereka. Mereka saling rindu satu sama lain namun tak berani mengakuinya lebih jauh. Dalam hatinya masing-masing mereka sangat merindukan satu hal yang mereka sebut dengan masa lalu.

"Apa janji itu berlaku pada suamiku sendiri?"

Akmal mengangguk dengan tatapan serius," iya... siapapun selain kamu dan tuhan tidak boleh ada yang tahu tentang hari ini..."

"Aku janji asalkan kamu selamat"

"Terima kasih"ucap Akmal sambil mengelus puncak kepala Mila "jika semua selesai...aku berjanji akan kembali"ucapnya lalu pergi meninggalkan Mila sendirian di tempatnya. Sekali lagi hati Mila di buat sakit melihat pria itu pergi menjauh darinya.

🌿🌿🌿🌿

Seperti biasa,mengirim kabar dan informasi tentang Mila adalah tugas rutin Laila kepada rasya. Rasya langsung mengernyitkan dahinya saat melihat gambar samar Mila yang sedang memegang tangan pria lain . Dua jarinya ia tarik untuk memperjelas gambar itu di ponselnya. Dalam hati, Laila sungguh tidak sengaja mengirimkan nya. Laila langsung menarik pesan untuk menghindari kesalahpahaman antara Mila dan suaminya. Hal itulah yang membuat Rasya sedikit curiga dengan tingkah laku istrinya yang sangat betah berkeliaran diluar sana.

Tap.

Tap.

"Selamat datang sayang"ucap maira senang melihat kedatangan menantu nya di bandara. Saat ini sudah ada Rasya yang tersenyum tipis menatap nya, ada papa yang sangat bangga menyambut nya juga Azen yang tersenyum manis di gendongan Rafka di depannya.

"Apa kabar ma,pa, dan putra ibu yang sangat menggemaskan"ucap Mila sambil menggendong Azen ditangan nya. Mila langsung menciumnya brutal membuat bayi itu geli dan tertawa lebar.

"Kapan kakak datang?"

"Belum lama kalau untuk menghabiskan waktu bersama Azen"jawab Rafka sambil tersenyum membuat Rasya cemburu melihatnya.

"Ehem"Rasya berdehem mendekat diantara Rafka dan Mila. Maira dan Adi disan dibuat tertawa melihat kelakuan nya. Biasanya Rasya tidak pernah secemburu itu pada Rafka sekalipun maira memberikan perhatian lebih pada kakak nya. Seketika itu Mila langsung menatap Rasya yang menarik tangannya untuk berdiri di dekatnya.

"Kamu bagaimana?"tanya Mila gugup melihat wajah dingin suaminya.

Rasya hanya terdiam sambil melihat seluruh keluarga nya," ayo pulang"ucapnya lalu pergi mendahului semuanya.

Kedua orang tuanya itu menjadi heran melihat sikap keduanya. Senyum Azen tergelak pecah saat tubuh ya berada dipangkuanila setelah sekian lama. Maira,Adi,dan bibi Wati ikut di mobil Rafka. Sedangkan Mila,Rasya ,dan Azen duduk bersama di dalam mobilnya. Kerinduan yang terlalu lama di tahan membuat keduanya saling gugup dan menciptakan suasana mobil menjadi sehening ini.

"Sya aku mau ke rumah ibu"

"Kamu baru pulang apa gak mau istirahat dulu dirumah sama Azen?"

"Sekalian bawa Azen lah sya, kita refreshing buat jalan² ....udah lama kita gak kesana, aku sangat rindu ibu"

Rasya hanya terdiam sambil membanting setir nya dipinggir jalan. Ia sungguh tidak mau jika percakapannya dengan Mila membuat keluarga nya kecelakaan. Apalagi saat ini ada Azen kecil bersamanya.

"Aku ada Konsul sama dokter besok, lalu mengecek semua data jepang dan Singapura...belum jika Rizal datang dengan data² dari New Zealand, aku masih sibuk Minggu ini mil"

"Ayolah sebentar saja sya, aku rindu banget sama ibu...kamu kan bisa minta bantuan asistenmu"

"Kita pergi minggu depan"ucap Rasya lembut sambil mengelus kepala Mila lalu mengecup nya.

"Janji dulu"

"Iya"jawabnya dengan senyuman di wajahnya. Mila mengangguk dan mencoba mengerti posisi suaminya. Ia juga ingat kalau data² tentang keadaan di Aceh belum ia selesaikan untuk mengisi jurnal kerjanya. Azen menyunggingkan senyumnya untuk menghibur ibunya yang sedih. Bayi itu sangat lucu membuat Mila gemas melihatnya. Rasya senang melihat kedekatan itu. Kesibukan mereka yang over terlalu banyak menyita waktunya untuk bermain bersama keluarganya.

🌿🌿🌿🌿🌿

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang