******
"Terima kasih untuk sebuah singkat yang indah"
~sayyidah Nur kamila
******
"Mila!!!"teriak Laila melambaikan tangannya menyapa Mila yang duduk bersama botol air di tangannya.
Laila duduk disampingnya sambil memberikan kertas yang berisi data yang harus di isi oleh Mila,"isi identitas mu!"
Mila meletakkan botol air nya di atas meja,"bawa pulpen nggak?"tanya Laila mengangguk lalu menunggu Mila mengisi kertas formulirnya.
~
Nama: Sayyidah Nur K.
No urut: 2431
Alamat:.....?~
"Ada apa Nur?"tanya Laila melihat Mila yang terdiam sambil memutar mutar pulpen di tangannya.
"Alamat rumahku no 53 atau 83 ya kak?"Laila menggelengkan kepalanya,"jangan bilang kamu lupa alamat suamimu?"
Mila mengangguk angguk sambil mengeluarkan ponsel di tangannya,"Aku tanya bibi Wati aja"
Dua menit kemudian...
"Alamat nya jl. Mawar Dahlia no 53c di kota kenangan Bandung....nona kapan pulang?saya khawatir tuan muda juga?jangan lupa pulang nona,kasian tuan muda"...."Ada apa Nur?
Mila memasukkan ponselnya kedalam tas nya,"gak papa cuman kepikiran kalau nomor rumah yang Mila ingat salah"
Laila tertawa,"sudah² cepat tulis lalu bantu aku ke tenda darurat,kalau kita terlambat dokter Rizal bisa dikremasi kan"
"Baik kak"
🌼🌼🌼🌼🌼
Di tenda darurat,dokter Rizal kewalahan dengan rintihan kesakitan yang membuat panas saluran pendengaran nya. keringat nya sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ditambah lagi dengan baju putihnya yang sudah penuh akan bekas darah.
Kamila datang membuat Rizal sedikit senggang untuk bernafas. Rizal tersenyum melihat pekerjaan Mila yang tenang namun cekatan membuat bebannya sedikit menghilang dari kedua pundaknya,"terima kasih nona nur"ucap Rizal melepas jas putihnya sambil keluar dari tenda darurat bersama Mila.
"Dokter kembali saja,pasien yang terlihat sulit anggap saja hanya luka ringan agar kita tidak terbebani untuk menyelamatkan tapi tetap bertindak cepat"
Rizal tersenyum,"saya percaya penuh sama Nona nur"ucap Rizal,"saya akan pergi untuk membersihkan diri"sambungnya mendapat anggukan dari Mila lalu pergi menuju tendan nya untuk beristirahat sejenak.
Rasya yang melihat jadwalnya kosong segera berangkat ke lombok dalam beberapa jam lalu melihat Rizal yang membersihkan diri nya sambil membawa segelas kopi di tangannya.
"Zal,mana pasiennya?"panggil Rasya membuat Rizal tersentak kaget.
Rizal terdiam menatap tak percaya kedatangan Rasya di hadapannya. Apa dihadapannya itu Rasya atau hanya angin malam yang menyerupai nya. Padahal sebenarnya Rizal tahu tentang kecintaan Rasya yang terlalu dalam pada semua pasien nya apalagi jika menyangkut Azahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fiksi Penggemar"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...