Kediaman Rasya
Pukul 08.00, Rafka baru datang dari perjalanan tanpa arah dengan hati yang masih gagal move on memikirkan labibah. Dua hari bermain bersama salfa cukup menghibur kekosongan hatinya. Apalagi saat perjanjian satu malam itu yang ternyata mereka habiskan untuk berkunjung di pasar malam.
Tiba tiba ia merasa bingung saat melihat keponakannya bangun sambil menangis mencari ibunya. Untungnya Rasya bisa cepat menenangkannya walaupun ia tahu itu hanya sesaat saja. Rafka menarik tangan nya untuk ia mintai penjelasan.
"Apa yang terjadi?Azen tidak pernah sesedih ini saat merindukan ibunya setelah bertahun tahun"
"Mila masih hidup ..bahkan dia sudah menghabiskan waktu bersama ibunya"
"Apa ?"tanya Rafka tak percaya. Jujur ia sangat terkejut mendengar pengakuan Rasya
"Aku tidak percaya sebelumnya ..tapi itu benar kalau Mila masih hidup....hanya saja dia tidak mengingat apapun saat ini"
"Aku tidak mau tahu sya itu hanya ilusimu atau kenyataan...intinya kamu jangan sampai lupa kalau jantung Azen itu lemah sejak dia masih kecil...hal seperti ini bisa sangat membahayakan nya"ucap Rafka yang sangat mengkhawatirkan Azen yang terus mengigau ibunya. Badannya panas sampai kejang membuat ia segera bergegas pergi ke rumah sakit.
Setelahnya,Rasya langsung pergi untuk mencari Arum ke studio nya . Ia sangat frustasi saat semua orang tidak tau keberadaan Arum bahkan gara juga.
Ia terus berusaha menelfon nomor Arum yang ia dapatkan dari teman kantor nya. Rasya sangat khawatir saat 112 panggilan tidak ada yang berhasil menelfon nya. Tiba tiba ia teringat jalan rumah arum yang kemungkinan keluarga Arum sedang menghukum nya karena pulang malam dari rumahnya.
(Enam jam sebelum berangkat...)
"Kak ponselku"
"Tidak perlu...pakai ponsel ini saja ..kakak sudah membelikan baru untuk mu"
"Kenapa kak?"
"Aku hanya ingin ponselmu itu saja"
"Kak, disana banyak nomer teman temanku"
"Apa dia termasuk?"
"Siapa maksud kakak?"
"Pria dengan satu anak itu"
"Kak..."gara menghela nafas. Ia mengeluarkan kartu Arum dan membuang nya langsung ke sungai . "Ini bisa membuat kamu lebih berkonsentrasi rum...jangan pikirkan temanmu dan berjuanglah agar tidak di ganggu...kamu masih harus banyak belajar Sekarang "
"Baiklah...."ucap Arum mengambil ponselnya Kembali. Tidak masalah kartunya ganti asalkan Fotonya bersama Azen masih tetap ada.
End flashback.
Rasya melakukan mobilnya dan bertemu dengan gara yang duduk di depan rumahnya. Gara yang mengerti dengan kedatangan Rasya langsung menghindar dari hadapan nya.
"Tuan, Dimana Arum?"
"Dia tidak ada...kamu tidak berhak mencari nya, pergilah"bentak gara kesal karena dirinya sungguh tidak ingin lagi kehilangan Arum untuk kedua kalinya. Entah itu Dwi atau Triya, gara menginginkan satu orang untuk bisa ia sayangi.
"Aku berhak!tolong beritahu dimana Arum ?aku suaminya dan putranya sedang sakit sekarang "
"Putramu tidak ada urusan nya denganku!Arum adikku dan selamanya seperti itu, jika kamu tidak pergi aku tidak akan segan untuk menghajarmu!"
"Lakukan saja,asal anakku selamat aku rela mati di tanganmu....putraku hanya merindukan ibunya"
"SUDAH KU BILANG KALAU PUTRAMU TIDAK ADA URUSANNYA DENGANKU!ATAS DASAR APA KAMU MENYEBUT ADIKKU SEBAGAI ISTRIMU"
"setelah ayahnya aku yang paling mengerti tentang dirinya...kamu tidak berhak membatasi hidupnya "
BUGH...BUGH...BUGH...
pukulan demi pukulan tidak membuat Rasya membalas nya. Wajahnya sudah babak belur dan berdarah hingga gara tak tega lagi untuk memukulnya. Gara langsung pergi tanpa memedulikan Rasya yang sangat khawatir tentang kesehatan putranya.
Kemudian seorang pria dewasa datang dan mengajak Rasya untuk pergi bersamanya. Rasya tidak mengenal siapa pria itu yang pasti ia yakin kalau pria itu punya hubungan dengan pemuda bernama gara.
"Aku ayah nya gara"ucap pria itu sambil memberikan salep obat untuk Rasya "obati lukamu dulu"ucap nya membuat Rasya terpaksa melakukannya.
Hening
"Putraku itu sebenarnya adalah orang baik, hanya saja dia tidak ingin kehilangan adik kesayangannya"
"Tapi dia adalah istriku"
"Aku tahu, saat itu aku dan gara menemukan nya dengan keadaan yang sangat menyedihkan, istrimu itu sama sekali tidak mengingat apapun termasuk namanya.... keluargaku hanya bisa bersabar menerimanya karena bertepatan hari itu putri kamu juga menghilang sampai sekarang" ucap Bayu yang mengingat kalau saat itu Mila sudah koma selama tiga bulan lamanya. Walaupun begitu,Gara tidak pernah putus asa untuk menyelamatkan dan menunggu nya. Gara berfikir jika kepribadian Mila yang sama seperti adiknya itu bisa mengobati hatinya sekaligus menunggu kepulangan adik nya.
Hening
"Putriku namanya Arumi Dwi Maharani, saat itu dia sedang mencari kayu bakar untuk rumah kamu, gak tahunya dia masih belum kembali sampai sekarang"ucap Bayu sedih sambil menunjukan foto putri nya.
Rasya terkejut saat melihat pita rambut yang sama seperti yang ia temukan tiga tahun yang lalu. Pita itu lah yang membuat Rasya yakin kalau istrinya masih hidup. Rasya mengeluarkan pita itu dari sakunya lalu memberikan nya pada Bayu. Bayu membelakkan matanya saat mengingat pita itu benar benar milik putrinya.
"Bagaimana pita arumku bisa ada di tanganmu?"
"Aku menemukan nya saat kecelakaan istriku..saat itu dia jasad wanita yang terbakar dalam kecelakaan itu ....istriku tidak pernah mempunyai pita itu karena itulah aku selalu yakin kalau dirinya masih hidup"jelas Rasya membuat Bayu menangis dan melemaskan kedua lututnya.
"Jadi benar kalau putriku sudah meninggal?ya tuhan bagaimana kamu bisa menguji keluargaku seperti ini?gara tidak akan bisa menerimanya hiks hiks...."ucap Bayu sedih membuat Rasya hanya bisa menunduk dan menenangkannya.
"Tuan...tenanglah .... semuanya masih belum bisa dipastikan "
🌿🌿🌿🌿🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfiction"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...