"apa aku...... setampan itu?"ucap Rasya sambil meletakkan tangan di atas dadanya. Suara nya lirih tapi terdengar tegas. Biasa tapi cukup menggelitik telinga Arum yang sudah mulai salah tingkah.
Tatapan mereka bertemu hingga membuat jantung Arum berdebar sangat kencang. Ya tuhan, apa semudah ini ia bisa jatuh cinta?pada seorang duda anak satu yang masih terlihat segar staminanya?tidak bisa...ini tidak bisa. Batin Arum lalu bangkit saat teriakan Azen mengagetkan nya.
"Ibu....aku mau tambah!!"teriak Azen yang sudah menghabiskan satu porsi di piringnya.
"Iya² aku datang"ucap Arum pergi sambil memegang dadanya. Rasya bangun dengan hatinya yang senang sambil berjalan menuju Azen di meja makan.
"Ayah ..ayo makan masakan ibu sangat lezat"serunya bersemangat.
"Ayah udah tahu"jawab Rasya membuat Arum sendiri menoleh . Baru pertama kali Arum masak, bagaimana rasya tahu semua orang sudah banyak memuji masakannya.
"Kok ayah bisa tau sih?"
"Tuh, keliatan dari sisa makanan di bibirmu"ucap Rasya membuat Azen tertawa. Bodohnya Arum yang berfikir Rasya senang memujinya.
Kemudian Rasya langsung duduk sambil mengambil peralatan nya. Tangannya terhenti saat Azen berteriak memanggilnya.
"Ayah....ibu temanku selalu menyiapkan makanan untuk ayah nya"ucap Azen membuat Arum meneguk ludahnya sambil menatap Rasya di depannya. Oh tidak, sampai kapan drama sebagai ibu ini akan berakhir sekarang.
"Tidak papa ayah bisa melakukannya sendiri"ucap Rasya yang tahu permintaan Azen sangat membuat Arum merasa tidak nyaman. Apalagi ia masih belum tahu apa yang terjadi pada istri nya setelah bertahun-tahun menghilang.
Jantung nya berdebar sangat kencang saat centong nasi itu di ambil alih dari tangannya. Sentuhan Arum benar benar membuat nafasnya tidak beraturan." Biar aku saja"ucap Arum membuat Rasya terdiam membeku di tempatnya.
Setelahnya,Rasya memakan itu dan tersenyum saat merasakannya. Ternyata rasa itu masih sama seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Cliing....
Pesan WhatsApp masuk membuat Rasya langsung menghentikan aktivitas makan nya. Rasya bingung karena harus pergi ke rumah sakit sementara Rafka masih belum datang untuk menemani putranya.
"Ada apa ayah?"
"Ayah ada tugas tapi pamanmu tidak ada di rumah"
"Ayah pergi aja, aku gak papa kok sendirian di rumah sambil tunggu ayah"
Rasya menggeleng" ayah tidak bisa tinggalin kamu sendiri "jawab Rasya sambil menyimpan ponselnya ke dalam saku "kamu tahu kenapa?"
"Kenapa?"
"Karena kamu sangat nakal Azen "ucap Rasya membuat Azen mengerucutkan bibirnya dan menunduk " kalau bukan karena pamanmu,ayah sendiri juga bingung bagaimana cara mencari baby sitter yang betah untuk merawat mu "omelnya membuat Arum ikut kesal. Buka kah nakal adalah batas wajar untuk anak?
"Jangan dimarahin lagi, kamu lergia aja biar aku yang jaga Azen!"ucap Arum membuat Rasya dan Azen terdiam.
Hening.
"Kamu serius?"
"Iya kenapa enggak?"jawab Arum enteng tanpa berfikir.
Azen bersorak senang sambil mengangkat sendok dan garpu nya ke atas "hore ibu temani Azen di rumah hore!!"teriaknya bahagia. Seketika itu Rasya mengangguk dan pergi sampai tak sadar dirinya refleks mengecup kening wanita di depannya.
Cup.
"Aku pergi"ucap Rasya yang masih tak sadar telah menganggap Arum sebagai istrinya. Arum yang dikecup keningnya langsung membeku di tempat dengan ja tung yang sudah tidak bisa lagi untuk ia kendalikan.
"Ibu ..apa kau baik baik saja?"
Arum menggeleng, "jantungku sakit"lirih Arum membuat Azen tertawa.
"Ayo kamu mau apa setelah ini?"tanya Arum setelah sadar dari pikiran nya.
"Main....aku main ibu"ucap Azen "ayo kita main di kamarku"
"Ayo...aku temani kamu sampai puas"ucap Arum sambil menggandeng tangan Azen lalu naik ke atas kamarnya.
🌿🌿🌿🌿
Jam menunjukkan pukul 2 pagi. Rasya pulang setelah menyelesaikan operasi panjangnya. Ia tersenyum saat melihat Arum yang tidur bersama Azen di kamarnya. Ia berjalan ke arah Arum yang tidur dengan buku dongeng di tangannya. Kemudian ia terkejut saat Arum tak sengaja terbangun dan langsung menarik tangan nya.
"Aku mau pulang ...kamu jaga Azen"ucap nya yang sudah bangkit dari tidurnya.
"Ini sudah malam, besok pagi saja aku antar kamu langsung ke studio "
Arum menggeleng " sekarang saja, aku takut keluarga ku marah "ucap Arum yang hendak pergi.
"Tunggu aku antar kamu pulang saja...pamannya juga akan pulang hari ini,jangan khawatir"ucap Rasya walaupun wajahnya sudah terlihat sangat lelah.
Arum terdiam lalu mengangguk mengiyakan. Mau bagaimana lagi?mungkin bis juga tidak datang di jam seperti ini. "Ouh baiklah"ucap Arum lalu pergi bersam Rasya. Dalam hatinya ia sangat kagum dengan sosok pria bertanggung jawab seperti Rasya. Sepertinya Arum sudah jatuh cinta padanya karena momen indah yang sangat singkat ini .
Satu jam perjalanan,Arum hanya menyuruh Rasya untuk menghentikan mobil di depan gang nya saja. Arum turun dan terkejut saat melihat gara yang menunggu nya dengan tatapan datar di depan rumah. Sebelumnya, ekspresi ini tidak pernah ditunjukkan oleh nya.
"Jangan pernah temui mereka lagi"ucap gara datar namun terdengar sangat menakutkan. Arum hanya menunduk lalu masuk kedalam kamar nya. Ia memegang hapenya sambil melihat foto Azen bersamanya tadi siang. Belum sampai beberapa jam ia sudah di buat rindu oleh anak kecil yang sangat menggemaskan itu. Arum menghela nafas nya besar lalu menyetel foto Azen dan dirinya menjadi wallpaper utama dilayar ponselnya.
"Sepertinya aku sudah nyaman dengan keluarga orang lain"lirih Arum terasa berat. "Tidak tahu ke depan nya aku harus bagaimana?" Ucap nya yang bingung saat mendengar kakaknya yang tiba tiba memindahkan tempat kerjanya di studii Medan.
Kesal tapi terlanjur nyaman. Ingin mengakui tapi sadar kalau pria itu masih sangat mencintai mantan istrinya. Arum memilih tidur saat menyadari perasaannya itu bukanlah sesuatu keharusan yang bisa di paksakan.
"Aku mencintai nya ...."lirih Arum dengan mata yang perlahan mulai terlelap " ...hanya semudah itu saja" tambahnya lalu tertidur. Dalam hatinya sedikit berharap kalau keluarga itu bisa menjadi miliknya di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfiction"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...