#80

900 43 0
                                    

" aku sangat merindukanmu"lirih Rasya yang menambah erat pelukannya. Arum merasa sesak. Dirinya yang merasa dipeluk orang asing langsung mendorong nya dan.....

Plaaakkk.....

"Dasar kurang ajar!mata keranjang!di depan anak kecil kamu berani menggoda wanita cantik dan berbakat seperti ku untuk jatuh dalam pesonamu ya.....sorry ya aku tidak semudah itu!!!"seru Arum kesal yang menampar pipi Rasya di hadapan Azen. Azen yang melihat itu langsung menangis dan menutupi wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan?boleh memarahiku tapi jangan di hadapan azen, pertengkaran di depannya hanya bisa membuat peningkat dalam hormon stres anak yang bisa menganggu sekolahnya"

"Sekarang kamu mau mengajariku hah? Memeluk di depan orang asing itu juga bukan ajaran baik"ucap Arum langsung terdiam saat melihat Azen yang semakin menangis sesenggukan dalam diamnya.

"Kenapa menangis?aku memukul ayahmu bukan kamu"

"Kenapa ibu pukul ayah hiks hiks"

"Ayahmu kurang ajar karena berani memelukku"

"Kenapa ayah gak boleh peluk ibu?"

"Aku bukan ibu mu !kamu salah paham aku....sungguh bukan ibumu "

"Sudahlah, ayo pergi dia bukan ibumu ....ibumu tidak akan sekasar ini sama orang lain!"kesal Rasya. Badannya lelah dan dia juga tidak ingin Azen kenapa² karena jantung lemahnya.

Rasya pergi sambil menatap datar Arum di depannya. Ia menghentikan langkahnya  saat melihat Azen yang masih terdiam menatap wanita di depannya . Azen mengusap air matanya lalu pergi menggandeng tangan ayahnya.

Braaak....

Arum langsung berlari saat melihat anak kecil yang tak jauh darinya tertimpa lampu taman di depannya. Arum yang melihat anak penuh darah itu langsung shock dan refleks memberikan penyelamatan.

"Gawat, dia tidak bisa nafas?"ucap Arum yang sudah melepas baju anak itu. Pecahan kaca menembus beberapa bagian tubuhnya bahkan tenggorokannya. Rasya yang menatap gerak gerik Arum yang cekatan mendadak cemas saat merasakan itu benar benar aura dari istrinya.
Rasya langsung berlari dan mencekal erat tangan Arum. "Bagaimana kamu bisa melakukannya?"

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa melakukannya"ucap Arum yang masih sibuk melakukan penyelamatan.

"Mil....aku tidak tahu kamu seperti ini karena masih marah padaku atau kamu benar2 tidak mengingatku?"gumam Rasya membuat Arum menatap nya.

"Kamu bergumam apa?dasar aneh"ucap Arum membuat Rasya terdiam lalu menundukkan badannya saat melihat mata Arum yang sudah berkaca-kaca.

"Biar aku saja"Ucap Rasya datar membuat Arum menatap nya dalam. Jujur hatinya sangat sesak melihat anak kecil terluka di hadapannya.

"Kamu dokter?"tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca. Rasya mengangguk sambil memegang ahli gunting bedah milik dokter Aziz untuk mengeluarkan pecahan kaca pada badan kecil anak itu . " Cuci tanganmu dan jaga Azen" ucap Rasya mendapat angguk dari Arum yang sudah menangis. Ia berdiri di samping Azen lalu memeluk Azen dengan tangan nya. Rasya tersenyum sambil menatap Arum yang sudah menangis menangis melihatnya.

"Sudah selesai, dia sedikit demam...bawa dia ke kamar dan kompres dengan air hangat" ucap Rasya pada orang tua anak itu setelah membalut lukanya dengan perban.

Azen tersenyum sambil menutup mata dengan tangan kecilnya saat melihat Arum yang tiba-tiba puluh dan memeluk tangannya.

"Hiks...hiks apa anak itu baik² saja?apa kamu sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nya?kenapa anak itu bisa sangat malang sekali?hiks...hiks"ucap Arum yang menangis di pelukan Rasya. Dengan senang hati Rasya memeluk dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Dia baik baik saja"

"Sungguh?"

Rasya mengangguk"hmm"jawabnya yang merasa senang tapi juga cemas saat berada di dalam pelukan Arum. Ia hanya takut prasangkanya salah dan ada wanita lain yang menggantikan posisi istrinya.

"Kamu memelukku seperti ini apa tidak malu sama Azen?"ucapnya lagi yang melihat Azen tertawa sendiri sambil mengintip nya.

Refleks Arum yang menyadari itu langsung melepas pelukannya"emm....anu aku maaf" ucap nya gugup sambil menoleh kebelakang.

"Azen,kenapa masih tertawa?"tanya Rasya.

"Hahaha ibu lucu ayah"

Hening.

Tap.
Tap.

"Dokter"panggil dua orang tua itu lalu membungkuk di hadapan Rasya " terima kasih banyak, ini salahku karena tidak mengawasi anakku"

"Hmm lain kali jangan meninggalkan nya sendiri"jawab Rasya datar membuat Arum langsung memutar kepalanya.

"Dasar orang ini ,bicara tidak boleh tapi dia sendiri meninggalkan anaknya sendiri disini"gumam Arum terdengar samar di telinga Rasya.

"Kamu bergumam apa?"tanya Rasya membuat Arum gelagapan.

" Bukan apa-apa "

"Putra kalian sudah baik² saja.....kalau demam itu hanya karena pengaruh obat nya, tidak ada yang perlu di khawatirkan "

Kedua orang tua itu mengangguk " terima kasih dokter "Ucap nya lalu menoleh saat melihat lima gadis berlari ke arahnya.

"Dewi pengantin nya sudah datang, kami sangat suka siaranmu kemarin"

"Iya² sangat bagus"

"Kapan siaran lagi"

"Tidak tahu pasti "jawab Arum membuat lima gadis itu kecewa. Benar benar sangat imut dan sedikit kekanakan.

"Yah"ucap kelimanya serentak yang tak lain adalah adik² Laila yang sangat menyukai siarannya.

"Hey kalian kenapa masih ramai disini?cepat masuk dan bantu kakak mu"ucap seorang pria tua sedang memarahi kelima anaknya. Kelima gadis itu tertawa dan langsung pergi dari amukan ayahnya. Azizi tersenyum melihat keharmonisan Rasya dan keluarganya.

"Ini istri dan anak anda dok?"tanya nya ramah.

Arum menggeleng "bukan bukan"ucap Arum membuat Azen menepuk jidatnya. Azen menarik tangan Rasya dan Arum untuk bisa membuatnya saling bergandengan tangan.

"Paman....mereka ayah dan ibuku, ibuku bilang begitu karena dia lagi marahan sama ayah"ucap Azen membuat Rasya menatapnya "aku akan membantumu ayah, tenang saja...ibu tidak akan lagi marah padamu"

"Kalian berdua ini kenapa bertingkah kekanak-kanakan di depan anak kecil ini!cepat bawa istri dan anakmu masuk!"pesan Aziz mendapat anggukan dari Rasya yang sudah menggandeng tangan Arum pergi.

"Whey aku disini" merasa di lupakan Azen tak terima saat ayahnya begitu tega untuk meninggalkan nya sendiri bersama ibunya.

"Ouh, maaf ayah lupa"lirih Rasya lalu menundukkan punggung belakangnya di depan Azen. Azen menggeleng. Ia berlari dan langsung menarik sudut baju ibunya.

"Ibu bawa aku"

Arum yang masih bingung hanya bisa menerima Azen untuk menggendongnya.

"Kenapa jadi seperti ini?"

"Kamu bergumam apa lagi?"

"Kenapa kamu membenarkan dia yang menyebutku istrimu?"

"Lalu aku harus bilang apa?"

"Orang asing yang bertemu di jalan, dan tak sengaja membuat anakmu nyaman Sampai ingin memanggilku ibu"

"Ribet "jawab Rasya singkat, padat,dan jelas " istri lebih bagus"sambungnya membuat Arum membulatkan matanya besar.

"Whey bagaimana kamu bisa memanggil jodoh orang seenaknya hah?"teriak Arum tak dihiraukan oleh Rasya yang sudah berjalan lebih dulu di depannya. "Dasar orang aneh"

"Ayah bukan orang aneh ibu"

" diam kamu"ucap Arum kesal membuat Azen hanya bisa tersenyum lalu bersembunyi dibalik ceruk leher ibunya.

🌿🌿🌿🌿🌿









0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang