#53

948 35 0
                                    

Oew....oew....

Baru saja sampai dari rumah Mila yang datang sekitar 20 detik dari Rasya langsung menghembuskan nafasnya besar. Padahal sesampainya di rumah ia sudah berniat untuk beristirahat dan melepaskan lelahnya. Akan tetapi, Azen yang rewel dan tak bisa diam membuat Mila dan Rasya kesal sampai bertengkar. Maklumlah jika kedua orang itu masih belum memahami tugas penting rumah tangga nya. Hanya bibi Wati yang selalu merawat Azen dengan penuh kasih sayang. Namun entah kenapa hari ini Azen benar² sangat rewel bersamanya.

"Mil,putramu nangis terus"ucap Rasya yang ingin sedikit melepas lelahnya.

"Dia juga putramu Sya!"

"Aku lelah mil, sama kamu dulu"

"Aku juga lelah ingin istirahat sebentar"teriak Mila refleks karena keadaan nya yang sudah amat lelah," kamu itu juga gimana?jangan minta anak kalau gak mau urusin"

"Mil, aku ini lelah habis dari ruang operasi, minta kerja samanya dikit dong kamu itu ibunya!"

"Kamu kira aku juga nganggur di rumah sakit?kepalaku sakit mau istirahat sebentar,dia sama ayahnya dulu'

"MILA!!!"

"SYA!!'

Keadaan semakin mencekam membuat bibi Wati menangis sambil menggendong bayi Azen yang masih rewel. Azen semakin menangis keras membuat Wati kewalahan untuk menenangkan nya sebentar.

"Udah² tuan...nyonya jangan bertengkar lagi buat Aden Azen saya saja yang mengurus nya,kalian berdua istirahat saja" ucap Wati membuat Rasya langsung beranjak ke dalam kamarnya. Dia benar² kesal dengan semuanya yang melelahkan fisik dan pikirannya. Ditambah lagi dengan prasangkanya yang berfikir kalau Mila sudah tidak bisa lagi memahami posisi nya. Memang, menjadi pengganti profesor Hamka dan posisi ayahnya sungguh membuat Rasya emosional karena lelah.

"Maaf ya bi"ucap Mila yang berusaha mengendalikan emosinya. Memang,selelah apapun Mila dia masih seorang ibu yang mempunyai kasih sayang yang besar pada anaknya.

"Iya nyonya...jangan sampai bertengkar lagi dengan tuan muda ya...saya takut nyonya"

"Iya Bu maaf...saya tadi cuma refleks karena jadwal rumah sakit yang tidak kondusif....sini bik biar Azen nya sama saya aja"

Cup...cup...

"Azen sayang, kenapa nak hmm?jangan nakal ya sayang, kamu laper ya,?"ucap Mila membuat Azen terdiam lalu tertidur setelah minum asi dari ibunya.

Wati tersenyum," sepertinya Aden sangat merindukan nyonya"

"Iya nih buk saya sibuk jadi jarang bisa menghabiskan waktu untuknya"

"Iya nona saya paham....emmm sudah non biar Aden saya bawa ke kamarnya, nyonya bisa istirahat sekarang..lagian saya juga lihat kalau nyonya sedang kecapean...saya gak mau nyonya sakit"

"Makasih ya bik,saya istirahat sebentar "ucap Mila lalu pergi ke kamar tamu karena masih kesal dengan suaminya. Belum sampai tiga jam ia tidur,Mila sudah tidak lagi melihat Rasya ada di dalam rumahnya.

Tap.
Tap.

"Habis darimana Sya?"ucap Mila menghadang Rasya dengan setelan birunya.

"Bukan apa²"

"Kamu kenapa sih Sya,gak pernah pulang ke rumah,anak ditelantarin, dan sekarang selalu pergi diam² seperti ini?"

"Aku sibuk mil nanti saja aku jelasin"ucap Rasya sambil membawa berkasnya.

"Sya, terserah kamu saja?"ucap Mila lalu pergi. Rasya menggelengkan kepalanya tak percaya. Tadinya ia ingin membicarakan perihal Jepang pada Mila. Namun Mila terus marah dan tidak memberinya waktu untuk menyiapkan semuanya. Ternyata Rasya tadi pergi untuk membeli dua tiket ke Jepang untuk dia dan istri nya. Dalan perjalanan nya membeli tiket ia bertemu dengan seorang gadis yang diam² sangat berjasa untuk rumah sakitnya.

Setahu yang saya dengar kalau gadis itu sangat mengagumi Mila sebagai idolanya. Rasya ingin menahan dirinya untuk bisa memastikan dulu perihal gadis itu untuk bertemu dengan istri nya.

Kriiinggg....

"Nur,bagaimana jadinya?"

"Aku sudah bilang papa untuk mengantar bantuan"ucap Mila bersamaan dengan Laila yang melihat 9 orang pemuda di depannya.

"Iya² mereka sudah datang" ucap Laila senang melihat 9 pemuda yang tampan² dan sangat cekatan. "Emm lalu kamu bagaimana?"

"Aku akan berangkat besok pagi ke markas "

"Oh baiklah, sudah izin sama dokter Rasya,kan?"

Mila terdiam. Ia ingin bilang tapi malas karena merasa Rasya yang tak terbuka lagi padanya. Ia takut Rasya tidak mengizinkannya apalagi saat melihat umur Azen yang masih kecil dan sangat membutuhkan dirinya. Akhirnya Mila memutuskan tetap pergi karena dirinya yang tidak enak menolak permintaan Laila yang sudah seperti kakaknya.

"Perbuatanku baik...tidak mungkin dia tidak mengizinkan ku untuk pergi" batin Mila sambil membenahi barang² nya.

"Nur,sudah izin kan?"

"Iya kak sudah"bohong Mila merasa ragu, "aku mau siap² dulu buat besok"

"Baiklah, aku tutup telefon nya"

"Hmm"gumam Mila menganggu lalu meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas.

🌿🌿🌿🌿🌿

#gimana kakak?

#oernah ngalamin hal ini gkk???lelah dan gak sengaja merusak keharmonisan.???

"Next buat ceritaku ya


0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang