#89(End)

3.1K 62 1
                                    

Kepergian Vina membuat Salfa dekat dengan Rafka yang terus menemani dan menghiburnya. Rafka senang kalau Salfa senang. Baginya gadis seperti Salfa tidak cocok dengan ekspresi sedih di wajahnya.

"Oke....oke biar lo gak kayak mayat hidup dibumi, gimana kalau kita jalan² ke taman?"ajak Rafka melihat Salfa habis di marahin oleh bos nya. Setelah kepergian Vina Salfa tidak merasakan hal baik lagi untuk tertawa. Akhirnya Salfa mengangguk karena dia yang merasa butuh untuk refreshing sesaat dari pekerjaan nya.

Beberapa jam kemudian Salfa keluar dengan sweater putih dan sepatu boot putihnya. Tak lupa dengan training putih juga untuk acara car free day nya bersama Rafka.

"Gimana udah Segeran gak?lihat taman indah sekaligus di temani cowok tampan kek gue?"tanya Rafka mendapat senyuman. Ia lega melihat Salfa akhirnya senang lagi. Entah kenapa saat ini dia sungguh merasa nyaman dan senang saat lagi berjalan dengan gadis di depannya.

"Gue beli minum dulu"ucap Rafka mendapat anggukan lalu pergi.

Rafka tersenyum sambil membawa dua botol jus mangga di tangannya. Kemudian langkahnya terhenti saat melihat labibah yang tiba tiba ada di depannya.

"Labibah kamu disini?"

Labibah tersenyum tipis " akhirnya kita ketemu bang"

"Kamu mencarikan?"

Lagi lagi labibah tersenyum" kalau aku tidak datang mencari mu lalu bagaimana aku bisa mendengar kabarmu?"

Hening.

"Bang, kenapa pergi?kenapa meninggalkan ku?aku pikir karena Abang melamar aku di depan Abah ,Abang bakal seriusin aku ..lalu bang?kenapa Abang berhenti berjuang?kalau Abang bilang mencintai ku aku bisa meninggalkan bang ardhan saat ini juga"ucap labibah sedih karena ardhan lah yang menikahinya bukan Rafka yang ia cintai.

"Apa Abang tidak pernah mencintaiku?jawab bang aku mohon"

"Lab,aku mencintaimu....,"ucap Rafka membuat Salfa yang tak sengaja mendengar langsung pergi dari tempat nya "tapi itu dulu...ardhan jauh lebih baik daripada pria pengecut sepertiku..kamu benar benar tidak pantas mencarikan dan meninggalkan ardhan yang jelas jelas bisa membahagiakan mu...lab jangan sia siakan pria baik seperti ardhan"

"Baiklah kalau itu yang Abang inginkan..labibah janji bakal berusaha mencintai bang ardhan tapi bang bisa tidak kalau aku mau hubungan kita tidak akan renggang seperti dulu lagi setidaknya seperti kakak dan adik bang"

"Baiklah ,kamu sekarang sudah resmi jadi adikku setelah Rasya"ucap Rafka tersenyum melihat ardhan yang berterima kasih padanya dari kejauhan. Labibah ikut tersenyum lebar sambil mengeluarkan buku novel dari dalam tas nya.

"Terima kasih bang telah menulis kan diriku menjadi sesempurna ini"ucap labibah mengeluarkan novel berjudul 'labibah perindu surga ' yang ditulis oleh Rafka sendiri saat berada di Yaman. Rafka mengangguk senang sambil melihat bukunya yang ketahuan oleh sang tokoh utamanya.

"Cepat pergi bang, sepertinya orang yang Abang cintai sudah salah paham dengan kita" ucap labibah yang sempat melihat Salfa pergi dari tempatnya. Rafka mengangguk lalu menyusul salfa yang pergi meninggalkan nya.

Rafka terkejut dan langsung menghentikan langkahnya saat dirinya yang tidak sengaja lewat di depan Mila . Rafka berusaha tidak mengeluarkan suara sama sekali agar Mila tidak menyadari kehadiran nya.

"Gausah pergi lagi kak, aku sudah ingat semuanya"ucap Mila tanpa menoleh ke arah Rafka. Rafka yang mendengar itu hanya bisa menghembus nafasnya besar lalu duduk di samping Mila dan melupakan kepergian Salfa.

"Kenapa?masih marah dengan Rasya?mil, Rasya memang salah tapi bukankah tiga tahun ini dia sudah mendapat hukumannya?dia merawat Azen sendirian, dipecat dari profesi nya karena tidak konsentrasi saat beroperasi...apa itu semua belum cukup untuk menebus kesalahannya?"

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang