Tin...tin...
"Azen!"teriak Rasya segera turun dari mobilnya. Akhirnya dugaannya benar setelah berjam jam mencari Azen di sepanjang jalanan.
"Kenapa pulang sendiri?apa tidak tahu ayah khawatir? bagaimana kalau ada sesuatu di jalanan?"
Azen hanya terdiam sambil menatap ayahnya kesal. Sama seperti ayahnya, ia juga sudah menunggu selama satu jam di sekolah.
"Apa ini?kamu jajanan di luar?"ucap Rasya yang tidak senang dengan lolipop di tangan anaknya.
Bukannya menjawab Azen langsung berlari ke dalam rumah sambil memeluk lolipop nya. Setelahnya, ia segera bergegas untuk menyembunyikan lolipop itu di bawah bantalnya.
"Azen!"panggil rasya membuat Azen terkejut dan langsung meniduri bantalnya.
Rasya menghela nafas. Ia tahu ini kesalahan nya. Meninggalkan Azen karena operasi dadakan memang bukan kesalahannya yang biasa. Ia duduk perlahan di samping Azen dan mencoba untuk mengambil kembali hati putranya.
"Maafkan ayah"
"Ayah melanggar janji, kata paman itu bukan pria yang sejati ayah"
"Ayah tahu ayah salah, ayah minta maaf ok?"ucap Rasya yang masih melihat wajah cemberut dari putranya " masih marah sama ayah? sekarang bilang pada ayah mu ini bagaimana cara nya agar bisa mendapatkan maaf dari putra ayah ini hm?"
Azen langsung menarik selimutnya membuat Rasya hanya bisa menghela nafas panjang. Untuk hal seperti ini Rasya mengaku kalau kakaknya lebih berbakat menangani Azen daripada dirinya. Rasya bangkit dari tempat duduknya. Entah mengapa foto Mila di kamar Azen benar² membuatnya terdiam seribu bahasa. Azen yang tidak mendengar pergerakan dari ayahnya itu pun langsung menurunkan selimutnya. Hatinya juga sedih saat melihat punggung kokoh itu menjadi rapuh kembali.
Rasya tiba tiba tersenyum merasa Azen sudah meliriknya"ibumu sangat cantik,dulu saat ada pesta dia tidak akan mau untuk pergi....yakin kamu juga tidak mau pergi sepertinya?"
"Ibu tidak suka pesta?"
Rasya mengangguk "tidak suka, sepertinya kamu benar² menurun padanya"
Azen terdiam lalu tersenyum. Senang sekali rasanya di mirip kan sendiri oleh ibunya.
"...tapi ibumu adalah orang yang tidak mau membuat orang sedih.... Walaupun tidak suka dia akan berangkat agar semua orang senang "
"Ayah ayo pergi biar paman Evan senang"
"Benar² ingin seperti ibumu yah?"ucap Rasya membuat Azen tertawa. "Baiklah cepat bersiap- siap sana"ucapnya mendapat anggukan dari Azen yang sudah turun dari ranjang untuk beranjak ke ruangan bajunya.
Setelah beberapa menit Azen dan Rasya turun bersama. Rasya memakan setelan serba putih begitu juga dengan Azen yang sama dengannya. Dasi kupu-kupu kecil di kerah bajunya membuat dia terlihat sangat tampan. Ia berlari ke arah Rasya dan digendong langsung untuk turun dari tangga.
Sesampainya,Azen sangat senang saat melihat suasana ramai tapi tidak ada yang seumuran dengannya. Kalau boleh kesal,Azen sangat kesal saat merasakan ayahnya di incar oleh banyak gadis cantik di sekelilingnya. Untung saja Rasya masih mempunyai jiwa cool yang sangat di banggakan oleh Azen.
"Azen,nanti jangan jauh² dari ayah"pesan Rasya mendapat anggukan. Belum sampai dua menit Azen sudah pergi menghilang meninggalkan ayahnya yang sibuk berbicara dengan orang tua Evan.
"Ayah aku mau disini"ucap Azen senang melihat ikan koi dengan batu² kecil yang berwarna warni.
"Tunggu ayah disini sebentar"ucap Rasya yang tidak mendapat jawaban dari Azen yang sudah sibuk melihat ikan.
Disisi lain Arum datang bersama rombongan nya. Arum berpisah dari temannya karena dirinya yang tidak suka dengan keramaian yang sangat di pesta. Musik yang disetel keras ditambah dengan acara salam²an yang membosankan membuat Arum memilih keluar dari aula pesta. Arum tersenyum saat melihat anak kecil yang sangat menarik perhatian nya.
"Assalamualaikum semut, kamu juga hamba tuan yang baik kan? Pergilah jangan ganggu aku,ikan² dan batu² cantik ini...aku ingin membersihkan ini untuk bermain bersama mereka"ucap Azen melihat segerombolan semut yang keluar dari batu warna warni nya. Azen tersenyum saat melihat semut itu patuh dan mulai meninggalkan sarangnya. " Hore aku berhasil...."soraknya gembira membanggakan diri.
"Kamu sedang apa?"sapa Arum membuat Azen terdiam dan langsung menoleh cepat saat mendengar suara lembut bak Dewi itu. Azen terkejut saat melihat Arum untuk kedua kalinya. Arum yang lagi² di tatap oleh Azen merasa bingung dan cemas kalau anak itu masih terus menganggap dia sebagai ibunya.
"Ibu...."lirih Azen yang langsung berlari memeluk Arum di depannya. "Ibu....Azen rindu ibu"ucap nya lagi yang sudah memeluk kedua kaki Arum erat.
"Anak kecil...kamu salah orang...aku bukan ibumu...yang tadi aku hanya tidak tega melihatmu sangat merindukan ibunya"
"Ibu jahat....kenapa ibu tinggalin aku dan ayah?ibu gak sayang lagi sama aku dan ayah?aku nakal ya Bu?apa ibu marah sama ayah?ayo pulang Bu....aku rindu ibu...aku janji kalau ibu pulang aku gak akan nakal lagi dan buat ibu marah sampai tinggalin aku"ucap Azen membuat Arum semakin bingung ingin berbuat apa padanya.
"Huff anak kecil...gimana aku bisa jelaskan padamu kalau aku ini bukan ibumu?"ucap Arum tegas membuat Azen malah menangis keras dan membuatnya langsung merasa tidak tega. Sebenarnya ia hanya tidak nyaman di panggil ibu oleh Azen dihadapan nya.
"Haduh jangan menangis ...kamu akan jadi anak jelek kalau menangis"gugup Arum mengelap air mata Azen saat Beberapa orang melihatnya seperti sedang merundung anaknya sendiri
"Kenapa ibu bilang gitu?kenapa aku tidak boleh menyebutmu ibuku?ibu sudah gak sayang lagi sama aku ya?"ucap Azen yang masih sesenggukan.
"Mimpi apa aku kemarin sampai jadi seperti ini"batin Arum bingung yang tiba-tiba mempunyai anak yang tidak dikenal.
"Bagaimana caraku menjelaskan nya"gumam Arum bingung. Ini kali pertamanya ia merasakan suasana seperti ini.
"Disini banyak rekan kerjaku ....kalau kamu memanggilku ibu bukankah sangat tidak pantas?"ucap Arum yang tidak mendapat respon apa2 dari Azen yang kembali memeluk erat tangannya " bawa aku Bu"seru Azen yang ingin di gendong ibunya.
"Bawa aku Bu!!!"teriak Azen membuat Arum sedikit terkejut.
"Oke²"jawab Arum pasrah dan menggendong ibunya. Azen tersenyum mencium aroma lavender itu lagi. Betapa senang nya ia saat aroma itu begitu sangat menenangkan nya.
Tap.
Tap.Seorang pria dewasa datang sambil menatap dalam wanita di depannya. Sudah ia duga kalau dia akan bertemu istrinya lagi setelah membesarkan putranya dengan baik. Rasya yang terdiam dengan kerinduan yang sudah sangat menumpuk langsung bergegas dan berjalan di hadapan wanita itu.
"Mila..."panggil Rasya membuat Arum yang merasa dipanggil langsung menurunkan Azen di dalam gendongannya.
"Ayah!!!"sorak Azen membuat Arum terkejut. Ternyata ayah dari anak kecil itu lumayan tampan juga. Gak masalah kalau ya kalau ia sampai terseret di kehidupan duda kaya
"Maaf?aku sungguh tidak menculik putramu tuan, tolong lepaskan aku"ucap Arum melihat Rasya yang mencekal erat tangan nya dengan tatapan dingin itu.
Bukannya dilepas Rasya malah menarik tangan itu hingga jatuh pesat ke dalam pelukannya.
"Akhirnya kamu kembali....maafkan aku istriku.."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fanfiction"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...