(gempa bumi tujuh belas tahun yang lalu)
Agas ikhsan Ahmad, seorang ketua sukarelawan yang sangat berjasa dan disegani banyak orang. Semua orang menyebut mereka sebagai 'keluarga penyelamat tuhan untuk bumi dan seisinya ' . Vina Sekar Maharani, seseorang yang membantu agas untuk menindaklanjuti korban yang berhasil di selamatkan. Begitu juga Muhammad Akmal alrsyi,anak pertamanya yang membantu untuk menyiapkan kebutuhan orang tuanya. Lalu untuk menghibur korban, menyemangati keluarga,dan mengambil gulungan jasa adalah tugas dari sosok sayyidah nur kamila waktu itu.
"Kakak kenapa gak ada orang sakit hari ini?"
Akmal tertawa sambil mengacak-acak rambut adik nya gemas" itu bagus,kenapa kamu kesal?"
"Kalau gak ada yang sakit bagaimana aku bisa bantu ayah?aku ingin jadi seperti ayah kak,bibi² itu bilang kalau gempa kemarin bukan hal yang biasa dan banyak memakan korban,tapi sekarang kenapa aku tidak melihat seorangpun yang berdarah?mereka sudah terbungkus dengan kapas putih di atas kepala mereka"
"Itu berarti ayah sudah menyelesaikan semuanya,kamu jangan khawatir "ucap Akmal tersenyum saat melihat adiknya yang cemberut menantikan korban di depannya,"kamu suka bantu orang kan?cepat naik dan beri kakak sedikit pijatan"serunya dan tertawa saat merasa tangan kecil itu terus meraba bahunya.
"Enak,kak?"
Akmal mengangguk walaupun pijatan itu tidak terasa sama sekali di bahunya," adikku memang hebat,sini beri kakak ciuman"
Cup.
Belum sampai beberapa menit puluhan orang datang dengan tubuh penuh luka. Akmal langsung bergegas saat melihat ayahnya sudah nampak sangat kelelahan. Untungnya di detok² terakhir pasukan dokter datang untuk membantu agas dan semua timnya.
"Gawat,lukanya parah,nafas nya tidak beraturan"ucap agas khawatir melihat korban yang seumuran dengannya. Agas langsung mendongakan kepalanya saat sebuah tangan tiba² datang untuk membantu nya.
"Kita akan menyelamatkan nya bersama"ucap Adi mendapat anggukan.
Hening.
Satu jam.
Dua jam."Setidaknya dia sudah baik baik saja, ada masalah sedikit yang membuat oksigen sulit masuk dan lukanya di tangani lebih cepat"
"Lalu bagaimana keadaan nya sekarang?"
"Sudah baik, tindakanmu cukup bagus untuk menghentikan pendarahan nya"
"Hmm,aku pergi dulu"pamit agas lalu pergi kembali kepengungsian. Kemudian agas tersenyum saat melihat berlari manis ke arahnya.
"Putri ayah yang cantik"teriak agas menangkap tubuh kecil Mila dan menggendongnya.
"Ayah berapa orang yang ayah selamatkan hari ini?"tanya Mila antusias yang masih berumur lima tahun. Agas menggeleng membuat Mila langsung mengerucutkan bibirnya.
"Tidak ada?"tanya Mila melihat agas terus menggeleng sambil menahan senyumnya.
"Yah..ayah kenapa tidak ada?aku hari ini menyelamatkan banyak orang bersama kakak,bibi² disana juga bisa tersenyum karena aku ayah,mereka semua bilang anak ayah sangat hebat"
"Benarkah?"
Mila mengangguk polos," iya ayah kalau gak percaya tanya saja sama ibu dan orang² disana...pasti mereka akan bilang kalau putri ayah yang cantik yang sudah membantu mereka"
Agas tertawa dan mencium kedua pipi putrinya," baik² putri ayah memang hebat "puji agas membuat Mila tersenyum bangga lalu mencium sayang pipi ayahnya. Adi yang melihat keharmonisan itu dari kejauhan ikut terhibur dan tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,001 Detik Bersamamu (END)
Fiksi Penggemar"Cinta kita seperti Bunga Aster, tersembunyi tapi indah" ~Kamila Rasya adalah dokter tampan yang dikenal dengan sifat cekatan nya dan profesional dalam kerjanya. Seorang dokter yang menganggap satu detik adalah berharga terpaksa harus menggantikan...