#74

755 33 0
                                    

Awalnya Rasya ingin segera pergi ke studio untuk mencari pemilik suara itu. Akan tetapi,niatnya langsung tertunda saat segerombolan suster terus memuji dan tersenyum senang padanya. Di tambah lagi dengan keluarga pasien yang terus berterima kasih padanya. Semua nya cukup sibuk saat bingkisan ² itu terus datang ke rumah sakit mereka. Rasya tidak tahu kalau pasien pertama nya setelah beberapa tahun adalah anak dari keluarga terpandang di dunia. Bukan hanya itu semua anggota rumah sakit merasa bahagia karena pahlawan nya sudah kembali beroperasi dengan keberanian dan kehebatan nya.

"Dokter sangat tampan, kamu sudah siap untuk menunggu perintah anda"ucap suster yang berfikir kalau masa keterpurukan Rasya sudah berakhir.

"Kami semua sangat merindukan dokter, rapat tanpa dokter itu sangat tidak menarik"ucap nya di selingi tawa kebahagiaan. Hamka yang melihat itu dari kejauhan hanya bisa tersenyum tipis lalu kembali ke dalam ruangannya.

"Kelihatannya aku melewatkan hal yang hebat, apa kamu bertengkar lagi dengan pamanmu?'gurau qiana sedikit canggung ," maaf untuk perkataan ku sebelumnya,anggap saja aku kurang dewasa saat itu "sambungnya mendapat senyuman kecil dari Rasya. Memang sejak tiga tahun yang lalu hubungan mereka menjadi dekat karena pekerjaan yang menyatukan mereka untuk saling bekerja sama .

"Sepertinya pertengkaran ku dengan paman adalah hal yang menarik disini"jawab rasya tetap dengan wajah datarnya. Semua suster bahkan pekerja rumah sakit ikut tertawa saat melihat kedekatan Rasya dengan dokter qiana .

"Dokter Rasya dan dokter qiana sangat cocok, apa tidak dipikirkan lagi untuk menikah?"

"Benar² pasti anak mereka akan sangat cantik dan juga tampan"

"Hahaha betapa bagusnya kalau kita dapat undangan "

"Hmm saya pergi dulu"pamit Rasya meninggalkan qiana yang sudah tersipu malu mendengar namanya dijodoh²kan dengan Rasya.

"Kalian jangan gitu lagi di depan dokter qiana"

"Ciye dr qiana malu nih,kalian berdua sangat cocok..sumpah gak bohong"

"Sudah² ayo pergi"ajak qiana dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus.

🌿🌿🌿🌿

Suasana hening ada di ruangan Hamka saat ia mengundang Rasya untuk masuk kedalamnya. Dalam hati, ia tidak mengerti bagaimana cara dia agar bisa merebut hati keponakannya yang dingin dan keras kepala seperti Rasya. Kalau boleh jujur hamka lebih nyaman bersama Rafka yang ramah dan sangat menghargainya.akan tetapi karena pekerjaan membuat ia hanya bisa sering bertemu dengan Rasya.

"Apa kamu tidak akan bicara kalau tidak kutanya?"

"Hal apa yang bisa kutanyakan pada anda?"

"Sepertinya kamu sungguh tidak menganggap ku sebagai paman?"

"Anda juga tidak pernah menganggap ku sebagai keponakan, bukankah itu impas?"

"Baiklah langsung to the point saja,aku akan memperbolehkan mu lagi untuk beroperasi"ucap Hamka tak mendapat respon menyenangkan apapun dari Rasya yang langsung pergi.

"Tunggu dulu"

"Ada apa?"

"Pendapat semua orang tentang dirimu dan dokter qiana, apa tidak mau di pikirkan lagi?aku akan bilang pada mamamu"tanya Hamka yang langsung kesal saat melihat Rasya yang pergi tanpa sepatah katapun.

Hamka mengepalkan tangannya sambil mencari benda pipih di dalam saku jas nya.

"Ada apa kak?"jawab maira di seberang telefon.

"Atur pernikahan Rasya dengan qiana,aku tidak mau penolakan"

"Tapi kak...aku tidak bisa memaksa nya?"

"Apa kamu tidak memikirkan anak tiga tahun itu dan rumah sakit?sudah beberapa tahun apa kamu akan membiarkan rumah sakit ini hilang tanpa generasi?qiana sangat berpotensi untuk masa depan Rasya,pikirkan itu!"

"Tapi kak....aku perlu membicarakan ini pada Adi"

"Katakan pada semuanya....aku tidak akan menganggap kalian keluarga kalau Rasya tidak menikah dengan qiana"

"Tapi...."

Tiiit.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Sepulang kerja Rasya langsung bergegas menuju studio paling dekat dari rumah sakitnya. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 8 malam. Sepinya jalan membuat Rasya tak perlu khawatir untuk mengebut dan mencari sosok pemilik suara itu. Rasya masuk ke dalam dan menemukan sosok gadis cantik berambut panjang seperti Mila.

"Maaf?"ucap gadis itu yang terkejut saat Rasya mencekal tangan nya.

"Maaf saya salah orang"

"Tidak masalah,apa ada yang bisa saya bantu?"

"Emm apa pengisian suara estetika malam adalah anda?"

Gadis itu menggeleng, "bukan"jawabnya membuat Rasya sedikit punya harapan.

"Lalu siapa?"

" Dia penyiar baru kita, nona Arumi Triya"

"Arum?"pikir Rasya yang merasa istimewa dengan nama itu. "apa aku bisa bertemu dengannya?"

Gadis itu menggeleng," sepertinya sulit, dia orang yang jarang terlihat....mungkin hanya saat bulan bersinar sangat terang...karena itulah dia di panggil Dewi bulan"

"Bulan bersinar sangat terang?"

Gadis itu mengangguk " benar, saat bulan berada seperti tegak lurus antara Matahari, Bumi dan Bulan...saat itulah dia akan datang"

"Baiklah terima kasih banyak"ucap Rasya mendapat senyuman ramah dari gadis itu lalu pergi.

"Pria ini lumayan tampan , sepertinya cocok dengan Arum"gumam gadis itu.

Tap.
Tap.

"Ada apa?"tanya seorang pria tampan dengan jaket kulit dan earphone di telinga nya. Dua adalah gara sastramanegara, penyiar senior di studio FM 19.

"Ada cogan yang cari adek Lo"jawab seorang gadis bernama ayesa Gabriela.

"Hah? kenapa?"

Yesa mengedikan bahunya "mungkin punya kesan sama adek Lo"

"Terus Lo jawab apa?"

"Sesuai perintah, gue jawab kalau adek Lo susah buat di temuin" jawab Yesa jujur membuat gara gemas dan mengacak-acak rambutnya.

"Resek Lo!"cetus Yesa sambil merapikan rambutnya kembali.

Gara tersenyum dengan kaki yang ia selonjorkan di atas meja " gue mau bilang sesuatu sama Lo"

"Apaan?'

"Kita pacaran aja yuk, udah lama juga"ucap gara membuat Yesa terkejut hampir tak berkedip.

"Gila Lo!"

"Lo jawab iya aja biar gak nyusahin gue"

Hening.
Yesa terdiam membuat gara tersenyum lalu kembali pada layar laptop didepannya.

"Tahan ekspresi Lo, gue cuma bercanda"ucap gara membuat Yesa mengumpat nya dalam². Bisa² nya cowok itu mempermainkan nya seperti ini. Apa menurut nya dia bisa membuat jantungnya berdebar lalu menghempas nya begitu saja?.

"Anjir Lo, untung aja cuma boongan"ucap Yesa menyembunyikan rasa gugupnya. Gara hanya tersenyum lalu pergi dengan dua kotak martabak untuk adiknya.

🌿👍🌿🌿🌿

0,001 Detik Bersamamu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang