•Egosentris•
Hari ini, tidak ada Jay menemani Sunny di okiya. Alpha itu sedang sibuk dengan persiapan festival musim semi yang akan diselenggarakan di Kyoto. Rencananya, para geisha dan maiko juga akan ikut andil menampilkan kebolehan mereka. Oleh karena itu, Sunny secara spesial diperintahkan oleh Nyonya Park untuk membimbing para maiko dalam berlatih sesuai keunggulan mereka dalam bidangnya.
Sunny begitu telaten namun juga tegas mengoreksi setiap gerakan tari para maiko. Ia juga tak segan memukul kaki atau tangan mereka yang salah bergerak dengan rotan.
"Sunny-san, Sunny-san!" Derap langkah seorang gadis kecil membuat Sunny berdecak tidak suka.
Begitu ditatap sengit oleh Sunny, gadis itu sontak berlutut dan menundukkan kepalanya.
"Katakan!"
"Sunny-san, seorang pria ingin bertemu denganmu," ucap gadis kecil itu.
"Katakan padanya aku tidak menerima tamu hari ini." Sunny menjawab seraya memberi contoh gerakan tari pada maiko yang diajarinya, tidak memperdulikan gadis kecil itu.
"Sudah. Tapi pria itu terus memaksa." gadis kecil itu mencicit.
Sunny menghela napas. "Berlatihlah seperti yang kuajarkan. Aku akan mengeceknya nanti," ucapnya pada para maiko sebelum melangkah pergi meninggalkan ruang latihan.
"Di mana dia?" tanya Sunny pada gadis kecil itu saat mereka berjalan beriringan.
"Di ruang tunggu. Bersama Lia-san." Gadis itu menjawab.
"Pergilah." Sunny memerintah dengan nada lembut.
Sebelum menghilang, gadis itu menunduk hormat padanya. Membuat Sunny diam-diam tersenyum miris. Ia kira Jungwon adalah anak yang paling tidak beruntung di dunia, namun rupanya masih ada anak-anak yang jauh lebih tidak beruntung darinya. Gadis kecil itu adalah contohnya. Sejak bayi ia ditinggalkan di depan okiya di saat malam berhujan dan dengan balutan kain tipis. Anak yang malang.
Ketika memasuki ruang tunggu, langkah kaki Sunny terhenti seketika. Helaan napas lega terhembus dari paru-parunya. Tadinya ia sempat khawatir bahwa yang datang adalah orang yang paling tidak ingin ia temui. Namun setelah melihat siapa yang sedang bercengkerama dengan Lia dan seseekali tertawa karena sesuatu yang lucu itu adalah Heeseung, Sunny mampu tersenyum kembali.
"Oh, Sunny-san." Lia sontak berdiri saat menyadari kehadiran Sunny. "Heeseung-sama memesanmu untuk menemaninya berkeliling."
Sunny menatap Heeseung sekilas lalu tersenyum pada Lia. "Tapi aku sedang mengajari anak-anak, Lia-san. Aku tidak menerima tamu hari ini."
"Aku sudah menelepon Nyonya, beliau bilang kau bisa menemani tamu. Ryujin yang akan mengajari anak-anak."
Jantung Sunny terasa tertohok benda keras nan runcing. Jika Nyonya Park yang berbicara, ia bisa apa? Sunny tersenyum seraya menunduk anggun kepada Heeseung. Alpha itu bangkit dari duduknya, kedua tangannya ia benamkan dalam saku.
"Mari, Sunny-san." Heeseung mengintruksi Sunny untuk mengekor padanya.
Setelah memasuki mobil hitam yang kini melaju dengan kecepatan sedang di jalanan Kyoto, Sunny tidak membuka obrolan sama sekali. Ia terlalu gugup, telapak tangannya pun sudah mulai berkeringat. Ia tak henti-hentinya meremas tangannya sendiri untuk menenangkan diri. Sampai sebuah tangan besar menyentuh jemari lentiknya disertai senyuman menawan yang membuat hati Sunny merasa nyaman melihatnya.
"Sunny-san, ke mana sebaiknya kita pergi?"
•Egosentris•
Philosopher's Walk, jalur pejalan kaki yang mengikuti sungai di kawasan antara Ginkaku-ji dan Nanzen-ji, Kyoto, menjadi tujuan mereka. Jalur yang ditanami pohon-pohon sakura ini sangat cocok untuk Heeseung yang menginginkan tempat teduh yang dapat memperbaiki suasana hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔