11

2.4K 287 4
                                    

•Egosentris•

Gemetar di sekujur tubuh Sunny tidak juga mereda bahkan saat bajingan itu telah mengantarnya sampai ke depan gang rumahnya. Langkah Sunny tertatih, wajahnya pucat dan berulang kali ia menutup mulutnya saat merasa akan muntah. Ia juga menepuk lembut dadanya sesekali. Berusaha menetralkan kondisi perutnya yang tidak baik-baik saja.

Sunny lelah. Ia lelah menangis, ia bahkan lebih lelah lagi terhadap kehidupan ini. Ingin rasanya ia mengakhiri semua ini andai saja bayangan wajah tampan Jungwon tidak mengisi pikirannya. Wajah yang selalu menyemangati hidupnya sekaligus mengingatkannya pada pria yang saat di dalam mobil tadi sempat berkata, "jaga baik-baik tubuhmu. Karena aku akan mengambilnya lagi dalam waktu dekat." lalu memberi satu kecupan di bibir Sunny.

Jadi ini soal tubuh semata? Sunny rasa jalan keluar satu-satunya adalah kematian. Entah dirinya atau Prince, kepada siapapun maut menghampiri, itu akan jadi akhir dari kisah mengerikan ini.

Tapakan lemah Sunny berbelok, semakin dekat dengan rumah.  Samar-samar ia melihat Jay berdiri di tepi jalan, lalu berlari ke arahnya beberapa saat kemudian. Pandangan Sunny semakin sayu dan berputar, semuanya memburam, begitupun dengan bayangan Jay dan suaranya yang semakin sayup hingga menggilang bersama kesadarannya.

Dengan sigap Jay menangkap tubuh Sunny yang limbung dalam pelukannya. Ia menggungcang tubuh kecil itu namun Sunny tidak juga membuka matanya. Jadi Jay memutuskan untuk menggendong Sunny dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Paman, apa yang terjadi dengan mama?" Jungwon yang semula sedang menonton anime kesayangannya berlari mengikuti Jay memasuki kamar dan meletakkan tubuh Sunny di atas ranjang.

"Mama sakit, Jungwon. Apa kau bisa mengambilkan air hangat dan handuk kecil?"

Jungwon mengangguk sebagai jawaban, membuat Jay menghadiahkan senyuman kepadanya.

"Terima kasih, Jungwon."

Saat Jungwon sibuk di dapur untuk mengambil air hangat, Jay berniat mengganti pakaian Sunny dengan piyama agar Sunny merasa nyaman dalam tidurnya. Namun gerakan Jay melambat tepat saat kimono Sunny terbuka dan memperlihatkan bekas-bekas kecupan di dadanya. Cetakan gigi juga tercetak di beberapa tempat.

Jantung Jay mencelos, otot-otot dalam tubuhnya melemas. Apa yang terjadi? Siapa yang telah membuat omega yang dicintainya menjadi seperti ini? Apakah ia telah gagal menjaga Sunny? Jay mengusap kasar wajahnya yang sudah memerah. Ia pasti sudah akan meneteskan air mata jika saja Jungwon tidak datang dan membuatnya lekas-lekas menutup kimono Sunny dan menyelimuti tubuh kurus itu.

"Paman, kenapa mama sakit?" Jungwon bertanya saat baskom yang ia bawa diambil alih oleh Jay.

Yang lebih tua mengusap rambut Jungwon penuh sayang. "Ini hanya karena cuaca. Mama akan baik-baik saja setelah istirahat."

Waktu berlalu dengan gerakan yang teramat lambat bagi Jay. Setelah menyeka wajah dan dada Sunny dengan handuk hangat, ia juga begitu telaten memijit tangan dan kaki Sunny. Sementara Jungwon berbaring di samping mamanya hingga terlelap sembari memeluk lengan omega cantik itu.

Butuh waktu lebih dari satu jam bagi Jay untuk menunggu tangan yang ia beri pijatan akhirnya bergerak. Ia lekas-lekas bangkit dari duduknya dan mendekati Sunny, membantunya bangun dan meletakkan satu bantal di punggung Sunny agar posisi duduknya lebih nyaman.

"Minumlah." Jay mengambil segelas air di atas meja dan membantu Sunny meminumnya.

Setelah meminum airnya, omega itu menunduk seraya memijat kepalanya yang terasa pening. Jay menatapnya dengan wajah khawatir.

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang