15

2.1K 280 25
                                    

Note : Somnolen adalah situasi dimana kesadaran seseorang menurun karena
sesuatu hal. Biasanya identik dg narkoba.

•Egosentris•

Bahkan pecandu pun membenci somnolen.

Sunny menertawai bagian itu dengan kikikan kecil. Tak peduli wajah Prince kini menyiratkan ketidaksukaan. Perlahan Sunny mendorong dada Prince agar menjauh, melepaskan diri dari dominasi alpha itu dan tak lupa menalikan kembali kimononya.

Ia sedang mengambil kimono luarnya dan memakainya saat lengannya dicengkeram dan tubuhnya kembali dihempaskan ke cermin.

"Mau kemana kau?"

"Pulang," jawab Sunny datar. "Saya sudah menuruti Anda ikut kemari, sekarang tolong biarkan saya pulang, Tuan."

Pria terkekeh. Ia mengapit dagu Sunny dengan jemari lalu melumat bibirnya secara perlahan. Tidak ada balasan dari Sunny. Omega itu bahkan tidak berkedip sama sekali.

"Tidak sebelum kau memuaskanku. Sudah kubilang, bukan? Aku akan mengambil tubuhmu lagi," tutur Prince kemudian.

Tubuh jangkung itu terdorong, disusul satu tamparan keras melempar sisi wajahnya. Sementara pelakunya menatap benci kepadanya. Prince bersungut, amarah begitu mudahnya tersulut sehingga ia mencengkeram kerah kimono Sunny,
menatap manik rubah itu dengan tatapan bengis.

"Keberanianmu membuatku salut, Kim Sunoo." Ia berucap dengan gigi-gigi yang mengerat marah.

Kepalan tangan Sunny semakin erat. Ia merasakan kedua tangannya mati rasa karena gemetaran terlalu hebat. Namun semua itu tidak tersirat dalam gradasi manik kelamnya. Bahkan saat Prince menyeret kerah Sunny yang ia cengkeram dan melempar tubuhnya ke ranjang, Sunny tetap menyembunyikan ketakutannya rapat-rapat.

Daripada harus menunjukkan rasa takutnya dan membuat Prince merasa menang seperti yang sudah-sudah, Sunny lebih memilih menendang dada Prince saat alpha jangkung itu hendak mengungkung dirinya.

"Sial!" umpat Prince saat tubuhnya terhuyung ke belakang.

Dalam langkah selekas embus angin Princw mendekat kembali, meraih leher Sunny dengan mudahnya dalam cengkeraman dan mendorong tubuh kurus itu hingga merebah di atas ranjang.

Sunny tidak dapat menjerit, tenaganya habis untuk meronta dan udara pun enggan mengisi paru-parunya. Sementara Prince membuka resleting celananya dengan tangan kiri dan melesakkan miliknya ke lubang senggama Sunny.

Awalnya agak sulit memang karena Sunny menolak membuka pahanya. Namun saat ia mencengkeram leher Sunny lebih keras, omega itu semakin tak berkutik, tubuh kurusnya semakin lemas dan itu memudahkan pekerjaan Prince.

"Kau pikir siapa dirimu sehingga berani menolakku, huh?"

Sunny memanglah bukan siapa-siapa. Ia hanya ibu dari seorang omega kecil yang sialnya adalah benih darimu, Prince. Tetapi ini bukan hanya soal siapa, mengapa, dan bagaimana, ini juga mengenai hati yang telah berkali-kali kau remukkan dengan
tindakan egoismu.

Sunny tidak pernah mencoba untuk serakah dalam kehidupan. Ia bahkan tidak pernah memelihara sebuah mimpi untuk dijadikan angan. Bahkan saat seorang Prince Solon memberinya pelayanan hebat dalam tumbukan nikmat, Sunny tetap merasakan hambar menaungi dirinya. Tidak peduli ia akan mati di dalam cengkeraman Prince maupun dalam setiap hujaman yang memanjakan masa heat-nya, Sunny tetap menolak gagasan bahwa seks adalah sebuah surgawi.

Sepanjang malam ia hanya menatap wajah kenikmatan Prince dengan tatapan dendam. Di setiap erangan yang Prince suarakan dan gigitan yang ia guratkan di sana-sini, pikiran Sunny melayang jauh. Terperangkap pertanyaan yang berputar-putar di
kepala.

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang