• Egosentris •
Jay adalah orang terdekat Jungwon selain Sunny. Ia adalah figur yang tidak bisa tergantikan dalam hati Jungwon. Bocah itu sudah terbiasa melihat Jay ada di sekitarnya sejak ia masih sangat kecil. Dan tentu saja, saat kini mereka bisa bertemu kembali, Jungwon sangat bahagia.
Di atas ranjang bernuansa biru itu Jungwon mendongak, menatap Jay yang sedang membaca buku dongeng untuknya. Sebenarnya ia tidak mendengarkan apa yang Jay bacakan. Bisa dibilang, pikirannya sedang melayang kesana kemari.
"Paman?"
Jay menggumam sebagai jawaban. Acara membacanya terhenti, ia beralih menatap Jungwon yang sedang menatap dirinya.
"Ada apa?" tanya Jay.
"Apa paman datang untuk menikahiku?"
Kerutan di dahi Jay menebal. Jungwon memang anak yang ajaib, Jay sudah tidak heran lagi.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
Jungwon mengalihkan pandangannya. Ia tidak lagi menatap Jay, namun menatap jari-jari tangannya yang meremas selimut di dada.
"Waktu itu paman bilang akan menungguku pulang ke Jepang. Tapi tiba-tiba paman kemari." Jungwon menatap manik kelabu Jay lagi. "Apakah itu artinya kita akan menikah?"
Jay tertawa kecil. Ia meletakkan buku dongeng ke atas nakas, kemudian meraih tangan Jungwon dan membuka genggamannya.
"Untuk menikah denganku tidak mudah, Jungwon. Ada banyak syaratnya."
"Aku ini anak Prince, Paman. Jangan macam-macam denganku." Jungwon memicingkan mata.
"Ya. Justru karena kau anak Prince, maka syaratnya lebih berat daripada anak biasa." Jay mendebat.
Jungwon menghela napas kesal. "Ok! Sebutkan saja apa syaratnya. Aku yakin aku bisa. Tidak ada yang tidak mungkin untuk Park Jungwon."
Lagak sombong Jungwon membuat Jay menggeleng. Baru beberapa bulan berkumpul dengan ayahnya, Jungwon sudah semakin menyerupai Prince. Benar-benar!
"Pertama..." Jay menutup jari kelingking Jungwon. "Kau harus berusia minimal 18 tahun. Paman tidak ingin dipenjara karena menikahi omega di bawah umur."
"Yak! Itu terlalu lama!" Jungwon memprotes.
"Tidak ada yang tidak mungkin untuk anak Prince, ingat?"
Bibir Jungwon mengerucut seketika. Kesal.
"Yang kedua." Jay menutup jari manis Jungwon. "Nilai raport-mu harus di atas angka 8."
Jungwon tersenyum bangga. "Itu mudah. Aku, kan, pintar."
"Yang ketiga." Jay menutup jari tengah Jungwon. "Harus bersikap santun dan lemah lembut. Tidak boleh berkata kasar apalagi anarkis."
Untuk yang ketiga, Jungwon menghempas tangan kecilnya dari genggaman Jay. Ia mengambil duduk menghadap Jay, lalu melipat tangan di dada.
"Itu diskriminasi! Aku sudah mencintai paman dan menerima paman apa adanya meskipun paman itu sudah tua. Ada banyak alpha tampan dan muda di luar sana yang ingin menjadi menantu keluarga Park, Paman! Paman seharusnya bersyukur, bukan bertingkah sok jual mahal dengan meminta syarat-syarat segala!" cerocosnya panjang lebar.
"Jika kau tidak mau, tidak apa-apa. Kau tahu omega yang mengantar paman kemari? Ah, Lee Felix itu memang sangat cantik, bukan? Tahu tidak, meskipun dia lemah lembut dan manis, dia itu seorang ahli samurai di Jepang. Luar biasa. Aku pasti bangga jika..."
"STOP!!" Jungwon berteriak sembari menutup kedua telinganya. "JANGAN LANJUTKAN!!"
Jay tertawa gemas melihatnya. Ia membingkai wajah Jungwon yang terasa kecil di telapak tangannya dan menatapnya dengan senyuman. Itu pasti akan menjadi momen romantis yang tidak terlupakan oleh Jungwon seandainya Prince tidak merusaknya dengan masuk ke kamar tanpa permisi dan mengambil sandal Gucci yang ia kenakan lalu melemparnya ke kepala Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔