14

1.9K 263 14
                                    


•Egosentris•

Sejak mendapatkan telepon dari Heeseung mengenai penolakan Sunny untuk dibawa ke Korea, Prince meradang. Amarah dalam jiwanya seakan dilecut oleh cambuk belati.
Jadi begitu urusannya dengan beberapa kolega bisnis selesai, ia segera terbang ke Jepang dengan mengendarai pesawat jet pribadinya seorang diri.

Ia benci penolakan. Ia membenci Sunny yang selalu bersikap sok suci di
hadapannya dan menolak semua yang Prince kehendaki terhadapnya. Baginya, sikap itu hanyalah kemunafikan. Bagi seseorang yang sudah ia miliki dan ia nikmati
seperti itu, untuk apa Sunny harus jual mahal segala? Prince tidak mengerti. Padahal di setiap sesi panas yang mereka lakukan, Sunny jelas menikmati.

"K, siapkan rumah pribadi dengan halaman yang luas untukku." Sebelum memasuki kendaraan terbangnya, Prince mentitah K melalui sambungan telepon.

Ia terlihat marah dan dipenuhi letupan emosi. Hal itu juga terbawa sampai ke Kyoto. Bahkan sejak turun dari pesawat jet, Prince sudah menendang wajah bawahan
yang kala itu tengah membersihkan sepatu pantofel yang ia kenakan. Tidak ada alasan khusus, tidak ada kesalahan juga yang bawahannya lakukan. Prince hanya sedang kesal. Itu saja.

Setelah turun dari pesawat jet, Prince beralih mengendarai mobil dan melesat menuju okiya tanpa membuang-buang waktu. Ia sudah datang sejauh ini, tetapi Sunny
menolak menemuinya. Emosi dalam diri Prince semakin bergejolak. Bahkan saat tangan Sunny telah berada di dalam cengkeramannya, si cantik tetap menolaknya.

Dan sekarang apa? Seorang lelaki lain berusaha mencegah Prince membawa Sunny. Alpha jangkung itu pada dasarnya memang tidak memiliki kesabaran, jadi dengan entengnya ia menodongkan pistol ke kepala lelaki yang Candy sebut dengan nama
Jay.

Jay Park. Nama itu akan Prince lingkari dengan pena merah di dalam ingatannya.

"Masih menolakku Sunny?"

Prince menukikkan satu alisnya. Ia tahu benar siapa Sunny. Hatinya terlalu lembut untuk membiarkan orang lain terluka karena dirinya. Ah, sebenarnya Prince tidak masalah jika harus mengambil nyawa Jay. Sayang sekali alpha itu justru menyerah kepadanya.

Jay menyentak kerah kemeja Prince, mundur selangkah lalu berkata dengan sopan. "Sebaiknya Anda keluar dari tempat ini."

Ya, seperti itulah seharusnya Prince diperlakukan. Ia menyeringai.

Prince menggumam, menggosok ujung pistol ke dagunya sendiri seakan sedang berpikir keras.

"Asal kau menjual Sunny kepadaku," tuturnya kemudian.

"BAJINGAN!!" Habis sudah kesabaran Jay dan ajaran sopan santun yang selama ini ia amalkan.

Satu tinjuan Prince dapatkan dengan telak di wajah. Tubuhnya sempat terhuyung, namun dengan gesit ia menegakkan tubuhnya kembali. Ia berdecih kesal, kemudian dalam satu tarikan kini pelatuknya telah siap melesat menembus kepala Jay.

"JAY!!" Sunny menjerit histeris. Tepat saat Prince benar-benar menarik
pelatuknya, Sunny mendorong lengannya hingga letusan pistol memuntahkan satu peluru pada sebuah guci keramik di sudut ruangan.

"Aku akan ikut denganmu," ucap Sunny dengan suara gemetar. "Kau sudah berjanji tidak akan menyakiti keluargaku."

Wajah penuh amarah itu menampakkan seringai kemenangannya.

•Egosentris•


Sunny tahu keputusannya adalah kesalahan. Bermula saat ia mengatakan bahwa ia akan mengikuti Prince, ia telah salah. Bahkan saat ia dibawa ke sebuah rumah mewah yang jauh dari pemukiman, ia sadar bahwa kesalahan demi melindungi orang yang ia sayangi telah bersiap menjadi sebuah neraka untuknya.

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang