•Egosentris•
Matahari mulai tenggelam, menyisakan rona merah yang mengaburkan pandangan. Membuat retina melemah karena pencahayaan yang terlalu tanggung. Hari masih terang untuk dikatakan malam, tetapi siang sudah mengucapkan selamat tinggal lewat sapaan senja.
Di saat seperti ini Sunny selalu berada di okiya. Melayani para tamu dengan cerita-cerita humor dan permainan musik. Mendulang pundi-pundi yen demi kesejahteraan keluarga kecilnya. Ia tampak secerah sakura di musim semi, tidak pernah berubah. Seakan takdir tidak pernah menantangnya untuk berperang.
Di balik kimono sutera berwarna biru muda ia menari dengan gerakan yang begitu luwes dan teratur. Tamu-tamu yang didominasi para alpha bertepuk tangan penuh kagum. Sorot mata mereka begitu memuja keindahan yang Sunny pancarkan. Terutama lewat lirikan mata yang menyudut dan bibir mungil yang sedikit terbuka.
Sementara di balik pintu ruang teh yang tertutup rapat, Heeseung berdiri menyandarkan punggungnya di dinding. Bibirnya begitu fasih memainkan asap rokok menjadi bulatan-bulatan beruntun. Sesekali ia menyeringai kala mendengar suara gelak tawa di dalam ruang teh. Lalu kembali teringat akan ucapan suaminya.
"Sunoo adalah Sunny."
Heeseung sendiri tidak tahu siapa itu Sunoo. Ia hanya mendengar nama itu dari Jake. Setahunya Sunoo adalah masa lalu Prince. Masa lalu yang seperti apa? Heeseung tidak terlalu memikirkannya. Ia mengenal Prince baru saat ia menjalin hubungan dengan Jake. Ia tidak terlalu mengikuti privasi adik iparnya, ia hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh keluarga. Seperti saat ini.
Kemarin malam, saat Heeseung menceritakan tentang Sunny dan bagaimana gilanya Prince kepadanya sampai-sampai memperingati dua sahabatnya untuk tidak menyentuh Sunny sedikitpun, Jake terdiam. Cukup lama dan bukan tanpa alasan.
Hati Prince membeku sekian lama. Meskipun Prince menjalin hubungan dengan Beomgyu, namun Jake melihat dengan jelas bagaimana santainya Prince dalam menjalani kisah cintanya. Bahkan meskipun terpisah jauh antar benua dalam waktu lama, Prince selalu merasa baik-baik saja. Sangat berbeda dengan Heeseung yang selalu merengek meminta Jake berhenti bekerja untuk menemaninya kemanapun ia pergi. Juga sangat berbeda dengan Jake yang akan mengomel tanpa henti jika Heeseung terlalu lama pergi ke luar negeri.
Apakah hubungan sedingin itu bisa dikatakan sehat? Bagi Beomgyu mungkin iya, karena ia adalah omega yang sangat sibuk dan tidak bisa dituntut. Sikap Prince dinilai sebagai pengertian yang tinggi baginya. Tetapi menurut Jake, tidak. Sangat tidak sehat.
Dan karena itulah Heeseung ada di sini. Ia dipaksa oleh Jake untuk membawa Sunny ke rumah. Jake tidak hanya merasa penasaran kepada omega yang memiliki nama sehangat mentari itu, tetapi ia juga ingin melihat bagaimana reaksi Prince saat melihatnya.
Cukup lama Heeseung menunggu di sana, sekitar satu jam hingga ia melihat beberapa pria keluar disusul para maiko. Setelah mengintip ke dalam ruangan dan memastikan keadaan telah sepi, Heeseung pun masuk.
Beberapa maiko sibuk membersihkan meja, sementara Sunny membantu mereka mengelap meja.
"Sunny." Heeseung memanggil.
Seketika itu pula Sunny menoleh dan memperbaiki posisi tubuhnya agar terlihat sopan.
"Heeseung-sama, Anda datang?" sambut Sunny dengan senyuman.
"Bisakah kita bicara sebentar?"
Pasti soal Prince, batin Sunny.
Ia menghela napas diam-diam. Merasa muak melihat betapa orang-orang bersimpati kepada pria brengsek yang telah menghancurkan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔