•Egosentris•Sunghoon POV
Cinta. Sunny bilang aku mencintainya. Itu konyol. Seorang Prince tidak butuh cinta atau hal sentimentil sejenisnya. Yang aku butuhkan hanyalah sebuah perjanjian hitam di atas putih, kontrak yang akan menguntungkan diriku tanpa merugikan orang lain. Tapi untuknya, itu pengecualian.
Aku pernah mendengar orang berkata bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Akupun mempercayai hal itu. Dulu, saat muda aku hanya menidurinya karena taruhanku bersama teman-temanku, memang. Kuyakinkan mereka bahwa aku akan membuatnya takhluk dalam satu senyuman. Aku seorang Park, dan aku berhasil.
Tetapi saat pertama kali kuhirup feromon ketakutannya, aku tahu dia memang diciptakan untukku. Untuk menangis dibawah dominasiku. Aku sudah bertemu banyak omega, namun tidak ada yang mengeluarkan feromon seperti itu untukku.
Lalu dia meninggalkaku. Tck! Aku membenci dirinya sejak itu. Aku merasa dikhianati dan dia membuatku marah hingga aku terpancing untuk melakukan hal yang paling fatal dalam hidupku. Ah, helaan napas panjang ini pertanda aku tidak ingin membahasnya. Sudahlah, lupakan saja. Kini Sunny kembali dalam genggamanku, ia bahkan sudah menyadari bahwa tempatnya adalah di bawah kakiku. Haha! Itu bagus. Dia manis sekali.
Hari ini aku sengaja tidak menemuinya. Biar saja! Biar dia memikirkan apa yang kulakukan dengan Beomgyu sepanjang hari. Aku suka melihatnya cemburu.
Setelah membungkus tubuh habis mandiku dengan celana selutut dan kaos tanpa lengan, kubuka laci nakas untuk mengambil kotak rokok. Sunggingan tipis di wajahku menjelma, menarik segaris kurva yang meremehkan sebuah botol obat di dalam sana.
"Jake hyung akan membunuhku jika dia tahu aku bahkan tidak menyentuh obatku sama sekali," kekehku pelan.
Tapi memangnya siapa yang butuh obat sialan itu? Jake hyung selalu berlebihan. Sebatang sigaret jauh lebih nikmat dibandingkan segalanya, bukan? Setidaknya menurutku.
Begitu keluar dari kamar dengan batang rokok terapit bibir, kulihat Beomgyu sedang tenggelam dalam kesibukan hariannya. Ada beberapa lembar kertas yang tak kuketahui apa isinya terserak di meja ruang santai lengkap beserta laptop yang menyala.
Kuhela napas panjang. Ia tidak pernah berubah.
"Apa yang kau lakukan, sweetie?" Setelah meletakkan rokok ke asbak, kulingkari perutnya dengan lengan panjangku.
Ia berdecak, tampaknya sedang kesal.
"Yeonjun menyuruhku menyediki kasus bawah tanah yang baru-baru ini melibatkan Warga Negara Jepang. Tapi aku kesulitan melacaknya. Untuk itulah aku kemari."
Aku tahu ia merengek. Ia selalu seperti itu saat dihadapkan dengan kasus hukum. Kutenggelamkan wajahku di ceruk lehernya dan menyesap harum tubuhnya. Ah, aku jadi teringat aroma Sunny. Ia berferomon manis, ringan, namun sulit dilupakan.
"Apa yang bisa kulakukan untukmu?" tanyaku mencoba berbasa-basi.
"Tidak ada. Pengacara pemalas sepertimu sebaiknya duduk manis saja. Terakhir kau membantuku kau justru membuat target kabur, ingat?" tudingannya membuatku tertawa. Ia hanya tidak tahu aku sengaja melakukannya.
"Setidaknya biarkan aku berguna dengan memberimu saran atau semacamnya," ucapku sedikit memaksa. Bagaimanapun aku harus tahu kasus apa yang sedang ia tangani. Dunia bawah tanah adalah tambang emasku, jangan sampai tunanganku sendiri yang merusaknya.
"Ok, baiklah." Beomgyu berdeham, lalu memutar duduknya menghadapku sembari memegang sebuah kertas di tangan. "Pria ini terdeteksi sebagai bos narkoba dan salah satu anggota Yakuza Jepang. Mereka menyebutnya Key. What... Key? Tidakkah kau berpikir ini absurd, Prince? Mungkinkah sebenarnya dia wanita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔