33

1.9K 285 44
                                    


•Egosentris•

Prince pernah bahagia, tetapi tidak pernah sebahagia saat ia melihat Jungwon. Prince pernah jatuh cinta, tetapi tidak pernah seindah saat ia bertemu dengan Jungwon. Ia seperti menjelma menjadi orang lain saat bersama bocah kecil itu. Sikapnya mungkin masih seangkuh biasanya. Caranya berbicara juga masih sesombong biasanya. Ia bahkan tak segan menyilang kaki dan melipat tangan di dada saat memandangi Jungwon yang sedang bergelut dengan satu porsi besar ayam dan soda. Tetapi mata tidak akan pernah bisa menipu. Ada sesuatu yang luar biasa terpancar di sana, seperti pantulan kilau dari sebongkah berlian yang sedang ia tatap.

Yang membuatnya menyeringai saat menatap buah hatinya bukanlah kebencian seperti yang biasa ia hadiahkan kepada Sunny. Tetapi itu adalah ekspresi dari rasa tak percaya melihat Jungwon makan dengan begitu lahapnya. Seperti sedang kelaparan, sampai wajahnya kotor oleh saus keju.

Prince berdecak. Ia mengambil kotak tisu lalu melemparnya ke arah Jungwon. "Bersihkan wajahmu."

Jungwon tidak melakukannya. Ia hanya menatap Prince lekat lalu berkata sinis, "apa seperti itu seharusnya seorang ayah? Kasar sekali."

"Apa katamu?"

Jungwon memajukan wajahnya. "Bersihkan wajahku."

"Bukankah seharusnya anak bersikap sopan kepada orang tua?" Prince menaikkan satu alisnya.

Setelah berdecih, Jungwon menyandarkan punggungnya ke lidah kursi dan melipat kedua tangan di dada. Ia tampak jauh lebih dewasa daripada usianya, sehingga membuat Prince menahan tawa gelinya dengan dehaman pelan.

"Orang tua sepertimu tidak termasuk, tahu!" sinis Jungwon.

"Apa maksudmu? Memangnya aku kenapa?"

Jungwon menghela napas panjang. Sekarang ia tahu mengapa mamanya sangat membenci manusia di hadapannya ini. Bukan soal rupa maupun harta, tapi Prince benar-benar payah dalam hal mengambil hati orang lain dan juga tidak memiliki kesadaran diri. Dalam situasi seperti ini bukankah seharusnya Prince menunjukkan penyesalannya karena telah menelantarkan anaknya? Tapi ketimbang meminta maaf, ia justru tak henti-hentinya menyombongkan diri. Cih!

"Sudahlah, lupakan saja." Jungwon kembali menyantap makanannya.

"Uh? Hei, mana bisa? Kau harus memberiku penjelasan!" tutur Prince membuat Jungwon menatap sengit kepadanya.

"Tidak mau."

"Tidak bisa seperti itu. Kau seharusnya menyelesaikan apa yang sudah kau mulai. Kenapa kau berbicara setengah-setengah lalu menyuruhku melupakannya? Kau membuatku—"

"AKU BILANG TIDAK MAU!!" Jungwon geram sekali. Ia tak segan membungkam mulut Prince dengan nada tinggi dan pukulan di meja. Membuat pelanggan lain menatap tidak suka, sementara Prince membatu dengan rahang yang nyaris terlepas dari wajahnya.

"Heol!" Prince mendesis takjub melihat Jungwon memelototi dirinya.

•Egosentris•

Besok adalah hari ulang tahun Jungwon. Jadi hari ini Sunny sengaja pulang lebih awal untuk pergi berbelanja. Biasanya di hari ulang tahunnya, Jungwon selalu merengek agar mamanya tidak pergi bekerja. Meskipun jarang pergi bertamasya seperti keluarga pada umumnya, namun di hari special itu sebisa mungkin mereka selalu menghabiskan waktu bersama.

Langit masih terang saat Sunny berjalan pulang membawa dua kantong besar belanjaan yang ditenteng oleh Jay. Ia memang sengaja meminta tolong kepadanya karena bawaannya terlalu berat untuk Sunny, terlebih ia mengenakan kimono.

Jay sendiri tidak pernah keberatan membantu Sunny meskipun belakangan ini Prince selalu hadir dan mengganggu ketenangannya bersama Sunny. Jay jelas tidak menyukai keadaan itu, Jay jelas ingin bersikap egois seperti manusia kebanyakan. Tapi Jay juga tidak ingin kehilangan Sunny sebagai sahabat terbaik dan keluarga yang ia sayangi.

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang