•Egosentris•
Jantung Sunny berdebar kencang hingga terasa sakit di dada. Ia meremas kimononya sendiri, terlebih saat Prince mengambil duduk di sisinya dan membuat Sunny secara otomatis terapit dua alpha itu.
"Apa yang kau lakukan di sini, Prince?" tanya Heeseung.
Prince merogoh saku jasnya, mengambil sebuah kotak rokok dan menggigit salah satu isinya. Dengan sigap Sunny meraih korek api dari pangkuan Prince dan menyulutkan rokoknya. Itu bukanlah unsur kesengajaan, itu adalah reflek dari kebiasaan Sunny sebagai geisha.
"Aku bosan berada di hotel," jawab Prince sembari menyesap rokoknya.
"Aku akan mengajakmu juga seandainya aku tahu." Heeseung berkomentar kepada Prince, namun tatapannya terpatri pada orang-orang yang berlalu lalang.
Diam-diam Prince memperhatikan Sunny yang menjadi tak banyak berbicara sejak kedatangannya. Omega yang menarik. Ia tampak polos namun cerdas dan yang membuat Prince menyimpan rasa penasarannya adalah fakta bahwa Sunny tidak tersentuh. Ia menolak semua tawaran kencan bahkan dengan bayaran fantastis. It was extremely interesting.
"Haruskah kita menyewa kamar di Okiya Park? Geisha di sana cantik-cantik. Kurasa aku tidak akan kebosanan jika bermain dengan mereka." Prince memberi saran dan langsung ditertawai oleh Heeseung.
"Mereka bukan pelacur, Brengsek."
Sunny hanya terdiam, kedua tangannya masih mencengkeram kimononya. sejujurnya ia sangat tersinggung dengan komentar Prince yang terkesan memandang rendah para geisha. Terutama saat alpha jangkung itu berkata, "apa bedanya? Mereka sama-sama menjual senyuman manis pada dominan."
Sunny memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap Prince yang tampak begitu dekat dengan netranya.
"Jika Prince-sama berkenan untuk mengetahui apa dan siapakah geisha yang sesungguhnya, saya sangat mengharapakan kehadiran Anda di festival musim semi minggu depan." Sunny bertutur lembut dan sopan.
Senyuman di wajah Prince tersungging tipis dan meremehkan. Ia menyesap nikotin terakhirnya lalu membuangnya ke tanah dan menginjaknya. Tubuh jangkung itu berdiri, menyaku kedua tangan di kantong celana dengan angkuh.
"Heeseung-ah, sebaiknya kau berbicara dengan kakakku daripada menghabiskan waktumu dengan pelacur ini," ucapnya sebelum melangkah pergi, meninggalkan Sunny yang berusaha menyembunyikan tubuh gemetarnya.
Heeseung menyentuh bahunya. "Tolong maafkan dia. Prince memang kaku."
Sunny menatap Heeseung dan tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, Heeseung-sama."
•Egosentris•
Tidak apa-apa? Bohong saja. Karena begitu ia memasuki ruang santai okiya, tubuh Sunny langsung lunglai. Hampir saja ia terjatuh jika saja para maiko tidak sigap memegangi dirinya.
"Apa yang terjadi, Sunny-san?"
Sunny menggeleng lemah. Para junior membantunya duduk dan mengambilkan segelas air untuk diminum. Ia rasa dirinya tidak akan pernah sanggup bertemu dengan Prince lagi. Pria itu, tidak hanya wajah dan suara husky-nya yang mirip dengan Sunghoon. Bahkan tatapan sinisnya juga.
"Aku baik-baik saja. Aku hanya kelelahan." Sunny beralibi.
"Pulang dan istirahatlah, Sunny. Biar aku saja yang mengawasi anak-anak. Kau harus menjaga staminamu untuk pertunjukan minggu depan." Ryujin gadis yang baik, ia menggenggam tangan Sunny dan menatapnya khawatir.
"Maaf merepotkanmu," ujar Sunny.
Sepertinya Sunny berhutang terimakasih kepada Ryujin karena telah menyuruhnya pulang. Karena sesampainya di rumah, Sunny menemukan rumah dalam keadaan sepi. Ia lupa bahwa Jay sedang sibuk dan Jungwon di rumah seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔