10

2.9K 296 11
                                    

WARNING ⚠

Bab ini mengandung adegan NC 18+ yang berupa adegan kekerasan dan sensuality. Jika kamu berusia di bawah umur atau tidak bisa dengan adegan seperti ini sangat disarankan untuk tidak membaca.

———•Egosentris•———

Ia tampak seperti seorang gentleman. Ketika seorang Prince Solon menggendong tubuh Sunny dan membawanya ke dalam ryokan yang sama seperti tempo hari ia melecehkan geisha cantik itu. Namun sangat tidak gentleman saat ia melempar tubuh kecil itu ke atas ranjang dan menggagahinya tanpa persetujuan. Menghujani Sunny dengan kecupan-kecupan erotis.

Ia sepenuhnya mengabaikan Sunny yang meronta, menduduki paha omega cantik itu dan membuka paksa kimononya dengan beringas. Sunny tak henti-hentinya berusaha menghalangi Prince dan memohon padanya untuk tidak melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.

Namun Prince dan sikap kejamnya menolak untuk mengalah. Alpha jangkung itu justru menampar wajah Sunny keras-keras hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Senyum mengerikan tersungging di bibir Prince begitu melihat Sunny tidak lagi meronta, ia menceram rahang Sunny dan menjilat darah di bibirnya.

"Kau ingin kuikat seperti dulu, hm?" Prince menghempas wajah Sunny sebelum berdiri dan membuka ikat pinggang yang ia kenakan. "Aku sudah tahu tempat tinggalmu. Sebaiknya kau berhenti menolakku sebelum kutembaki kepala seluruh keluargamu."

Kedua mata sendu Sunny seketika membola. Secepat embus angin ia melompat dari ranjang dan duduk berlutut di kaki Prince.

"Andwe," cicitnya pilu.

"Wae?" kekeh Prince.

Sunny menggeleng sebagai jawabannya. Sementara Prince mengurungkan niatnya untuk melepaskan ikat pinggangnya. Kini ia membungkuk, kembali mencengkeram rahang Sunny seraya bertanya, "kau takut aku membunuh orang tuamu?"

Tidak ada satupun kalimat keluar dari bibir Sunny. Ia membungkam rapat-rapat mulutnya dan membiarkan Prince menelan mentah-mentah anggapannya yang sama sekali tidak benar. Itu jauh lebih baik daripada ia mengetahui keberadaan Jungwon.

"Ok." Prince melepaskan cengkeramannya lalu berdiri bertolak pinggang. "Aku tidak akan menyentuh keluargamu asalkan kau menjadi anjing penurut untukku."

Prince merasakan ada tarikan di celananya. Saat ia menegok ke bawah, rupanya Sunny memegangi kakinya seraya menggeleng dengan wajah sendunya.

"Jangan, Prince-sama." Ia mencicit.

Lengan Sunny dicengkeram, ditarik hingga tubuh Sunny kembali mendarat di atas ranjang yang memantul.

"Dengar, Kim Sunoo. Entah sebagai Sunny atau siapapun, sejak pertama kali kubasahi milikmu dengan milikku sepuluh tahun lalu, sejak saat itulah kutetapkan kau menjadi milikku."

Prince menyibak kimononya, meraba setiap jengkal tubuhnya sembari menatapnya dengan tatapan lapar. Lalu mengecup bahu Sunny sementara tangannya meremas pantat sintal omega itu.

"Jadi mau kuapakan kau, itu terserahku." Prince melanjutkan kalimatnya. "Ah, bagaimana jika kita sedikit bersenang-senang?"

Langkah Prince melebar, menuju sebuah lemari di sudut ruangan dan menghamburkan isinya ke atas ranjang. Sunny menatap horor sex toys yang terserak di ranjang. Prince mengambil salah satu dari sekian ukuran dildo dan menepukkan benda itu ke pipi Sunny.

"Bermainlah dengan mereka. Biarkan aku merasakan feromon liarmu memenuhi tempat ini."

•Egosentris•

Kenapa takdir tidak pernah bosan bermain dengan Sunny? Adakah kesalahan yang ia lakukan di masa lalu sehingga takdir seakan sengaja mengikat dirinya dengan dogma sesat yang Prince ucapkan?

Bahwa Sunny adalah miliknya.

Tapi sejak kapan? Sedangkan tiada sedetikpun dalam hidupnya Sunny pernah merasa dimiliki. Yang memeluk tubuhnya selama ini hanyalah pelecehan. Hinaan pada ciptaan illahi.

Sunny menangis. Ia hanya bisa menangis. Ketika kamera menyorot tubuh polosnya yang sedang memberi stimulasi kepada dirinya sendiri dengan alat-alat seks yang ia tak tahu apa namanya itu, ia hanya bisa menangis dan menjerit di dalam hati. Ini memalukan. Sangat memalukan. Ia dibiarkan tenggelam dalam desahan-desahan kenikmatan sementara Prince duduk melipat kaki di sofa, mengamati tubuh Sunny yang menggelinjang dengan ekspresi tak terbaca.

Bajingan itu jelas menuntutnya menjadi lebih menggoda lewat tatapan lekat, namun Sunny tidak bisa. Sunny tidak mampu melakukannya. Hal itu membuat kesabaran Prince mulai terkikis.

Satu persatu benda-benda di tubuh Prince ia lepaskan. Arloji, sepatu, jas, bahkan kemeja hitam yang membungkus bahu kokohnya. Sunny reflek memutup mata melihat pahatan seekor naga di punggung Prince, serta beberapa tato lain di lengannya. Belum lagi soal area sensitifnya yang kini tidak terbungkus apapun.

Ini mimpi buruk. Dan ya, ini memang mimpi buruk. Prince menaiki ranjang, menarik tubuh Sunny untuk duduk membelakangi dirinya.

"Kau memang tidak sempurna tanpaku," bisik Prince di telinga Sunny sebelum merapatkan dada bidangnya dengan punggung Sunny dan mulai memberi pijatan pada pangkal paha omega itu.

Tubuh ramping itu menggelinjang, kepalanya mendongak bersandarkan bahu lebar Prince, sementara bibirnya tak henti-hentinya mendesah. Sunny merasa sekujur tubuhnya panas. Sudah lama sekali sejak terakhir ia heat seperti ini. Belakangan ini ia memang sering melupakan jadwal minum obat penahan heat-nya karena terlalu tertekan dengan kehadiran Prince.

"Bagus, Sayang. Nikmatilah," bisik Prince sekali lagi.

Kenikmatan itu membuat tubuh Sunny terlempar ke depan, menunggingi Prince yang terus memijat miliknya. Ia meremas sprei kuat-kuat, alat-alat sialan itu sudah cukup membuatnya menderita, kini Prince membuatnya semakin menderita dengan tangan kosongnya. Juga dengan lesakan pada liang senggamanya yang membuatnya mengejang seketika.

Sunny membenamkan wajahnya ke matras yang memantul, remasan tangannya semakin kuat seiring gigi-giginya yang beradu. Di antara malu dan nikmat Sunny tergugu dalam tangis. Benda yang dibencinya kini kembali memenuhi lubang senggamanya, memanjakan diri dengan kenikmatan yang tidak pernah Sunny setujui.

Sepertinya Prince itu memanglah seorang maniak. Di antara tumbukan kasarnya ia mencengkeram rambut Sunny agar mendongak, memamerkan wajah merah yang mendesah ke lensa kamera.

Tidak ada hal lain yang Sunny inginkan selain berakhirnya permainan ini. Tapi Prince tidak sependapat dengannya. Alpha itu justru menarik rambut Sunny yang memeluk tubuhnya yang merapat dengan tubuh Prince. Tangan besarnya memberi pijatan erotis lagi pada Sunny, sementara bibir plumnya tak menggambar bekas kecupan di leher, bahu dan tengkuk Sunny.

Desahan panjang mengalun dari bibir Sunny, mengiringi sperma yang keluar mengotori tangan Prince. Tubuhnya melemas seketika hingga Prince harus menompangnya dengan pelukan. Sedangkan lubangnya terus ditumbuk tanpa ampun. Prince juga memasukkan tangan kotornya ke dalam mulut Sunny, memaksa omega cantik itu untuk menelan kembali spermanya kembali.

• To Be Continue •

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang