•Egosentris•
Jake baru saja membuka pintu kamar saat ia melihat Prince menduduki tubuh bawah Sunny dan menceram lehernya. Sunny sendiri tidak tinggal diam, ia meronta meminta dilepaskan namun Prince mengabaikannya. Hal itu membuat Jake reflek berlari ke arahnya hingga tanpa sadar melepaskan genggamannya pada nampan yang ia pegang.
"Prince!" Jake menarik lengan adiknya, namun Prince justru menepisnya sehingga Jake terlempar ke belakang dan punggungnya menabrak nakas.
"Heeseung! Heeseung!!" teriak Jake sembari memegangi pinggangnya yang sakit.
Tak perlu waktu lama pria berkemeja putih datang bersama dua bodyguard yang langsung mencengkeram kedua lengan Prince hingga alpha jangkung itu melepaskan cekikannya.
Sementara Prince berteriak-teriak, menyumpah-serapahi segala sesuatu mengenai Sunny, Sunny meraup udara sebanyak-banyaknya hingga terbatuk-batuk, merangkak di atas ranjang sembari memegangi lehernya yang sangat sakit bahkan untuk sekedar menelan ludah.
"Apa yang terjadi?" tanya Heeseung sembari membantu suami mungilnya berdiri.
Jake tidak menjawab, ia paham benar kondisi adiknya. Tanpa guncangan, ia tidak akan bertindak seekstrim tadi. Jake menatap Prince yang kembali dikuasai amarah, lalu berdecak saat melihat San hendak memborgolnya kembali.
"Kau tidak perlu melakukannya, San." Ucapan Jake membuat San menatap heran.
"Itu tidak akan lama." Ia melanjutkan.
Awalnya San ragu dengan apa yang dikatakan Jake, ia tetap sigap memegangi tubuh tuan mudanya untuk berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk. Sementara di atas ranjang, tubuh Sunny gemetaran hebat. Ia masih memegangi lehernya saat airmatanya luruh membasahi pipi. Tak lama kamar mewah itu dipenuhi feromon ketakutan Sunny. Heeseung hendak mendekati Sunny, setidaknya memberi perhatian untuk seseorang yang terluka karena adik iparnya. Namun Jake menahan suaminya, karena disanalah ucapan Jake terbukti.
Saat melihat keadaan Sunny, perlahan amarah Prince mereda. Ia seperti menjelma menjadi seseorang yang berbeda. Ia menghempaskan cengkeraman San dan merangkak naik ke atas ranjang, lalu meraih tubuh kurus Sunny untuk ia peluk dan ia ciumi bertubi-tubi, membuat Sunny berusaha melepaskan diri dengan mendorong tubuh Prince.
"Biarkan dia, Sunny."
Sunny menghentikan gerakan tangannya, menatap Jake yang mendekat kepadanya dan duduk di sampingnya. Sedangkan Heeseung dengan sigap menyuruh bodyguard-nya membersihkan beling-beling yang bercecer di lantai.
"Usaplah punggung Prince." Jake memerintah.
Awalnya Sunny ragu-ragu, tapi ia melakukannya. Kemudian Jake menyuruhnya melakukan hal yang lain.
"Tanyakan dengan manis, dia kenapa?"
Sunny mengerjap beberapa kali sebelum mengulangi ucapan Jake. "Prince-sama, ada apa?"
"Kau ketakutan," jawab Prince, dan Sunny melirik ke arah Jake.
"Apa yang kau rasakan?" ucap Jake dan Sunny mengikutinya.
"Kau memanggilku. Menyuruhku datang untuk memelukmu."
Jake mengerut dahi. Seakan mendapatkan sebuah rumus yang harus ia pecahkan.
"Sekarang dorong dia dan katakan bahwa kau membencinya," peritah Jake kepada Sunny.
Sunny menurutinya, berkata dengan sinis bahwa ia membenci Prince, dan hasilnya membuat Jake terkejut. Prince mencengkeram rahang Sunny dan meneriakinya, "KAU MILIKKU, SUNOO!! KAU TIDAK BERHAK MEMBENCIKU!! TEMPATMU ADALAH DI SISIKU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔