Akutuh pengen masukin lagu Singularity biar jd bgm pas baca bab ini tp gak bisa2 dr tadi -_-
Kesel bgt!!
Dahlah• Egosentris •
"Saya tidak merasa memiliki kewajiban kepada Prince-sama. Andalah yang paling berkewajiban untuk merawatnya." Setelah sekian kali menolak, rangkaian kalimat inilah yang berhasil menghentikan Beomgyu untuk memaksa Sunny menuruti kemauannya.
Ia tertawa sumbang, jemarinya meremas cangkir dalam genggaman. Wajah cantiknya perlahan memerah, siap menumpahkan setiap butiran air mata.
"Aku sangat mencintainya." Beomgyu mencicit. "Tapi aku terikat sumpah kepada Negara. Untuk kesekian kali aku gagal menjadikan dia yang utama dalam hidupku."
Sunny hanya menatapnya dengan tatapan lembut meski dalam hatinya ingin menertawai betapa bodoh orang yang mencintai seorang bajingan seperti Park Sunghoon.
"Kau tidak akan mengerti, Sunny. Aku tidak mengenal siapapun di Jepang selain kau. Meskipun kami membawa Prince ke Korea, tetap saja tidak akan ada yang merawatnya. Pembantu? Suster? Mereka yang hanya mencari uang? Aku mana mungkin percaya? Sementara kau, aku bisa melihat Prince sangat menyukaimu. Kau pun omega yang luar biasa."
Sunny mengambil sapu tangan dari saku kimononya lalu memberikannya kepada Beomgyu. "Saya sangat mengerti, Tuan. Tetapi tidakkah anda juga seharusnya mengerti saya? Apa yang harus saya katakan kepada kekasih saya jika dia bertanya mengapa saya harus merawat alpha lain?"
"Kau memiliki kekasih?"
"Tentu. Geisha diperbolehkan melepas masa lajangnya kapan saja setelah kami lulus menjadi maiko." Sunny tersenyum manis dalam kebohongan yang ia ciptakan.
Helaan napas berat keluar dari paru-paru Beomgyu. Setelah mendengar ucapan Sunny ia merasa telah mengambil keputusan yang tepat. Meskipun agak berat pada awalnya, namun setelah ia tahu Sunny memiliki kekasih, hatinya terasa lebih tenang sekarang. Ia mengambil sesuatu di dalam saku jaket hitamnya dan meletakkannya di atas meja.
"Ini kunci rumah Prince. Jenguklah kapanpun kau sempat. Kakaknya akan jarang menemaninya jadi dia akan lebih banyak merasa kesepian. Ajaklah kekasihmu, kurasa mereka bisa berteman." Beomgyu melempar sebuah senyuman kepada Sunny sebelum beranjak dari duduknya. "Aku pergi sekarang."
Sunny meremas kimononya. Tatapan nyalangnya terpatri pada benda yang Beomgyu tinggalkan di atas meja. Perlahan mata Sunny tertutup bersama helaan napas pelan. Ada amarah dalam dirinya yang menuntut sebuah ketetapan takdir yang ia rasa sangat tidak adil. Mengenai alasan ia selalu terlibat dengan Prince seolah keduanya tengah berada dalam satu pusara yang mengombang-ambingkan. Sunny tidak menyukai ini. Bahkan saat ia meraba dirinya sendiri dan merasakan bekas pelukan Prince ada disana, ia merasa kotor.
Sejak awal ia memanglah omega yang telah dikotori oleh tangan bengis Prince. Sejak awal takdir tidak pernah berniat baik kepadanya. Haruskah ia merasa iri kepada Beomgyu? Setidaknya ia memiliki perasaan cinta meskipun cintanya berlabuh kepada orang yang salah. Sedangkah Sunny? Pernahkan ia merindu kepada Prince? Tentu saja pernah, dalam fragmen kehidupan dimana hanya berisi kata seandainya.
Seandainya Prince merhargainya sebagai manusia.
Seandainya Jungwon terlahir dari kedua orang tua yang utuh.
Seandainya saat itu Prince mengatakan bahwa ia mencintai Sunny.
Dan seandainya-seandainya lain yang hanya menjadi angan dan tidak pernah berubah menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔