•Egosentris•Omong-omong soal selera makan Sunny yang menurun, Jake jadi curiga. Sunny memang bukanlah omega yang gemar makan dalam porsi besar, tetapi belakangan ini nafsu makannya bahkan jauh lebih buruk dari seseorang yang sedang menjalani diet ketat. Terkadang ia bahkan hanya memakan sepotong cokelat saja. Sialnya lagi, Prince seakan buta dengan kondisi kekasihnya.
Jake menutup buku yang ia baca, membuka kacamata yang bertengger di hidungnya lalu meletakkannya di meja. Menoleh ke samping, melihat Prince dan Jungwon yang kini sedang berada di ruang santai bersamanya. Menikmati siang sebagai keluarga yang sebenarnya.
Mendapati Jungwon begitu asyik bermain pedang buatan dengan sang ayah, timbul sebuah pemikiran di kepala Jake. Ia memikirkan Sunny. Ia harus berbicara empat mata dengannya.
"Jungwon, di mana Mama?" tanyanya.
Jungwon menghentikan tebasan pedang mainannya yang nyaris mengenai kaki Prince, lalu menoleh. "Di kamar."
"Papa akan menemui Mama, Jungwon jaga Daddy. Jika Daddy nakal, tarik saja telinganya." Jake terkekeh setelah mengatakannya. Apalagi saat Prince memelototi dirinya dan melempar boneka karet kepadanya.
"Yaa! Daddy jangan melempari Papa!"
"Akh!" Prince memekik saat Jungwon menabrak punggungnya dan melingkari lehernya dengan lengan. Sedangkan Jungwon sepertinya puas sekali bisa mencekik ayahnya.
Sebelum memasuki kamar Sunny, Jake telah lebih dulu mampir ke kamarnya untuk mengambil sesuatu. Saat Jake memasuki kamar adiknya, Sunny terlihat sedang beristirahat di atas ranjang sembari menonton televisi. Membuat Jake tersenyum lembut melihatnya.
"Boleh aku masuk?" tanyanya.
"Ah, Hyung. Kemarilah." Sunny memperbaiki duduknya. Ia terlihat lemah dan malas. Terbukti dari rambut panjangnya yang tumben sekali tidak rapi.
Jake duduk di sampingnya, menyisir rambutnya dengan tangan. "Apa kau sakit?"
Ada sesuatu yang membuat dada Sunny berdesir. Di tempat ini ia benar-benar mendapatkan keluarga, tidak hanya kekasih. Sunny rasa gagasan bahwa Tuhan akan selalu adil adalah benar. Setelah bertahun-tahun berjuang seorang diri, kini ia mendapatkan imbalannya.
"Aku hanya kelelahan. Semua ini ulah adikmu." Sunny menggerutu, membuat kekehan tawa keluar dari bibir tebal Jake.
Jake meraih tangan Sunny, lalu mengusapnya lembut. "Aku tahu ini ulah adikku, tapi kurasa ini bukan sekedar kelelahan saja."
Sunny mengerut dahi. "Apa yang kau maksud, Hyung?"
"Kurasa sudah saatnya." Jake mengambil sesuatu dari dalam saku kemejanya lalu meletakkannya di telapak tangan Sunny.
Sang omega cantik menatapnya penuh tanda tanya. Ia terkekeh pelan kala telah menangkap apa yang sedang Jake coba sampaikan.
"Kurasa kau berlebihan," tutur Sunny sembari mendorong lembut benda yang Jake berikan.
"Aku seorang dokter, jika kau lupa."
Helaan napas terdengar dari bibir Sunny. Ia menyerah. Jake dan Prince itu sama jika soal prinsip dan dogma. Mereka sama-sama keras kepala. Lihat saja bagaimana tegasnya Jake kepada Heeseung seakan yang menjadi dominan di dalam rumah tangga mereka adalah ia, bukannya Lee Heeseung.
"Baiklah. Akan kucoba."
Sembari melangkah ke kamar mandi, ia merapikan rambut panjangnya. Menguncirnya tinggi agar tidak mengganggu. Sesungguhnya ia tidak yakin dengan ini. Hanya karena ia tidak berselera makan, Jake langsung berekspektasi bahwa ia hamil dan Jake bahkan memberinya alat tes kehamilan. Bukankah itu berlebihan? Atau mungkinkah itu memang sifat alamiah seorang dokter?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL
Fanfiction⚠️Boys Love ⚠️ABO/Mpreg ⚠️Mafia ⚠️Red Flag ⚠️Mature ⛔Harap bijak memilih bacaan⛔