21

1.8K 263 26
                                    


•Egosentris•

Beberapa remaja duduk berjajar di teras bagian sisi dalam okiya, di depan mereka terdapat sebuah ember berisi air es. Sunny berjalan hilir mudik di hadapan mereka sembari memberikan materi mengenai alat musik tradisional yang akan mereka pelajari.

Selain menari dan menyanyi, Sunny memang pandai memainkan kecapi. Dalam proses mempelajarinya pun tidak mudah. Para maiko diharuskan merendam tangannya di dalam air es selama waktu-waktu tertentu sebelum memulai cara memainkannya.

Dan itulah yang sedang Sunny terapkan pada para juniornya. Saat Sunny memerintahkan para remaja memasukkan tangannya ke dalam air es, beberapa di antara mereka tampak menahan diri sekuat tenaga dalam dingin, sementara beberapa yang ragu-ragu langsung mendapatkan pukulan di tangan menggunakan rotan.

Prince baru saja tiba bersama Beomgyu saat tidak sengaja melihat hal tersebut dari jendela ruang resepsionis yang mengarah ke bagian belakang okiya. Prince bersendekap, membebankan sebagian berat tubuhnya ke dekat jendela untuk menikmati pemandangan yang ia suka. Sunny terlihat sangat tegas namun begitu lemah lembut di saat bersamaan. Bukankah itu sikap yang sangat elegan? Hal itu serta merta menampar Prince secara tak kasat mata dari penilaian yang kerap ia layangkan untuk Sunny. Mengenai jalang dan seorang rendahan, terutama.

Angannya yang sempat melambung terpecah oleh sentuhan Beomgyu di lengannya, memaksanya melemparkan senyum simpul untuk tunangannya.

"Mereka bilang kita harus menunggu di ruang teh. Mereka akan memanggil Sunny," tutur Beomgyu.

Prince menyematkan telapak tangannya di punggung Beomgyu, mengiringnya memasuki okiya lebih dalam sembari berkata, "ayo."

Mereka baru akan memasuki ruang teh yang mereka pesan saat terdengar pintu ruang sebelah digeser, menampakkan K baru saja keluar dari sana bersama Eui Joo. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas itu pembahasan yang menyenangkan jika dilihat dari bagaimana tawa kecil menghiasi wajah keduanya. Ah, jika diingat-ingat antara ia dan Sunny belum pernah seperti itu.

"Hei, Prince. Kau di sini?" K merentangkan tangannya begitu melihat kedatangan Prince, keduanya saling berjabat tangan ala lelaki setelahnya.

"Dan ini...." K menatap Beomgyu dengan bimbang.

"Tunanganku." Prince menyahutinya dan dibalas anggukan beserta senyuman manis yang dibuat-buat oleh K.

Jadi makhluk kecil itu yang ingin menangkapku? Batinnya.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi." K membungkuk sesaat sebelum melanjutkan langkah kakinya.

Sementara tatapan Beomgyu tak bergeser seincipun dari dirinya hingga K menghilang di balik pintu.

"Siapa dia?" Beomgyu penasaran.

"Seorang kenalan. Wae?"

"Wajahnya tidak asing. Apakah dia pernah ke Boston sebelumnya?"

Prince mengendik bahu, berpura-pura acuh dengan memasuki ruang teh mendahului Beomgyu.

Hanya butuh waktu tak sampai sepuluh menit bagi Prince dan Beomgyu menunggu kehadiran Sunny. Omega cantik itu tidak sendirian, ia membawa seorang gadis cantik ber-makeup tebal ala maiko bersamanya. Gadis itu terlihat sangat gugup saat meletakkan nampan berisi teko teh ke atas meja. Tangannya gemetaran hingga Sunny tidak segan memukulnya dengan rotan. Sorot matanya menatap gadis itu sinis, namun kembali melembut ketika pandangannya bertemu dengan obsidian kelam Prince.

"Apa itu tidak berlebihan, Sunny?" Beomgyu mengerut dahi, menatap iba pada tangan maiko yang kini memerah.

"Menjadi geisha bukan hanya tentang kecantikan, Gyu-sama." Sunny meletakkan cangkir teh yang telah terisi ke depan Beomgyu. "Geisha adalah keindahan yang hanya bisa dilihat tanpa dinikmati." lalu Sunny meletakkan teh serupa ke depan Prince.

[ON GOING] Egosentris || Sunsun BL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang