Jennie menatap dirinya yang kacau di cermin wastafel. Mulut nya masih memiliki sedikit jejak muntah dan ekspresi wajah nya tidak sedikitpun menunjukan kebahagiaan.
"Jen? Kau baik-baik saja?"
Suara Irene terdengar khawatir di balik pintu kamar mandi nya.
Saat ini mereka, yakni Seulgi, Wendy, dan Irene tengah berkumpul di apartemen Jennie untuk membahas permasalahan dengan perusahaan AnD.
Saat waktunya makan malam. Seulgi memutuskan memesan Delivery untuk mereka berempat dan setelah makanan tiba, Seulgi yang kelaparan segera membukanya.
Bau Ayam Jahe Saos tiram segera tercium di indra ketiga orang tersebut membuat mereka lapar. Tapi, hal lain berbeda dengan satu orang lagi.
Jennie, yang menciun bau jahe dan bawang putih seketika merasakan perut nya bergejolak. Rasa mual yang amat sangat langsung melanda dirinya.
Tanpa memperdulikan tatapan khawatir ketiga teman nya. Jennie bergegas ke kamar mandi untuk menumpahkan isi perut nya. Sayangnya, hanya cairan bening yang berhasil keluar dan rasa pait memenuhi rongga mulut nya.
Dan disini lah dia, Bingung dengan kondisinya sendiri. Setelah mendengar suara Irene. Jennie bergegas menyeka mulut nya. Dia mengecek seluruh penampilan nya di cermin wastafel, merasa semua baik-baik saja. Jennie perlahan membuka pintu dan seperti yang dia harapkan wajah khawatir Irene menyambutnya.
"Jen? Are you okay?" Tanya Irene sekali lagi.
"Ya." Jawab Jennie singkat sebelum berjalan melewati Irene yang berdiri di depan nya.
"Jen," Irene tiba-tiba meraih tangan Jennie, menyebabkannya berhenti "jika kau merasa tidak enak. Beritahu aku. Oke?"
Jennie hanya mengangguk sebagai respon. Dia perlahan melepaskan tangan Irene dari pergelangan tangan nya. "Aku baik-baik saja Unnie, Sungguh." Ucap Jennie menyakinkan.
Irene hanya diam, Dia tau Jennie lebih baik. Jika Jennie tidak ingin cerita. Maka sekeras apapun dia memaksanya untuk berbicara semakin diri Jennie tertutup akan hal itu. Maka dari itu Irene memilih untuk diam saat ini, menunggu Jennie terbuka dengan sendirinya.
"Jen? Kamu gak makan?" Tanya Irene lagi saat tau Jennie memutuskan kembali ke kamar nya daripada kembali ke ruang tamu.
"Gak Unnie, aku lelah ingin istirahat sebentar. Kalian makan aja." Ucap Jennie sambil berjalan kearah kamarnya.
"Kau habis muntah Jen. Perutmu kondisi kosong sekarang. Kau harus makan!" Ucap Irene tegas saat melihat Jennie terus berjalan kearah kamar nya.
"Ruby Jane!"
"Aku gak napsu makan Unnie!" Ucap Jennie sambil menatap Irene keras kepala. Tanganya sudah memegang kenop pintu kamar nya bersiap untuk masuk.
Jennie keras kepala? Ya. Tapi siapa yang bisa melawan Jennie yang keras kepala? Tentu saja Kim Joohyun atau Nyai Irene orang nya.
Jennie keras kepala? Maka Irene lebih keras kepala.
Irene menatap Jennie yang berdiri didepan pintu kamar nya dengan wajah datar. "Makan, Jennie."
"Gak!"
"Makan!"
"Gak!"
"Makan!"
Mereka saling menatap dengan sengit, beradu siapa yang menjadi paling keras kepala diantara mereka.
"Haaa... " Jennie akhir nya mengalah, mengalihkan pandangan kearah lain, tidak berani menatap Irene. "Oke Unnie, aku akan makan. Tapi, tidak dengan yang di pesan Seulgi Unnie. Dari bau nya saja udah bikin aku muntah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanfictionRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...