Rose meringis saat merasakan rasa sakit yang menyengat dari pangkal jari kelingking. Namun, naas, Rose bahkan tidak bisa merasakan jari nya lagi.
"Lihat? Itu mudah. Kim Jisoo akan segera datang dan kita akan memulai permainan nya" Ucap Seunghyun dengan senyum miring, menatap penuh celaan kearah anak dari teman nya itu.
"Paman akan membayar ini" Ucap Rose dengan dingin, meski darah masih menetes dari bekas jari nya yang terpotong. Wajah nya terlihat pucat akibat rasa sakit dan banyak kehilangan darah.
"Apa kau tidak sadar situasi? Kalian jelas kalah" Seunghyun berucap dengan bangga. "Kau kira aku tidak ada antisipasi apapun, Rose? Aku sudah meletakan banyak anak buah ku di jalan. Meski Kim Jisoo meminta bantuan Appa nya. Bantuan itu akan datang terlambat dan saat itu, permainan kita akan selesai"
Rose hanya diam. Tapi tatapan penuh penghinaan tidak lepas dari wajahnya. Tidak ada rada takut, Frustasi, ataupun kemarahan. Entah kenapa, Tatapan mata yang seperti itu justru menimbulkan rasa tidak nyaman di diri seunghyun.
Pasalnya, Berapa umur dari bocah ini? Meskipun mentalnya dilatih dengan baik oleh keluarga. Anak seumuran Rose, yang baru berusia 18tahun, pasti akan menangis ataupun menghardik marah kearahnya.
Memohon ataupun mengirimkan banyak kutukan dan sumpah serapah karena sudah menculik dan mengkhianati keluarga nya.
Mata bertemu mata. Tatapan tidak kenal takut benar-benar membuat diri Seunghyun merinding. Rasa bahaya tiba-tiba Seunghyun rasakan. Seakan dirinya sedang bertatapan dengan seorang iblis yang terkunci.
"Kau punya rencana?"
Pertanyaan terlontar. Berhasil membuat kekehan kecil keluar dari bibir Rose.
"Ya" Bukanya mengelak. Jawaban jujur justru keluar dari bibir yang tampak pucat itu. Senyum miring tercipta saat sebuah kalimat kembali terucap. "Renaca yang bisa membuat Paman membusuk di neraka."
"Kau---"
"Bos!"
Panggilan nyaring menggelegar di gudang yang suram itu. Seunghyun yang ingin mengintrogasi Rose lebih lanjut harus terhenti saat salah satu anak buah nya berlarian kearahnya, siap untuk memberi laporan terkini.
"Bos, helikopter asing tipe royal lynx Mk8 terlihat mendekat dari arah barat laut sejauh 20kilometer."
"Royal lynx?" Seunghyun mengulangi. Matanya tidak lepas dari Rose. Dia sedikit tersenyum saat melihat sedikit kerutan tidak nyaman dari anak teman nya itu.
"Biarkan mendarat. Itu pasti Kim Jisoo" Seunghyun memerintahkan. Dia lalu menarik kursi untuknya duduk. Kakinya bersilang saat salah satu tangan menyangga dagunya. "Mari kita lihat, Rencana apa yang bisa dilakukan Nona Park untuk menyelamatkan sepupu tercintanya dan mengirim ku ke neraka."
Mata tajam Rose melirik kearah Seunghyun sekilas sebelum pandangannya jatuh pada pintu gudang yang tertutup rapat di depan nya.
Dibalik wajah Rose yang pucat dan tanpa ekspresi. Andai Seunghyun tau. Pikiran nya bekerja lebih cepat daripada kecepatan manusia bernapas.
Dan Seunghyun benar. Saat sepertinya dia sudah berhadapan dengan iblis.
*
*
*Suara baling-baling helikopter terdengar memekakan telinga. Jisoo menatap dengan dingin tanah Luas di bawahnya.
Tidak ada tempat untuk mendarat. Banyak kotak-kotak kontainer kosong yang di tata sedemikian rupa hingga semua space hanya cukup untuk di lewati satu mobil saja.
Dan jika dilihat dari atas. Tempat ini seperti labirin raksasa dimana kotak kontainer berfungi sebagai dinding labirin.
"Nona, dimana kita mendarat?" Tanya Sang pilot.
![](https://img.wattpad.com/cover/324938388-288-k478348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanfictionRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...